spot_img
Monday, July 28, 2025
spot_img

Awas Banyak Merek Beras Oplosan, Masih Tunggu Uji Laboratorium

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Warga di Malang Raya jangan diam kalau menemukan dugaan beras oplosan. Segera laporkan. Apalagi diduga terdapat puluhan beras oplosan. 

Di Kabupaten Malang saja terdapat 26 merek terindikasi berisi beras oplosan. Ini sedang didalami Satgas Pangan Kabupaten Malang di sejumlah toko maupun ritel. Beberapa merek sudah dilakukan penarikan untuk dijadikan sampel uji laboratorium.

Sampel dibawa ke laboratorium Sucofindo Surabaya. Hingga Minggu (27/7) kemarin, hasil uji laboratorium belum keluar. Masih menunggu beberapa hari kedepan.

Penarikan merek beras dilakukan Satgas Pangan Kabupaten Malang saat inspeksi mendadak (Sidak) di sejumlah tempat, salah satunya di Pasar Kepanjen pada Selasa (22/7) lalu.

“(Sidak lanjutan) menunggu jadwal Satgas Pangan,” jelas Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang Mahila Surya Dewi, kemarin.

Ia menjelaskan, terdapat enam merek beras dalam kemasan dilakukan penarikan untuk dijadikan sampel laboratorium.

“Dari satu toko, satu retail, itu hanya sekitar satu, dua saja. Jadi  yang kami himpun enam (merek) itu dari beberapa toko dan retail,” jelas Mahila saat ditemui usai kegiatan penyaluran bantuan pangan di Makodim 0818/Malang – Batu, Kamis (27/7) lalu.

Sedangkan 20 merek lainnya sudah tidak beredar. Total 26 merek terindaksi berisi beras oplosan tidak ada yang diproduksi di ranah lokal Kabupaten Malang.

“Tidak ada. Kalau yang namanya lokal itu berarti penghasilnya Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani). Kami sudah mengedukasi masyarakat agar mulai mengonsumsi beras lokal,” kata Mahila.

Ia menambahkan, beras oplosan terkadang menggunakan beras lama yang kemudian dipoles kembali. Mahila berpendapat hal ini dapat mengganggu kesehatan bila dikonsumsi.

“Kalau dimasak akan kelihatan benyek kemudian cepat basi. Tentu kalau dikonsumsi bikin diare sakit perut dan lain sebagainya. Tapi untuk yang pakai pewarna lebih bahaya lagi,” bebernya.

Bagi yang mengonsumsi dalam waktu dekat tidak terlalu terasa, tapi dalam jangka waktu yang lama akan berpengaruh pada kesehatan.

“Tapi untuk dampaknya yang sampai diare dan lain sebagainya itu kami belum ada laporan,”  tambah Mahila.  

Kasus beras oplosan juga  menghantui warga Kota Batu. Bahkan Satgas Pangan Kota Batu turun pekan lalu menemukan beberapa merk beras diduga oplosan di beberapa toko dan minimarket di Kota Batu.

Dari hasil temuan tersebut Satgas Pangan meminta agar beras tersebut ditarik dari peredaran atau dilarang untuk dijual.

Hal itu ditegaskan Kasat Reskrim Polres Batu, Iptu Joko Suprianto. “Menindaklanjuti instruksi dari Dirreskrimsus Polda Jatim kami telah melakukan giat sidak beras oleh tim gabungan. Dari tujuh toko yang menjual sembako, kami menemukan beberapa menjual beras diduga oplosan mengacu dari merk beras berdasarkan data yang dirilis oleh Satgas Pangan Mabes Polri,” ujar Joko kepada Malang Posco Media.

Diketahui Tim Satgas Pangan terdiri dari Polres Batu, Diskumperindag, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Dari hasil pengecekan tujuh toko di wilayah Kota Batu, terdapat tiga toko yang menjual beras oplosan.

“Untuk toko yang didapati menjual beras oplosan kemudian kami minta agar tidak dijual atau ditarik dari etalase. Beberapa merk beras diduga oplosan meliputi merk Ayana Pandanwangi, merk Topi Koki Long Grain Crystal, merk Sentra Ramos Hypermart dan Beras Sentra Ramos Cap Topi Koki,” ungkapnya.

“Untuk tindak lanjut kami akan melaporkan hasil temuan dugaan beras oplosan ke Dirreskrimsus Polda Jatim. Nantinya Dirreskrimsus Polda Jatim akan ditindaklanjuti dengan memanggil produsen beras-beras yang dioplos,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Diskumperindag Kota Batu, Aries Setiawan mengatakan bahwa pihaknya telah turun dua kali. Pertama Diskumperindag sendiri turun memantau 16 merk berasa di Pasar Induk Among Tani. Kemudian melakukan pendataan untuk ditindaklanjuti sidak bersama Satgas Pangan.

“Memang sebelum viral banyak yang menjual beberapa merek beras tersebut di Pasar Induk. Namun setelah viral beras langsung ditarik dari etalase yang ada toko-toko di Pasar Induk. Meski begitu bersama Satgas Pangan masih menemui merk beras diduga oplosan di toko-toko dan minimarket,” ungkapnya. “Terkait penindakan semuanya diserahkan ke Satgas Pangan. Sedangkan kami hanya mengimbau. Bagi masyarakat yang masih mengetahui merk-merk diduga beras oplosan bisa melaporkan ke kami,” pungkasnya. (den/eri/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img