MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Bincang santai memperingati Internasional Coffee Day di Social Palace Cafe, Rabu (12/10) memunculkan banyak inspirasi. Dihadiri berbagai tokoh di Kota Malang, bincang santai yang bertajuk ‘Sharing dan Caring Membangun Kota Malang Lebih Baik’ ini membahas berbagai permasalahan dan potensi yang ada di Kota Malang.
Salah satu tokoh yang hadir, yakni mantan Sekda Kota Malang Wasto mengatakan, sebagai kota yang menuju metropolitan, Kota Malang tentu punya beberapa konsekuensi permasalahan. Hal ini perlu menjadi perhatian karena pemerintah masih terus berupaya menyelesaikan permasalahan itu.
“Pertama banjir, kedua kemacetan dan ketiga persampahan. Makanya terkait bagaimana korelasi bersama akademisi, saya dulu rajin mengumpulkan Pak rektor. Bagaimana supaya bisa membawa oksigen artinya yaitu bisa menanam pohon masing masing untuk mengurangi masalah itu,” sebut Wasto.
Ditambahkannya, saat ini pemerintah daerah dinilai sudah mempunyai dokumen perencanaan yang terkonsep dan terintegrasi dengan pusat. Yakni mulai dari RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) hingga RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Maka selanjutnya dibutuhkan peran serta dan dukungan dari semua pihak untuk membantunya.
“Intinya malang ini banyak yang pinter. Maka forum-forum seperti ini harus banyak dilakukan. Dari komunitas banyak, pakar juga banyak, akademisi banyak, mari kita ketemu dan kita jahit menjadi ‘dokumen’ bersama,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota Komisi B DPRD Kota Malang Lookh Mahfudz mengatakan Kota Malang memang menyimpan potensi dan kekayaan yang luar biasa. Salah satunya, ia membahas tentang uniknya ‘Boso Walikan’ yang ternyata memunculkan satu ikatan dan kedekatan antar pribadi.
“Orang Malang dengan bahasa Malangan atau Walikan itu memberi keakraban. Misalnya ‘Ayo uklam uklam’ terasa lebih cair. Apalagi karakter orang Malang sendiri cepat akrab dan cepat nyedulur. Karakter itu menjadikan potensi untuk membangun Kota Malang,” tegasnya.
Ia pun berharap karakter-karakter seperti ini bisa dipahami dan selanjutnya bisa ditularkan. Selanjutnya ia juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi agar tidak ada permasalahan yang muncul.
“Banyak potensi yang harus dikembangkan. Komunikasi dijalin terus karena buruknya komunikasi menjadikan salah paham dan menjadi paham yang salah,” tambahnya.
Sedangkan Arie Aripin tokoh pemerhati anak dan lingkungan mengatakan Kota Malang telah diberkahi sebagai kota pendidikan yang memiliki banyak milenial yang potensial. Banyaknya masyarakat terpelajar ini dikatakannya menjadi sesuatu yang paling mahal.
“Potensi yang sangat besar karena Malang ini adalah kota terkaya. Kalau punya tambang emas dikeruk bisa habis, tambang batu bara dikeruk bisa habis, tapi di Malang ini punya potensi kecerdasan yang luar biasa karena banyak universitas,” kata Arie.
Oleh karenanya, Arie menyoroti pentingnya membangun dan membentuk karakter generasi muda.
“Kita ciptakan mendidik karakter sopan santun. Kemudian ruang kedua, di sekolah mempelajari ilmu pengetahuan dan kemudian ruang publiknya juga. Pilihan kita hari ini adalah kompromi membangun Kota Malang lebih dahsyat dan lebih bagus,” tandasnya. (ian/aim)