MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU- Setelah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) dinyatakan berakhir pada pertengahan 2022 lalu, kini penyakit menular LSD (Lumpy Skin Disease) menjadi ancaman baru bagi peternak sapi. Apalagi dalam waktu dekat ini Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriyah, sapi bakal menjadi salah satu hewan untuk kurban.
Menanggapi hal tersebut Medik Veteriner Rumah Potong Hewan Pusat Kesehatan Hewan (RPH Puskeswan) Kota Batu, Utami Kurniawati menerangkan bahwa penyakit menular LSD menjalar pada tubuh sapi dengan ditandai munculnya benjolan pada kulit sapi, terutama pada bagian leher, punggung dan perut.
Jika benjolan tersebut pecah maka luka dari pecahan tersebut dapat tembus sampai masuk ke dalam daging. Sehingga saat disembelih luka itu tidak bisa hilang. Fatalnya lagi daging yang terkena benjolan tidak layak dikonsumsi.
“Memang, setelah terjadinya PMK tahun lalu saat ini terjadi penyakit menular pada sapi yaitu LSD. Namun penyakit LSD yang yang sudah menjalar di tubuh sapi masih bisa disembuhkan asalkan pemilik sapi segera melapor sehingga cepat ditangani,” ujar Utami.
Dengan adanya penyakit LSD tersebut, pihak RPH Puskeswan terus melakukan vaksinasi di semua wilayah Kota Batu. Mengingat di Kota Batu banyak peternak sapi, terutama sapi perah. “Untuk penanganan sejak dua minggu yang lalu kami melakukan vaksinasi LSD di semua daerah wilayah Kota Batu yang banyak peternak sapinya,” bebernya.
Sedangkan untuk persiapan Hari Raya Kurban mendatang, pihaknya telah berkomunikasi dengan pedagang sapi agar menunjukkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal yang menunjukkan bahwa hewan kurban telah dilakukan vaksinasi PMK dan LSD. “Dalam memastikan kesehatan hewan kurban sapi bisa dilihat dari SKKH. Sehingga bisa diketahui riwayat penyakit dari sapi itu yang ditandatangani dokter hewan. Karena itu saat menjual dan sebelum memotong diharapkan pedagang menunjukkan SKKH. Hal tersebut harus diketahui warga dan dilakukan pedagang sebagai upaya mencegah menjalarnya LSD pada sapi yang didatangkan dari luar Kota Batu,” urainya.
Untuk wilayah Kota Batu, diungkap Utami memang sudah ada beberapa sapi terjangkit LSD. Namun untuk daerah mana yang terdampak LSD masih belum bisa disampaikan agar masyarakat tidak panik dan tidak berpengaruh dengan kondisi sekarang dimana menjelang hari Raya Idul Adha. “Yang jelas, LSD sudah terjangkit di beberapa peternak sapi di Kota Batu. Kurang lebih 5 persen tetapi saya tidak bisa menunjukkan daerah mana saja yang terjangkit. Untuk itu, bagi peternak sapi yang mengetahui peliharaannya terkena penyakit LSD untuk segera melapor kepada kami agar cepat ditangani karena penyakit ini bisa sembuh,” pesannya.
Diketahui, beberapa sumber menyebutkan selain benjolan, sapi yang terinfeksi LSD juga dapat mengalami demam, kehilangan nafsu makan, lesu, dan mengalami penurunan produksi susu. Penyakit LSD pada sapi disebabkan oleh virus dari keluarga Poxviridae. Virus ini menyebar melalui gigitan serangga seperti nyamuk dan lalat.
Kendati tak menular ke manusia, namun daging ternak yang terinfeksi LSD tidak layak konsumsi. Karena mengalami kekurangan nutrisi protein. Daging tersebut mengalami lack of nutrient protein asam amino. Namun, produknya seperti daging, masih dapat dikonsumsi setelah dihilangkan bagian-bagian yang terdampak dan tentunya sudah dinyatakan sehat. (eri/udi)