MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Cuaca ekstrem masih menghantui Kota Batu dalam dua hari ke depan. Tepatnya hingga tanggal 17 April Kota Batu harus mewaspadai hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang.
“Mengacu dari prakiraan cuaca yang dirilis oleh BMKG kami menghimbau agar masyarakat Kota Batu dan sekitarnya mewaspadai adanya cuaca ekstrem. Yakni cuaca hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang,” ujar Kepala BPDB Kota Batu, Agung Sedayu kepada Malang Posco Media, Senin (15/4) kemarin.
Dengan prakiraan cuaca tersebut, BPBD Kota Batu menghimbau agar masyarakat tetap tenang dan waspada. Selain itu tetap berhati-hati ketika beraktifitas di luar rumah, apalagi besok (hari ini.red) seluruh aktifitas mulai aktif kembali.
“Serta ketika terjadi cuaca ekstrem masyarakat yang berada di luar rumah bisa menghindari agar tidak berteduh di bawah pohon. Kemudian pelankan kecepatan berkendara saat cuaca buruk berlangsung, menjaga kesehatan tubuh pada masa pancaroba ini dan update informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG,” bebernya.
Selama Januari hingga Maret ini saja, BPBD mencatat telah terjadi 51 bencana terjadi di Kota Batu. Dari total bencana tersebut, longsor mendominasi bencana selama musim penghujan ini.
“Pada triwulan pertama 2024 ini, kami mencatat tanah longsor masih mendominasi bencana yang terjadi di Kota Batu sebanyak 21 peristiwa. Kemudian bencana lainnya yaitu 7 kejadian banjir, 15 cuaca ekstrem, 2 kejadian tanah ambles dan 1 tanah bergerak,” ungkapnya.
Lebih lanjut, kejadian bencana banyak terjadi di Kecamatan Bumiaji sejumlah 28 kejadian, Kecamatan Batu sebanyak 13 kejadian dan 10 kejadian di Kecamatan Junrejo. Dari bencana itu menimbulkan dampak terhadap 61 orang, 25 rumah rusak dan 8 rumah terendam maupun retak dan diantaranya fasilitas sekolah.
“Kami mencatat adanya peningkatan yang terjadi tahun ini dibanding tahun lalu. Itu artinya, mitigasi dan kesiapsiagaan perlu ditingkatkan lagi lebih serius, terutama untuk bencana tanah longsor dan banjir bandang,” imbuh Agung.
Sampai saat ini untuk mitigasi, BPBD telah melakukan pemetaan untuk kerawanan bencana longsor hingga banjir bandang agar untuk meminimalisir adanya kerugian, baik nyawa maupun material. Dari hasil mitigasi, Kecamatan Bumiaji masik dalam zona merah rawan terjadi bencana.
“Setelah pemasangan Early Warning System (EWS) di belasan titik rawan longsor. Terbaru kami tengah mewacanakan membuat alat Automatic Weather Station (AWS) untuk mendeteksi ancaman banjir bandang dengan menggandeng salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Malang,” paparnya.
AWS nantinya akan berfungi untuk mengukur ketinggian muka air di bagian hulu. Sehingga ketika air di hulu sudah mencapai batas tertentu, maka akan memunculkan notifikasi bahaya yang akan diterima di daerah hilir.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mewaspadai bencana yang muncul akibat cuaca ekstrem. Dari hasil pemetaan cuaca ekstrem rawan terjadi di beberapa tempat meliputi di Tlekung, Tulungrejo dan Sumberbrantas. (eri)