.
Monday, November 11, 2024

Awalnya Pinjaman, Disulap Sebagai Bek, Kini Kavling Posisi Utama

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Melihat Konsistensi Achmad Maulana Syarif, Pemain Muda Arema FC

Namanya melejit dalam dua musim terakhir. Sosok pemain muda yang sebelumnya masih jarang terdengar namanya, kini Bek Arema FC Achmad Maulana Syarif menjadi salah satu idola. Ia bahkan tak tergantikan di sektor pertahanan Singo Edan.

MALANG POSCO MEDIA – Keputusan Achmad Maulana untuk meninggalkan Persija Jakarta di musim 2023/2024 lalu, bisa jadi adalah keputusan terbesar yang tak akan disesali Achmad Maulana. Sebagai pemain yang baru mentas dari tim junior, dan dipromosikan ke skuad senior Macan Kemayoran, Achmad tentunya memiliki kesempatan untuk memikat pecinta sepak bola di Indonesia, khususnya pendukung Persija. 

- Advertisement -

Apalagi  dia juga sempat memiliki kesempatan bergabung dengan skuad Timnas U-20 di antara tahun 2022-2023. 

Akan tetapi, jelang kompetisi dia mendapatkan kabar yang membuatnya harus memilih. Bertahan tapi sulit dapat jam terbang, atau menerima tawaran pindah ke Arema FC dengan status pinjaman.

Kebetulan di awal musim lalu, Singo Edan tengah menyiapkan skuad dengan materi banyak pemain muda dan baru saja berpisah dengan banyak pemain berpengalaman.

“Dulu awal masuk Arema FC itu status pinjaman dari Persija. Saya kurang tahu lebih proses jelasnya antara manajemen seperti apa. Cuma pas H- seminggu berangkat ke Malang tuh, manajemen Persija ngasih kabar. ‘Kalau stay di Persija kamu gak bakal dapat jam bermain’,” kata Achmad Maulana.

Lalu, opsi berikutnya adalah pinjaman. Ada sejumlah opsi klub yang bisa menjadi timnya selanjutnya.

“Akhirnya mereka kasih opsi pinjaman dan berjodoh sama Arema karena dulu itu ada beberapa klub yang minat,” sebut pemain berusia 21 tahun tersebut.

Achmad datang dengan Ginanjar Wahyu kala itu. Di tengah musim, opsinya berubah. Tak lagi pinjaman. Namun permanen.

Arema FC mengajukan opsi mempermanenkan pemain asal Bandung tersebut. Bersama Ginanjar pula. Kala itu, opsi permanen muncul karena Persija menginginkan striker Gustavo Almeida.

“Alhamdulillah berjodoh dan masih terus di sini,” beber dia kepada Malang Posco Media.

Performanya di musim lalu menjadi dasar Arema FC mempermanenkan pemain yang memiliki caps 13 kali main bersama Timnas U-20 tersebut. Achmad tak mempermasalahkan dia harus berubah posisi, dari seorang gelandang menjadi full back. Dari dia yang harus bekerja keras di area tengah permainan, kini operasi mainnya di sisi bek sayap Singo Edan.

Bermain sebagai bek sayap, baik di kiri atau kanan, juga sebagai gelandang bertahan, sama baiknya dia jalani. Bahkan dalam satu pertandingan,  ia bisa memulai bermain di posisi bek kanan, lalu dipindah ke posisi kiri ketika Alfarizi ditarik. Ternyata, ada sejarahnya dia sangat cepat beradaptasi.

“Saya terbiasa sejak SSB bermain di banyak posisi. Entah itu striker, winger, wing back dan gelandang. Momennya, mungkin pelatih tahu posisi di mana saya dibutuhkan untuk tim. Sebelumnya, saya pernah main bek sayap ketika Poprov di Kota Bandung,” urai Achmad.

Tahun ini, Achmad pun tak kehilangan posisi di starting eleven. Padahal, di posisi yang sama masih ada Rifad Marasabessy, juga Bayu Setiawan. Tapi Mamad, begitu rekan-rekannya biasa memanggilnya, bisa mengkavling posisi bek kanan. Dia baru berpindah ke kiri, sesuai kebutuhan atau strategi tim.

Tampaknya, ada hal yang tak bisa dinafikan mengapa dia cepat beradaptasi di berbagai posisi dalam permainan sepak bola. Achmad lahir dari keluarga sepak bola, yang membuatnya dapat banyak masukan ketika menjalankan posisi baru. Kakak dan almarhum ayahnya merupakan mantan pesepak bola profesional.

“Dulu, kakak dan almarhum ayah sering main di bek sayap kanan maupun kiri. Jadi saya banyak bertanya waktu itu. Dan arahannya sangat membantu sekali,” sebut dia.

Selain itu, saat SSB Mamad juga sudah menjalani berbagai posisi. Hanya satu yang tidak, yakni kiper. Itu larangan dari orang tuanya.

 “Dulu posisi apa saja boleh. Kecuali jadi kiper. Hahaha,” kenang dia.

Ia  juga sempat lama jadi seorang striker ketika masih SSB. Posisi yang sama dengan bintang idolanya dari Brasil, Neymar.

“Tapi lama-lama posisi saya bergeser dari penyerang ke belakang. Sebenarnya tidak masalah. Justru sekarang saya tidak suka jadi penyerang. Kenapa? Hanya menunggu bola. Kalau di area pertahanan, lebih aktif bermain rasanya,” tambah pemain yang memiliki gaya main agresif tersebut.

Musim 2024/2025, juga sudah dimulainya dengan baik. Penampilan apiknya bersama Arema FC, berbuah juara Piala Presiden 2024. Bersama Arkhan Fikri, ia nyaris tak tergantikan sebagai pemain muda.

Dia bersyukur karena bisa berkontribusi maksimal untuk tim yang mempercayainya. Juga pelatih yang memilihnya.

Dia juga sudah dua kali masuk best eleven selama tujuh pekan awal kompetisi berjalan. Kemudian, terpilih pula sebagai best player di salah satu week.

Ada salah satu kiat baginya bisa konsisten. Mamad suka melihat rekaman dan statistik performanya. Evaluasi mandiri adalah tujuannya. Sehingga, dia akan meningkatkan berbagai aspek dari record yang didapatinya.

“Melihat statistik permainan sendiri itu bisa jadi motivasi. Tidak ada poin khusus yang saya perhatikan. Tetapi, setiap pertandingan, statistik secara umum harus meningkat. Jangan sampai turun,” tegas pemilik caps 28 kali main di musim lalu.

Kini, Achmad juga semakin memiliki nama di Arema FC dan publik Malang. Dia jadi salah satu idola Aremania. Banyak suporter yang kerap memintanya berfoto. Hal ini diiringi dengan sosoknya yang termasuk terhitung ramah. Mamad juga terpantau kerap melihat dan join kegiatan fun football, atau bahkan pernah diminta jadi coach tim sepak bola salah satu sekolah yang mengikuti sebuah turnamen kelompok umur. (ley/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img