.
Friday, November 22, 2024

Balai Latihan Kerja SSC & TEFA Skariga Diresmikan

Pacu Keterampilan Spesifik Siswa Siap Kerja

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Salah satu unsur penting dalam pendidikan vokasi adalah keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri. Tantangan itu dijawab oleh SMK PGRI 3 Malang (Skariga) dengan melahirkan Teaching Factory (TEFA) dan Balai Latihan Kerja (BLK) Suzuki Indomobil (SIM) Supliers Club atau SSC.

TEFA ini diresmikan Kamis (4/8) kemarin. Dengan harapan dapat memacu kompetensi keahlian siswa Skariga yang siap berhadapan dengan industri.

TEFA SMK PGRI 3 yang berlokasi di Desa Pengetan Singosari menjadi lokasi dibangunnya BLK dengan dukungan Suzuki. Di mana mesin teknologi terbaru menjadi alasan balai latihan harus mengikuti zaman. Dukungan itu dimanfaatkan betul oleh Skariga sebagai simbiosis mutualisme industri swasta dan lembaga pendidikan vokasi.

“Bagian dari kami ingin menunjukkan upaya untuk mengintegrasikan semua termasuk sinkronisasi kurikulum, kompetensi hingga kerjasama donasi perusahaan akan membantu ketercapaian kompetensi siswa. Diharapkan perusahaan paling tidak perusahaan yang sudah memberi teknologinya kami support melalui lulusan siap kerja,” ujar Kepala SMK PGRI 3 Malang Moch Lukman Hakim, ST, MM ditemui di Singosari kemarin.

Menurutnya, swasta dalam hal ini Suzuki sudah berupaya mengayomi lembaga pendidikan SMK sebagai wujud kepedulian. BLK dinilai menjadi kebutuhan penting pelatihan kerja siswa dan guru untuk kebutuhan perusahaan.

Hal ini yang menjadi jawaban atas hal yang disarankan pemerintah yakni adanya kolaborasi dengan perusahaan.

“Di satu sisi kami kuatkan Teaching Factory, tidak hanya belajar namun menunjukkan sebuah pembelajaran perusahaan yang nantinya berpotensi peluang kerja. Di sini juga menerima kerjasama jasa seperti mengerjakan part trafo untuk keperluan industri. Di mana agara perusahaan yakin dengan lulusan SMK,” jelasnya.

Lukman menilai dalam praktik di Skariga, teknologi yang digunakan bukan lagi kelas menengah ke bawah tetapi menengah keatas. Artinya ada kesesuaian dengan perkembangan teknologi industri.

“SMK PGRI serapannya masa setelah lulus mencapai 60 persen di industri. Menyesuaikan dengan kebutuhan mereka, dengan high technologi yang kami terapkan,” klaimnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, yang diwakili oleh Kepala Bidang PP SMK, Dr. Ir Kurniawan Hary, MT mengapresiasi Suzuki dalam kegiatan peduli pendidikan yang mendukung SMK sebagai pusat keunggulan. Perkembangan di industri, kata Kurniawan, akhirnya bisa terus dipelajari dan menjadi ilmu baru siswa secara lebih fleksibel. Ini kemudian mendukung program merdeka belajar.

“Tujuannya agar anak-anak kita nanti mendapatkan ilmu dunia industri. Dalam kemajuan teknologinya sekarang sudah digunakan robot dan mesin CNC yang bisa dipelajari secara real,” ucap Kurniawan.

Dirinya hadir bersama Assisten General Manager Strategic Planning PT SIM, EI Mochizuki, dan Joshi Prasetya, serta Head of Division SSC, Tata Herjendra Widhisatmaka. Bagi Kurniawan, sumbangan industri untuk pendidikan sangat dibutuhkan agar dapat dipahami bersama setiap perkembangannya.

Menambahkan, Ketua YPLP Dasmen PGRI Provinsi Jawa Timur Drs. Sumarto menyebut, pendidikan vokasi menjadi modal investasi jangka panjang. Di mana persiapan SDM menjadi lebih spesifik pada kebutuhan dunia usaha masa kini. Setiap lulusan yang sesuai dengan kebutuhan akan segera terserap dengan tentu sudah memiliki keterampilan yang mumpuni.

“Caranya harus bekerja sama dengan dunia usaha dunia industri melalui menyelaraskan kurikulum, magang dan PKL di tempat kerja. Serta mendatangkan guru pengajar Industri ke sekolah, dengan adanya alat terbaru dari pihak swasta sudah next level lagi dan selaras dengan kebutuhan masyarakat,” tanggap Sumarto. (tyo/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img