MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Kolaborasi lintas genre antara balada jalanan dan punk rock berhasil menciptakan harmoni unik dalam konser Sambang Sambung Sketsa Jalanan. Konser ini menyatukan dua warna musik berbeda dalam satu panggung yang penuh pesan sosial dan refleksi kehidupan rakyat kecil di panggung Gedung Kesenian Gajayana Kota Malang, Sabtu (26/7) malam.
Musisi jalanan legendaris asal Malang Anto Baret yang berkolaborasi dengan grup punk rock Marjinal, yang selama ini dikenal lantang menyuarakan isu-isu ketidakadilan sosial. Hasilnya bukan sekadar pertunjukan musik, melainkan ruang kesadaran kolektif yang mengusung semangat kebersamaan, perlawanan, dan kemanusiaan.
“Sketsa Jalanan ini bukan hanya album. Ini ruang menyatunya pemirsa batin yang melihat realitas hidup rakyat kecil,” kata Anto, yang malam itu juga merayakan ulang tahun ke-68 di atas panggung.
Tak sekadar musik, konser ini menyatukan komunitas jalanan, penggemar lintas usia, dan seniman dari berbagai kota. Para personel Marjinal, musisi reggae Sky Pack, hingga legenda gitar Toto Tewel turut ambil bagian.
Mike Marjinal menyebut kolaborasi ini sebagai tantangan besar.

“Menggabungkan perasaan balada Om Anto yang penuh kegelisahan dengan energi punk rock kami bukan hal mudah. Tapi justru di situlah kekuatannya—menyatukan keresahan dalam bentuk karya yang jujur,” ucapnya.
Konser ini juga menjadi ajang peluncuran album kolaboratif Sketsa Jalanan, hasil refleksi panjang perjalanan Anto Baret sejak era 1980-an hingga kini. Lagu-lagu seperti Muak, Ayah Ibu, dan Kabar Damai tak hanya menghibur, tetapi juga menggugah nurani.
Kekuatan konser ini terletak pada kesederhanaan pesan yang disampaikan secara langsung dan membumi. Ketika istri Anto Baret naik ke panggung memberikan kue ulang tahun, momen sederhana itu justru memperkuat narasi konser sebagai ruang perjumpaan kemanusiaan.
“Ini bukan sekadar panggung musik. Ini panggung kehidupan. Semua orang, dari jalanan hingga seniman besar, menyatu dalam satu suara: hidup yang jujur dan bermakna,” ujar Yose, personel Marjinal.
Dengan skenm musik Malang yang dikenal dinamis, konser ini memperkuat posisi kota ini sebagai barometer musik sosial yang menggabungkan aksi dan empati. Dan Sambang Sambung Sketsa Jalanan menjadi buktinya bahwa musik, dalam bentuk apa pun, tetap punya kekuatan untuk menyatukan yang berbeda dalam semangat yang sama. (rex/jon).