MALANG POSCO MEDIA– Kepala Cabang Dinas (Kacabdin) Pendidikan Wilayah Kota Malang – Batu, Dr. Hj. Hastini Ratna Dewi, M.Pd memastikan akan menindak tegas pungli dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 jenjang SMA di Kota Malang dan Kota Batu.
Dia mengingatkan kepada orang tua agar tidak mudah percaya pada oknum-oknum atau spekulan yang menawarkan lewat jalur belakang, atau menyiapkan anggaran antara Rp 10 juta hingga Rp 15 juta untuk masuk ke sekolah yang diinginkan.
“Semua proses SPMB gratis dan berbasis sistem daring yang sudah terintegrasi. Tidak ada pungutan, tidak ada jalur titipan. Kalau ada yang menjanjikan hal semacam itu, segera laporkan ke kami atau pihak berwenang,” tegasnya.
Sistem penerimaan peserta didik tahun 2025 ini masih mengacu skema domisili, afirmasi, perpindahan tugas orang tua, serta jalur prestasi yang diharapkan dapat memberikan kesempatan yang adil bagi seluruh siswa.
“Prosesnya transparan, akuntabel, dan berpihak kepada siswa dari keluarga kurang mampu. Bukan sekadar soal penerimaan siswa, tapi pemerataan akses pendidikan yang berkualitas. Seluruh tahapan SPMB SMA di Malang dan Batu transparan dan adil,” terangnya.
Jalur domisili dianggap masih jadi prioritas utama untuk mengurangi kesenjangan akses pendidikan. Namun, pihaknya juga menekankan pentingnya jalur afirmasi untuk siswa dari keluarga tidak mampu dan berkebutuhan khusus.
“Kami ingin memastikan, anak-anak dari keluarga kurang mampu atau yang memiliki keterbatasan tetap punya peluang besar mengenyam pendidikan di SMA negeri favorit. Itu bagian dari komitmen kami terhadap pemerataan pendidikan,” jelasnya.
Sementara itu, sejumlah sekolah favorit di Kota Malang seperti SMAN 1, SMAN 3, dan SMAN 5, serta di Kota Batu seperti SMAN 1 Batu, menjadi incaran para orang tua dan siswa. Dinas Pendidikan mengimbau agar orang tua tidak memaksakan pilihan sekolah, melainkan mempertimbangkan jarak, kenyamanan, dan potensi anak. (mar/van)
