spot_img
Thursday, December 7, 2023
spot_img
- Advertisement -spot_img

Bahasa yang Mengajarkan Budi Pekerti

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah yang berasal dari negara Republik Indonesia. Bahasa Jawa ini tepatnya adalah salah satu bahasa yang digunakan dalam tutur bahasa suku Jawa. Imam Riyadi pemateri workshop penyusunan kurikulum muatan lokal SMP, Kegiatan Penetapan Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Tahun 2023 pada 31 Agustus 2023 lalu mengatakan bahwa, Bahasa Jawa itu adalah bahasa yang membentuk karakter anak bangsa.

Perlu kita pahami bahwa Bahasa Jawa itu tidak hanya sebagai alat untuk media dalam berkomunikasi antar lawan bicara kita, tetapi juga sebagai pewaris nilai-nilai, adat istiadat, dan budi pekerti. Salah satu bahasa yang sangat kaya dalam hal nilai-nilai moral dan budi pekerti adalah Bahasa Jawa.

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan nilai-nilai budaya. Bahasa Jawa ini tidak hanya digunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari di berbagai daerah di suku Jawa, tetapi juga menjadikan simbol identitas diri bagi masyarakat tanah Jawa. Bahasa Jawa membawa dalam dirinya sejumlah nilai-nilai moral yang sangat dalam.

- Advertisement -

Salah satu hal yang membuat Bahasa Jawa begitu istimewa adalah adanya tingkatan bahasa yang berbeda sesuai dengan situasi dan siapa lawan bicara kita. Bahasa Jawa memiliki tiga tingkatan utama atau biasa yang disebut dengan unggah-ungguh basa yaitu: Bahasa Ngoko, Basa Madya, dan Basa Krama. Setiap tingkatan kebahasaan tersebut memiliki peraturan tata bahasa dan kosakata yang berbeda. Ini mencerminkan bahwa terdapat kepentingan atau kesopanan dan hormat-menghormati dalam kebudayaan Jawa.

Dalam konteks globalisasi dan modernisasi yang cepat, di era milenial ini Bahasa Jawa tetap menjadi bagian yang penting dalam menjaga budaya dan budi pekerti tradisional Jawa. Meskipun pada kenyataannya sekarang sudah banyak orang yang mungkin telah banyak beralih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi di rumah atau bahkan di lingkungan sekolah. Tentunya kita harus menyadari bahwasannya Bahasa Jawa masih sangat relevan dalam upacara adat, perayaan, dan komunikasi dalam lingkup keluarga dan komunitas.

Di era di mana nilai-nilai kemanusiaan sering terabaikan, Bahasa Jawa dengan segala kekayaan nilai moralnya adalah salah satu aset berharga yang harus dijaga dan dilestarikan. Bahasa Jawa ini bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi juga sebagai panduan dalam menjalani kehidupan yang lebih baik dan lebih bermartabat.

Melalui Bahasa Jawa, generasi muda dapat belajar tentang kesopanan, penghormatan, kesabaran, dan gotong royong. Nilai-nilai yang sangat penting dalam membentuk karakter dan budi pekerti yang baik.

Dalam konteks ini, kita seharusnya tidak hanya melihat bahwa Bahasa Jawa hanya sebagai bahasa daerah, tetapi pandangan kita harus lebih bisa terbuka bahwa Bahasa Jawa ternyata sebagai warisan budaya yang berharga yang mengajarkan budi pekerti untuk anak bangsa.

Dengan melestarikan Bahasa Jawa, kita juga melestarikan nilai-nilai moral yang telah ditanamkan oleh nenek moyang kita. Bahasa Jawa bukan hanya kata-kata, tetapi juga pesan-pesan moral yang harus diwariskan kepada generasi mendatang. Sebagai masyarakat yang menghargai budaya dan budi pekerti, mari kita terus berbicara dalam Bahasa Jawa dan menjadikannya sebagai alat untuk mengajarkan dan melestarikan nilai-nilai luhur.

Salah satu aspek paling mencolok dalam Bahasa Jawa adalah kesantunan. Bahasa Jawa memiliki tingkatan bahasa yang berbeda sesuai dengan situasi dan tingkat kehormatan lawan bicaranya. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya kesantunan dan penghormatan dalam budaya Jawa.

Berikut ini adalah salah satu contoh penggunaan kata “Bapak” atau “Ibu” dalam tindak tutur Bahasa Jawa sebagai salah satu wujud penghormatan yang mendalam kepada orang yang lebih tua atau berkedudukan lebih tinggi. Bahkan dalam konteks percakapan sehari-hari, kata-kata seperti “Mas” dan “Mbak” digunakan sebagai tanda penghormatan kepada rekan sebaya atau lebih muda.

Selain itu, Bahasa Jawa juga mengajarkan pentingnya kerendahan hati seseorang. Ungkapan “Sugeng Ambal Warso” yang digunakan dalam menyambut ulang tahun seseorang adalah contoh bagaimana Bahasa Jawa mengajarkan untuk merayakan prestasi seseorang dengan rendah hati dan bersyukur.

Nilai-nilai spiritual dan religius juga terkandung dalam Bahasa Jawa. Kata-kata seperti “Sugeng Enjing” yang digunakan dalam menyambut pagi hari adalah ungkapan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada alam dan alam semesta.

Ada juga konsep gotong royong atau saling membantu dalam Bahasa Jawa tercermin dalam penggunaan kata-kata yang menunjukkan kerja sama dan kebersamaan. Kata “Rukun,” misalnya, adalah ungkapan yang menggambarkan suasana harmonis dan persatuan dalam sebuah kelompok atau masyarakat.

Dalam era globalisasi dan modernisasi ini di mana seringkali nilai-nilai tradisional terabaikan, Bahasa Jawa tetap menjadi pondasi yang kuat dalam menjaga budaya dan budi pekerti Jawa. Bahasa Jawa ini tidak hanya mengandung kata-kata saja, tetapi juga pesan-pesan moral yang memandu individu dalam menjalani kehidupan yang lebih baik.

Kita perlu sadar dan juga menyadarkan generasi penerus bangsa ini bahwasannya Bahasa Jawa ini telah banyak mengajarkan kepada kita tentang bagaimana sebuah penghormatan, kesabaran, gotong royong, kerendahan hati, dan banyak nilai luhur lainnya.

Dengan melestarikan Bahasa Jawa, kita juga melestarikan nilai-nilai moral yang telah ditanamkan oleh nenek moyang kita. Bahasa Jawa bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk mengajarkan dan menerapkan budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang menghargai budaya dan budi pekerti, mari kita terus berbicara dalam Bahasa Jawa dan menjadikannya sebagai alat untuk mengembangkan karakter dan moral yang baik dalam diri kita sendiri serta generasi yang akan datang. Bahasa Jawa bukan sekadar bahasa, tetapi bahasa yang mengajarkan budi pekerti.(*)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
Pasang Iklan/Order Liputan