MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Hujan yang hampir terjadi setiap hari di bulan Oktober dan November 2022 berakibat longsor di beberapa titik. Bahkan akibat longsor yang terjadi bisa membentuk bendung alam dan berdampak pada banjir bandang seperti yang terjadi di Bulukerto tahun 2021 lalu.
“Longsornya tanah tebing di Curah Sungai Krecek, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu berdampak tersumbatnya aliran sungai. Pasalnya material longsor seperti tanah dan rumpun bambu yang menumpuk berpotensi menjadi bendung alam,” ujar Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu kepada Malang Posco Media, Selasa (8/11) kemarin.
Ia menjelaskan bahwa longsor yang berpotensi membentuk bendung alam tersebut tidak boleh dibiarkan. Karena jika dibiarkan berpotensi melahirkan banjir bandang seperti sudah terjadi di Desa Bulukerto pada November 2021 lalu.
“Untuk menghindari bencana alam banjir bandang. Pada Selasa (8/11) kemarin kami melakukan operasi pengerukan material longsor melibatkan 100 personel gabungan. Dengan pengerukan dimulai dari sekitar Pura Giri Luhur Arjuna,” bebernya.
Dalam prosesnya, BPBD mencatat dari 1 x 24 jam sumbatan akibat longsor sudah bisa dijebol. Sehingga masa kritis sudah terlampaui. Pihaknya memperkirakan pembersihan material lainnya bisa diselesaikan hari Rabu (9/11) ini.
Pada operasi tersebut pihaknya juga melakukan sudetan selebar 1 meter dan panjang 50 meter guna mengurangi volume limpahan air yang tertahan secara berkala. Serta membuang batang-batang bambu ke atas dengan ditarik menggunakan creek pada tebing yang longsor yang berdimensi panjang 50 meter, lebar 30 meter dan tinggi 50 meter.
“Karena itu kami menghimbau agar masyarakat untuk selalu siaga saat hujan deras turun lebih dari satu jam. Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di lereng gunung. Kami juga sampaikan bahwa saat ini Kota Batu mencanangkan masa Siaga Darurat Bencana,” pesannya. (eri/nug)