MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Bertambahnya alokasi pupuk subsidi untuk Kota Malang menjadi kebahagiaan tersendiri bagi petani, kelompok tani juga bahkan kios pupuk subsidi. Dengan adanya penambahan ini, petani tidak lagi kesulitan mengakses pupuk subsidi untuk lahan pertaniannya.
Hal itu seperti dirasakan oleh Roni Setiawan, Sekretaris KUD Subur yang mewadahi sembilan kelompok tani di Kecamatan Kedungkandang.
“Selama ini untuk pupuk subsidi mengaksesnya memang sangat sulit. Sebetulnya tahun 2023 kebutuhan pupuk untuk satu hektar hanya dua kuintal. Tapi sebetulnya kebutuhan riil sampai 1,5 ton per hektar. Alhamdulillah ada penambahan, dengan alokasi penambahan ini menjadi delapan kuintal,” ungkap Roni.
Roni menyebut, penyaluran pupuk subsidi ini memang berbasis aplikasi, lengkap dengan by-name dan by-address. Identitas nama dan tempat tinggal itu harus sesuai dengan yang ada di e-RDKK. Hal ini, diakui Roni masih menjadi momok karena kesalahan sedikit saja pada nama atau alamat tinggal, harus membuat surat pernyataan dari kelurahan setempat.
Selain masalah teknis itu, Roni berharap kedepan pemerintah bisa memberi perhatian lebih lagi untuk subsidi pupuk ini. Tidak hanya pupuk tertentu, tapi juga jenis pupuk lain.
“Sebetulnya kalau pertanian tebu seperti disini, yaitu butuhnya pupuk jenis Ponska (NPK) dan ZA. Tapi untuk saat ini yang ada subsidi Ponska, sedangkan ZA tidak. Kalau ada, sebetulnya kami ingin diberikan subsidi lagi,” tambahnya.
Senada, Eva Nurrohmah pemilik Kios Pupuk Subsidi Anugerah Tani Arjowinangun juga mengharapkan adanya subsidi untuk pupuk jenis ZA yang dulu sebenarnya pernah disubdisi. Hal ini dikarenakan memang menjadi salah satu yang dibutuhkan petani. Kendati begitu, ia bersyukur sudah ada penambahan pupuk subsidi untuk jenis Urea dan NPK yang dinilai sangat banyak membantu petani.
“Tahun ini ada penambahan dari bulan kemarin. (Di Anugerah Tani) Pupuk subsidi jenis Urea dapat 179 ton, kalau NPK ini 197 ton tahun ini,” sebut dia.
Eva mengaku, meski menjadi kios pupuk subsidi keuntungannya sangat tipis, ia tetap berpegang teguh untuk mempertahankan toko pupuk ini. Selain karena warisan atau peninggalan dari orang tuanya, Eva memang tergerak untuk membantu petani di masa yang cukup sulit seperti saat ini.
“Kalau tidak menolong petani, mau kasih ke siapa (kios pupuk subsidi) karena jarang ada yang mau jadi kios. Selain peraturan ribet, administrasi ribet, kalau tidak bantu petani, siapa yang mau terjun langsung,” tutur dia.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang, Jumlah kios pupuk subsidi masih ada enam titik. Yakni UD Lugini Jaya Blimbing, Sekar Wulung, Toko Anugerah Tani, Pupuk Rejeki, Pertanian Tani Mukti dan KUD Subur.
Keenam kios tersebut, melayani 2.562 petani yang masih bertahan di Kota Malang. Di Kecamatan Blimbing ada 121 petani, di Kecamatan Kedungkandang ada 1.817 petani, di Kecamatan Lowokwaru ada 362 petani dan di Kecamatan Sukun ada 262 petani. (ian/aim)