spot_img
Friday, May 17, 2024
spot_img

BANGKITLAH LEBIH KUAT ALAM INDONESIA

Berita Lainnya

Berita Terbaru

“77 Tahun Indonesia merdeka mengusung tema
pulih lebih cepat,  bangkit lebih kuat.
Cepat dalam mengatasi krisis lingkungan alam,
dan lebih kuat mengamankan lingkungan alam.”

Koherensi lingkungan alam dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang dirayakan setiap tanggal 17 Agustus akan melengkapi konsensus dari tema besar di perayaan kemerdekaan kali ini. Tema tersebut dipilih sebagai motivasi bangsa untuk memberikan rehabilitasi terhadap potensial yang dimiliki oleh negara. Namun potensial tersebut mengalami kendala disfungsionalitas atau kegagalan fungsi secara komprehensif oleh suatu hal.          Kegagalan di dalam optimalisasi fungsi disambut dengan jargon atau tema yang trengginas dan penuh semangat. Tema tersebut adalah pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat. Tema yang digagas oleh Panitia Nasional Kemerdekaan RI dan disahkan pada tanggal 12 Juli 2022 ini memberikan deskripsi untuk mari bersama-sama bangkit dari garis inferior (garis terendah) menuju garis sublimasi vertikal atau menuju perubahan yang lebih tinggi.

Semangat ajakan bangkit melalui tulisan tersebut mengejawantahkan persoalan pandemi yang melanda Indonesia kurang lebih dua tahun lalu. Persoalan-persoalan pada waktu itu hingga saat ini masih sering menimbulkan kecemasan sosial hingga tekanan ekonomi masyarakat, sehingga adanya refleksitas kolaboratif antara Pemerintah Indonesia dengan gerakan masyarakat lokal.

Integrasi kolaboratif sebagaimana dipaparkan di dalam semboyan dan nilai Pancasila. Menghasilkan konklusi pengentasan persoalan sosial dan ekonomi agar bersama untuk pulih lebih cepat serta bangkit kembali menjadi kuat.

Makna koherensi pulih lebih cepat dan bangkit menjadi kuat tidak hanya mengacu terhadap persoalan sosial dan ekonomi, melainkan lingkungan alam wajib diikut sertakan di dalam tema besar di ulang tahun Indonesia yang ke 77 tahun.

Pulih Lebih Cepat

         Kecemasan sosial tidak hanya disebabkan oleh pandemi atau virus Covid-19, melainkan kerusakan lingkungan adalah kecemasan sosial yang harus dipulihkan lebih cepat. Alasan tersebut karena lingkungan sebagai pola fundamental pembentuk manusia melalui kemampuan untuk menjaring sosial, ekonomi, bahkan budaya.

         Lingkungan alam bukan hanya sekadar makhluk hidup yang berdampingan dengan manusia, melainkan lingkungan alam menjadi rekognisi sebagai makhluk hidup yang mampu memberikan kehidupan untuk terus tumbuh secara berkelanjutan.

         Kemampuan lingkungan alam melakukan koherensi jaringan ekosistem dengan mahkluk hidup lainnya, memberikan pemahaman secara substansial, bahwa jaringan sistem dari lingkungan alam akan memobilisasi seluruh satuan makhluk hidup untuk bergerak secara disipatif (sistem terbuka). Sistem terbuka yang dinamis ditelaah oleh manusia secara besar-besaran untuk melakukan tindakan ekspolitasi terhadap lingkungan alam hingga berujung pada kerusakan alam.

         Penjelasan kerusakan alam yang terjadi pada tahun 2021 dilansir melalui platfrom resmi Kementerian LHK tepatnya terlansir di Materi Refleksi Akhir Tahun 2021 Ditjen PKTL dan PSKL. Dijelaskan bahwa kebakaran hutan pada kawasan konservasi, pada tahun 2021 dilaporkan hotspot sebanyak 55 titik pada 20 kawasan konservasi. Adapun kebakaran hutan konservasi pada tahun 2021 terjadi pada 56 unit kawasan konservasi di 18 Provinsi.

         Peristiwa kerusakan alam tersebut menjadi gambaran secara komprehensif bagi kita penghuni negara Indonesia yang melimpah akan sumber daya alam. Kerusakan menjadi sinyalir bagi kita untuk segera melakukan aksi yang kompatibel terhadap penyelamatan krisis lingkungan di Indonesia.

         Krisis lingkungan memberikan dampak yang begitu spesifik bagi kita, mulai dari sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan makhluk hidup. Dampak yang ditimbulkan mulai perlahan menunjukkan kebenarannya, terjadi berbagai macam bencana alam di seluruh wilayah Indonesia.

         Usaha pulih lebih cepat sesuai dengan jargon yang gahar di HUT ke 77 kemerdakaan Indonesia ini. Sangat diperlukan strategi untuk memulihkan lebih cepat krisis-krisis lingkungan di negara tercinta kita. Usaha paling fundamental adalah merubah kesadaran kita dari kesadaran pragmatis menuju kesadaran keberlanjutan lingkungan (environmental sustainability).

         Kesadaran keberlanjutan lingkungan merupakan kesadaran yang menyadari dan mengetahui objek lingkungan sebagai rangkaian besar di alam semesta untuk menunjang sistem keberlanjutan bagi kehidupan sosial masyarakat.

         Usaha selanjutnya melakukan percepatan aksi kolaboratif sosial berkelanjutan untuk bersama-sama menjaga dengan peran dan fungsi masing-masing. Usaha yang tidak kalah pentingnya adalah menegakkan legal standing secara mutlak dan adil.

Bangkit Lebih Kuat

Legal standing atau kedudukan hukum menjadi salah satu senjata yang mampu memberikan kebangkitan lebih kuat untuk mengamankan lingkungan alam di Indonesia.  Legal standingmenjadikan lingkungan sebagai kedudukan paling tinggi dan menjadikan manusia sebagai kedudukan yang setara antar manusia lainnya.

Kesetaraan bagi semua manusia yang mengekspolitasi lingkungan harus diberikan hukuman secara setimpal dan secara konsekuen tanpa tebang pilih. Kedisiplinan dalam menjadikan kelestarian lingkungan alam sebagai subjek hukum memberikan ekspansi untuk mengembangkan environmentetis agar mengakar di sudut pandang dan cara berpikir manusia yang pragmatis.

Upaya selanjutnya dapat dilakukan melalui peran institusi global. Salah satu institusi global yang bergerak di dalam upaya kebangkitan lebih kuat untuk kelestarian lingkungan alam adalah nationally determined contribution (NDC). NDC memuat upaya setiap negara salah satunya Indonesia untuk mengurangi emisi dan mencegah terjadinya global warming.  

Komitmen NDC mewajibkan setiap negara untuk mengkomunikasikan komitmen iklim yang akan dicapai oleh suatu negara. Selain itu setiap negara wajib meng-updatekontribusinya dalam mencegah global warming.

         Pencapaian Indonesia dalam bangkit lebih kuat menjaga lingkungan alam menjadikan paham utilitarianisme untuk menentukan paham kebaikan terhadap nature. Paham tersebut memberikan kedekatan sosial dengan alam melalui sikap hormat dan kerja sama, tidak dengan mendominasi alam hingga mengontrol lingkungan alam. Maka pulihlah lebih cepat dan bangkitlah lebih kuat untuk lingkungan alam Indonesia.(*)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img