Malang Posco Media – Balita berinisial RA diduga menjadi korban penganiayaan oleh tetangganya yang tak lain adalah orang tua angkatnya. Tubuh mungil balita 3 tahun itu dipenuhi luka memar.
RA ditemukan neneknya terlantar dengan makanannya di samping kamar mandi. Saat itu, sang nenek menjenguk RA untuk dibawa ke posyandu. Sang nenek pun tak menyangka akan menemukan cucunya dengan keadaan mengenaskan dipenuhi memar ditubuhnya.
Dilansir dari detikJatim, Jumat (2/9), RA merupakan balita asal Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar. Karena sang ibu berjuang menjadi pekerja migran RA akhirnya diangkat menjadi anak oleh tetangganya. Karena dugaan penganiayaan, sang balita yang terluka ini dilarikan ke RSUD Ngudi Waluyo Blitar.
Kepala Dusun Pasirharjo, Samsul menyampaikan jika, RA ditemukan neneknya dalam keadaan yang memprihatinkan.
“Neneknya datang ke sana, rencananya mau dibawa ke posyandu. Tapi ternyata RA ditemukan dalam kondisi tidak wajar di dekat kamar mandi. Kemudian langsung dibawa ke rumah sakit,” jelas Samsul.
Orang tua angkat RA pun angkat bicara mengenai kejadian yang menimpa RA, mereka menyebutkan jika bekas memar RA didapat karena ia terjatuh. Dari sini, sejumlah warga mulai curiga.
“Iya ada beberapa luka di bagian wajah dan tubuh. Warga sebelumnya curiga, tapi yang mengasuh itu bilang kalau RA itu jatuh,” ujar Samsul.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Blitar, AKP Tika Pusvita Sari mengatakan, pihaknya sudah menerima aduan terkait kasus dugaan penganiayaan oleh orang tua angkat balita itu. Namun, pihaknya belum memintai keterangan lebih lanjut, karena nenek balita itu masih menemani korban.
“Belum ada penahanan, tapi kami sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut. Termasuk nanti meminta keterangan dari pihak-pihak terkait,” terang Tika.
Tika menjelaskan, korban merupakan anak dari CDC (39) yang berstatus single parent. Saat ini, ibu korban tengah berada di penampungan sebelum berangkat menjadi pekerja migran atau TKI.
Karena ibunya akan bekerja di luar negeri, korban kemudian diminta untuk diadopsi oleh tetangganya, NH dan TB.
“RA ini diminta NH dan TB untuk diadopsi, karena tidak punya anak. Ibunya pun setuju, karena akan berangkat ke luar negeri jadi TKI. Jadi balita ini berada di tempat NH selama sebulan terakhir,” imbuh Tika. (hil/fat/mg7/lin)