.
Thursday, December 12, 2024

Evan Dimas Darmono dan Hobi Memelihara Kucing Ras

Awalnya Trauma Dicakar, Kini Jadi Teman Usir Penat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Dulu, Evan Dimas Darmono, geladang Arema FC takut kucing. Dia memiliki rasa trauma karena pernah dicakar semasa kecil. Namun, kini seolah menjadi cat lover. Ada puluhan kucing mahal yang dipeliharanya bersama sang istri Dewi Zahrani.

Rumah Evan Dimas di kawasan Ngemplak, Surabaya menjadi tempat memelihara kucing. Dia bahkan  menyiapkan satu ruang khusus untuk kucing-kucingnya. Jenisnya beragam, ada British, Scottish, Ragdoll hingga Maine Coon.

“Ya ada satu ruangan, sama dengan ukuran kamar. Untuk membuat rumah-rumah kucing tersebut,” ujar Evan Dimas mengawali ceritanya.

Evan Dimas mengakui awalnya takut kucing. Sebab, saat kecil ia pernah dicakar sehingga sampai dewasa takut dengan hewan berbulu lembut tersebut.

Namun semua berubah saat menikah. Apalagi, di 2020 lalu terjadi pandemi Covid-19. Lebih banyak kegiatan di rumah karena vakumnya kompetisi, akhirnya memelihara dan breeding (mengembangbiakkan) kucing.

“Yang suka sebenarnya istri. Tapi saya coba dikenalin lah istilahnya, walau sebenarnya trauma dicakar yang membuat saya takut sampai besar. Istri saya bilang, kalau kucing di-breeding itu nggak nakal, tidak menggigit,” paparnya.

Lalu dimulailah mereka memelihara kucing. Adopsi pertama di awal tahun 2020. Jenis kucing impor dari Amerika Serikat, Ragdoll.  Kucing jenis ini memiliki karakteristik tubuh panjang dan besar dengan bulu yang tumbuh lebat. Namun  meski berperawakan besar, kucing tersebut termasuk jinak dan manja.

Setelah itu dia pun keterusan adopsi jenis lainnya. Seperti British dari Inggris, Scottish atau kucing ras Skotlandia hingga Maine Coon. Harga kucing-kucing tersebut juga selangit. Meskipun Evan enggan menyebutkan, rata-rata British bisa dibandrol sampai Rp 30 juta. Scottish bahkan di atas Rp 50 juta.

“Kami belajar berdua sebelum adopsi. Belajar mengenai breeding, lalu bagaimana cara merawatnya, makanannya. Bukan karena hanya suka kucing lalu adopsi. Harus komitmen juga kalau mau merawat,” terangnya.

Evan Dimas mengatakan, merawat kucing harus konsekuen dan bertanggung jawab. Sebab kucing adalah makhluk hidup. 

“Kalau sakit yang dipanggilkan dokter, makanan harus yang cocok, tanggung jawab,  gak boleh sampai kehabisan. Bahkan harus belajar juga cara perawatannya,” tambah pemain yang identik dengan nomor punggung enam tersebut.

Ia menyebutkan untuk jenis British dan Scottish yang merupakan kucing ras Skandinavia, harus berada di ruangan yang dingin. Oleh sebab itu, kamar kucingnya pun ber-AC. Tidak sekadar ada rumah-rumah tersendiri bagi kucing tersebut.

“Ragdoll juga suka yang dingin. Ini supaya bulunya tetap bagus dan lembut,” tegasnya. 

Lalu, dia menyebut perawatan yang penting adalah dokter. Meskipun tak bisa ditentukan berapa jangka waktu memanggilkan dokter hewan untuk peliharaannya.

“Bisa dua minggu sekali panggil dokter, bisa lebih. Tergantung. Karena kalau sakit kan diperiksa, bisa memeriksa yang lain juga. Vaksin juga harus rutin,” tambah Evan.

Ada pula peraturan breeding yang menjadi pelajaran bagi Evan dan istrinya. Yakni bagaimana ketika kucing tertentu  harus dikawinkan dengan kucing yang satu ras. “Yang British harus sama British. Kalau warnanya blue, juga harus sama blue. Kalau nggak, bisa berubah warna dan tidak diakui,” terang mantan pemain Bhayangkara FC ini.

Selain itu  Evan mengatakan, bila kucingnya memiliki banyak ruangan. Ada ruangan untuk breeding, ruangan melahirkan dan tempat untuk tidur.  “Istri saya yang paling paham. Dia yang cek semua kondisinya,” tegas dia.

Lalu  menurut Evan, kucingnya juga berprestasi. Ada yang sempat diikutkan lomba dan menang. Medalinya  diletakkan di depan kandang kucing tersebut.

“Istri saya juga yang sering mengikutkan lomba. Kalau saya, cuma mainan saja. Kalau pulang ke Surabaya, mainan sama mereka. Saya pegang satu-satu. Seru untuk mengusir bosan. Ada kucing yang karakternya manja, ada yang takut-takut. Tapi kalau sudah mendekat, mencium-cium kaki, berarti tandanya dia minta dipegang atau dielus-elus,” papar dia.

Evan  sekarang mengakui lupa berapa jumlah pasti kucingnya. Akan tetapi, dia menyebut sudah sampai 20-an ekor. Dia memiliki nama-nama tersendiri untuk kucing-kucingnya. Di antaranya Simon si Scottish dan Meron untuk kucing British-nya yang kini memiliki bobot sampai enam kilogram. Selain itu  beberapa kucingnya juga memiliki paspor. “Yang impor kan ada paspornya, ada surat-suratnya saat adopsi juga,” pungkasnya. (stenly rehardson/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img