Thursday, September 18, 2025
spot_img

Joko: Status Internasional Pengaruhnya Cukup Besar untuk Jatim

Bandara Dhoho Kediri Diusulkan Jadi Bandar Internasional

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG – Pemprov Jatim melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Jatim mengajukan nama Bandar Udara Dhoho Kediri menjadi Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri. Surat penambahan kata Internasional untuk bandara milik PT Gudang Garam Kediri akan segera dikirim ke Kementrian Perhubungan.

NAIK STATUS: Joko Pitoyo (kiri) tengah memeriksa dokumen usulan nama Bandar Udara Internasional Dhoho Kediri sebelum dikirim ke Kementrian Perhubungan. (MPM-HARY SANTOSO)

Dikonfirmasi rencana di atas Joko Pitoyo, Kepala Bidang Perkeretaapian dan Jaringan Transportasi Dishub Jatim, membenarkan. Menurut Joko, penambahan kata Internasional memberi pengaruh cukup besar untuk Jatim secara umum.

‘’Sebelumnya hanya Bandar Udara Dhoho saja. Tetapi dengan penambahan status menjadi Internasional otomatis ruang geraknya menjadi lebih luas,’’ tandas Joko kepada Malang Posco Media (MPM) sebelum menggelar rapat tertutup di Bandara Abd Saleh Malang, Kamis siang.

Sementara itu berdasarkan data yang dihimpu MPM menunjukkan, PT Surya Dhoho Investama selaku pemilik Bandar Udara Dhoho Kediri menyebutkan, penamaan Bandar Udara Dhoho sudah tercantum pada dokumen publikasi internasional AIRAC Aeronautical Information Publication (AIP) sejak 5 Oktober 2023.

Penamaan Dhoho diambil dari kebiasaan penyebutan oleh masyarakat Kediri, hal tersebut tercermin dalam salah satu jalan utama di kota Kediri dengan nama Jalan Dhoho. Mengacu pada pertimbangan di atas maka SDhI memohon agar nama Bandar Udara Dhoho Kediri tidak dilakukan perubahan.

Dikatakan Joko, secara prinsip nama bandar Udara Dhoho Kediri tidak ada perubahan yang signifikan. Sebaliknya, hanya menambahkan status Internasional saja pada nama bandar udara yang sampai kini belum banyak dimanfaatkan untuk penerbangan komersial.

‘’Jadi di Jawa Timur nanti akan ada dua bandara berkelas Internasional. Yaitu Juanda Surabaya dan Dhoho Kediri. Karena statusnya internasional otomatis penerbangan langsung ke luar negeri bisa dilakukan dari Dhoho Kediri,’’ pungkas Joko sembari meneliti surat yang akan dikirimkan.

Bandara ini merupakan proyek percontohan pertama di Indonesia dengan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha yang tidak diminta (bahasa Inggris: unsolicited), yaitu pemrakarsa dan pendanaannya berasal dari pihak swasta (non APBN).

Nama Bandar Udara Dhoho ini berasal dari kata Daha atau Dahanapura yang memiliki arti Kota Api. Dahulu, Daha merupakan sebuah kota kuno yang pernah menjadi pusat pemerintahan dari Kerajaan Kadiri. (has)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img