spot_img
Friday, May 3, 2024
spot_img

Baju Lebaran

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Siapa yang sudah membeli baju lebaran, angkat tangan? Budaya beli baju baru pasti tidak ingin Anda lewatkan begitu saja bukan? Mall maupun toko fashion di penghujung Ramadan ini jadi ramai dan sangat laris manis. Budaya beli baju baru lebaran ini ternyata sudah ada sejak abad ke-20, lho. Pada masa itu Indonesia masih di bawah kekuasaan Hindia Belanda.

Para kolonialis mencatat kebiasaan rakyat yang bersilaturahmi di bulan Syawal dengan mengenakan pakaian terbaru mereka. Tak disangka bila budaya ini turun-temurun dan masih bisa kita rasakan hingga saat ini. Namun, sebenarnya apa sih esensi beli baju baru di momen lebaran ini?

Dalam rangka menyambut hari agung Idul Fitri yang dinobatkan sebagai hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa, kemenangan tersebut sebagai salah satu bentuk perayaan dengan membeli baju baru. Biasanya yang paling antusias adalah para kaum hawa yang sangat suka dunia fashion. Bahkan, di pedesaan, tradisi beli dan mengenakan baju baru ada yang bersifat wajib. “Kalau tidak pakai baju baru, terasa tidak lebaran” celetuk mereka.

Apa kabar baju lama? Memangnya sudah tidak layak kah? Kalau membuka satu isi lemari, biasanya baju lebaran tahun-tahun sebelumnya masih ada. Masih terlihat baru karena barangkali hanya sekali pakai saja. Namun ada mindset: “Kan pernah dipakai? jadi ada semacam pemikiran, orang lain sudah pernah tahu aku pakai baju ini di tahun lalu. Jadi, kalau dipakai lagi di tahun ini dikiranya tidak ganti baju. Rasanya akan berbeda.”

Ternyata budaya baju baru lebaran ini bisa membentuk prestise seseorang. Mana kala pula ada pepatah Jawa: “….ajining raga saka busana….” sehingga memang kehormatan seseorang kadangkala ditentukan dari penampilannya sehingga kadang bagi beberapa kalangan, penampilan menjadi prioritas utama. 

Tak hanya itu, tak sedikit orang yang juga beruntung mendadak langsing dan berhasil turun berat badan karena berpuasa Ramadan. Tak heran juga bila seluruh baju lama mereka mendadak lebih lebar-an karena BB yang mulai menyusut.

Sebagian orang merasa bangga khususnya bagi yang punya berat badan berlebih. Sebagian lainnya ada yang BB-nya tetap, tak berkurang, juga tak bertambah. Ada juga yang niatnya puasa Ramadan sekaligus diet, tetapi kenyataannya ia balas dendam di waktu buka dengan memakan makanan berlemak dan manis secara berlebih. Walhasil BB-nya bukannya turun justru bertambah.

Sebenarnya baju baru untuk dipakai di momen lebaran pun juga baju yang kian lebar-an karena berhasil turun berat badan apakah berkaitan erat dengan kembalinya manusia pada fitrah/ suci? Tanpa baju lebaran yang baru saja bila kita sudah beribadah seoptimal mungkin di bulan Ramadan ini misalnya dengan berpuasa penuh, banyak menunaikan ibadah sunnah, berkali-kali menghatam Al-Qur’an, Allah telah menganugerahkan puncak kemenangan di hari Fitri.

Hanya saja, manusia memang kadang sangat ingin memuaskan dirinya ketika telah berhasil mencapai sesuatu. Oleh karena itu, bentuk untuk memberikan kemenangan itu bisa dikatakan sebagai langkah self-reward. Dalam teorinya, self-reward ini adalah suatu bentuk penghargaan atas diri ketika berhasil menaklukkan sesuatu yang tidak biasa ataupun telah berhasil melakukan tantangan.

Self-reward merupakan kebutuhan untuk bisa menghargai diri sendiri, memberikan energi yang positif, memberi perasaan bahagia, hingga mampu menghilangkan stres atau ketegangan di dalam pikiran maupun jiwa. Cara self-reward sendiri untuk menyongsong momen lebaran ini sebenarnya bermacam-macam.

Karena perempuan identik dengan dunia fashion maka untuk memanjakan dirinya misalnya dengan membeli baju lebaran tersebut. Pastikan kita semua melakukan self-reward dengan tepat. Pastikan kesenangan khususnya memlih baju lebaran ini dengan tepat dan sesuai kantong. Sebab banyak kebutuhan lain tak hanya fashion yang juga perlu dipersiapkan.

Bila dirasa tidak perlu, sebaiknya tidak muluk-muluk. Kita tidak wajib untuk selalu membeli baju baru di momen ini. Beli saja secukupnya. Pastikan baju baru untuk momen lebaran itu sesuai, aman, dan nyaman dipakai. Kadang ada juga baju lebaran yang membahayakan diri kita entah dari bahannya atau lainnya.

Nah, pernahkah kita berpikir untuk tidak selalu memiliki melainkan juga memberi? Bagaimana jika kita tidak hanya membeli baju tetapi memberi baju. Baju-baju lama kita yang masih layak pakai sangat disayangkan bila hanya tersimpan rapi di lemari. Baju-baju lama tersebut lebih bermanfaat bila disumbangsihkan kepada mereka-mereka yang membutuhkan. Kita pun tak akan rugi, justru pahala yang mengalir sudah menanti. Bukankah kebahagiaan kita juga terletak pada senyuman orang lain yang kita bahagiakan?

Bagi Anda yang berhasil turun berat badan di momen Ramadan ini, selamat! Semoga tetap bisa menytabilkan idealnya indeks masa tubuh. Salah satu cara yang dapat ditempuh yakni tidak memakan makanan lemak dan manis berlebihan merupakan bentuk self-love.

Selain itu, hindari juga berbagai macam junk food. Bukan hanya dalam rangka mencari kepuasan untuk mendapatkan berat badan ideal dan proporsional. Namun ikhtiar segar bugar di momen Idul Fitri agar kian semarak.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img