MALANG POSCO MEDIA- BMKG Kelas I Juanda mengingatkan warga Malang Raya tetap waspada banjir bandang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor. Itu karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.
Peringatan BMKG itu sebaiknya diperhatikan serius. Buktinya penghuni dua rumah di RT 10 RW 05 Kelurahan Bareng, Kecamatan Klojen Kota Malang harus mengungsi akibat longsor di belakang rumah mereka. Peristiwa itu terjadi Selasa (31/1) sekitar pukul 17.00 WIB.
Dua rumah di pinggir sungai itu milik Azhari Adi. Rumah milik pria 26 tahun ini dihuni empat orang. Satunya rumah milik Siti Rochma, 28 tahun yang dihuni delapan orang. Mereka terpaksa mengungsi di rumah tetangga dan saudara.
“Kami mengharapkan plengsengan sungai segera dibenahi agar tidak khawatir longsor,” kata Azhari Adi, Rabu (1/2) kemarin. Bagian rumah milik Adi yang terdampak, yakni tempat jemuran dan satu ruang rumah berpotensi ambruk. Sedangkan rumah milik Siti yakni, ruang dapur dan kamar mandi. Tanah yang mengalami longsor dua meter dengan tinggi sekitar delapan meter.
“Pada hari itu ada longsor susulan. Pertama jam lima, disusul sekitar jam delapan malam,” imbuh pria yang akrab disapa Adi. Dia khawatir tinggal di rumah miliknya.
Senada dengan Adi, Siti juga mengharapkan perbaikan plengsengan sungai dari pihak terkait. Agar seperti sungai yang ada di sekitar, sudah dibangun plengsengan. “Kalau sungai sekitar sungai ini kan sudah dibuat plengsengan, tapi kalau di pinggir rumah saya belum,” aku Siti.
Sembari menunggu tindaklanjut dari pihak terkait, sukarelawan dan anggota BPBD Kota Malang memasang terpal di dinding sungai.
“Untuk sementara, dipasang terpal dulu, agar air hujan tidak mengenai tanah,” tandas koordinator lapangan sigap bencana kelurahan tangguh Bareng, Putu Budiarko.
Sementara itu, kondisi cuaca di wilayah Kota Malang dan sekitarnya saat ini masih harus diwaspadai. Sebab berpotensi menimbulkan bencana. Meski belakangan terakhir hujan intensitas sedang dengan durasi yang relatif lama, namun diperkirakan beberapa hari ke depan bisa saja turun hujan lebih lebat
“Ada pola tekanan rendah di Australia bagian barat mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jawa Timur. Sehinga meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif,” jelas Kepala Stasiun BMKG Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan.
Selain itu, potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh aktifnya La Nina, Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin di Jawa Timur juga dapat meningkatkan terjadinya bencana hidrometeorologi. Seperti genangan air, banjir bandang, puting beliung, hujan es maupun tanah longsor untuk wilayah dataran tinggi. Oleh karenanya Taufiq mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. (mp3/ian/van)