MALANG POSCO MEDIA – Pemilu bakal berlangsung satu tahun lagi, namun pergerakan politik berlangsung cepat. Tak hanya mulai tebar pesona para calon Presiden dan Wakil Presiden serta wakil rakyat, namun ajakan provokatif pun muncul di Kota Malang.
Betapa tidak, ada spanduk bernada provokatif terpampang di kawasan koridor Kayutangan Heritage beberapa hari ini. Spanduk berukuran cukup besar itu membentang di salah satu sudut jalan itu. Tepatnya di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Kayutangan atau di sekitar monumen Chairil Anwar.
Spanduk itu bertuliskan ‘2024 Golput, Pilihan Realistis atas Matinya Keadilan +62.’ Tulisan itu bisa terbaca dengan jelas oleh para pengendara maupun pejalan kaki di sekitarnya lantaran ukurannya sekitar 6 meter x 1 meter. Apalagi ditulis dalam font berwarna putih dengan latar warna hitam.
“Iya kurang tahu kapan, tapi yang jelas Sabtu pagi kemarin, saya lihat itu sudah terpasang. Sudah sering ada spanduk dipasang di situ, tapi baru kali ini saya lihat yang tulisannya tentang golput seperti itu,” terang Junaidi warga setempat, Minggu (26/3).
Berdasarkan dari tulisannya, spanduk itu patut diduga ada kaitannya dengan proses penegakan hukum yang ada di Malang. Namun karena tidak dicantumkan siapa pemasangnya, spanduk ini bisa ditafsirkan secara luas oleh masyarakat yang melihat dan membacanya. “Kalau lihat tulisannya, apa karena yang (tragedi) Kanjuruhan itu. Tapi ya tidak memastikan,” ujarnya.
Tragedi Kanjuruhan yang dimaksud Junaidi itu merupakan salah satu tragedi terbesar di dunia di bidang olahraga sepakbola. Dimana ada 135 korban meninggal dan beberapa orang harus menjalani proses hukum. Saat ini prosesnya terus berlangsung dimana tiga tersangka telah menerima vonis hukuman.
Namun, memang ada dua tersangka lagi yang ternyata divonis bebas. Alhasil banyak masyarakat dari kalangan supporter yang kecewa dengan keputusan itu.
Terlepas dari dugaan itu, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Malang Alim Mustofa pun turut menanggapi atas pemasangan spanduk bernada provokatif itu. Terlepas dari asumsi liar atau anggapan spanduk itu berasal dari kelompok mana, Alim berharap spanduk itu bukan dari warga Kota Malang yang kondusivitasnya sudah terbangun dengan baik.
“Nah kalau kemudian ada beberapa kelompok yang kecewa terhadap proses sesuatu hukum, itu tidak ada hubungannya dengan Pemilu,” ujar Alim kepada awak media kemarin.
Yang jelas, lanjut Alim, ia meminta agar seluruh masyarakat tidak terpengaruh atau terprovokasi atas ajakan tersebut. Sebab hal itu tentu tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang dijunjung di negara Indonesia.
Selanjutnya, Alim juga mendorong berbagai pihak, khususnya KPU untuk menyikapi adanya dinamika seperti ini dengan melakukan sosialisasi secara masif untuk penyelenggaraan Pemilu. Sehingga hal-hal berbau golput bisa dicegah atau diantisipasi.
“Jajaran penyelenggara dari KPU supaya bisa mensosialisasikan ke masyarakat untuk mendukung Pemilu 2024. Jadi kami mengajak semua unsur penyelenggara untuk mensosialisasikan tahapan Pemilu 2024 agar publik tahu dan paham. Sehingga bisa berpartisipasi dan mensukseskan Pemilu 2024,” harapnya.
Sementara itu, Ketua KPU Kota Malang Aminah Asminingtyas hingga berita ini ditayangkan masih belum merespon dan memberikan tanggapannya meski pesan sudah terbaca. (ian/lim)