Longsor di Piket Nol Lumajang, Akses ke Malang Terputus
MALANG POSCO MEDIA- Banjir dan longsor kembali terjadi di wilayah Kabupaten Malang. Kamis (3/11) malam banjir bandang menerjang Desa Lebakharjo Kecamatan Ampelgading. Di Jalur Piket Nol Lumajang yang berbatasan dengan Kabupaten Malang juga terputus akibat longsor.
Kamis (3/11) malam lalu air bercampur lumpur meluap dari Sungai Kedungondo Lebakharjo. Ketinggian air mencapai tiga meter. Luapan air menutup jalan di Dusun Sukomaju A dan Sukomaju B.
189 rumah warga dan sejumlah fasilitas umum yang berada di dua dusun tersebut terendam air. “ Selain itu dua sekolah, SDN 2 Lebakharjo dan TK Dharma wanita serta dua musala dan satu masjid terendam banjir,” ungkap Kepala Desa Lebakharjo Sumarno.
Ia menambahkan sejumlah tanggul dan dam juga jebol. Yaitu tanggul Kali Sat, Dam Kali Sat dan tanggul Sungai Sengkaringan. Sedangkan ruas jalan di Dusun Sukomaju A dan Sukomaju B tertimbun tanah longsor.
“Selain banjir juga ada tanah longsor yang menimbun ruas jalan di Dusun Sukomaju A maupun Sukomaju B. 100 hektare sawah warga juga tergenang air bercampur lumpur,’’ tambah Sumarno.
Mantan anggota Komisi I DPRD Kabupaten Malang ini menyebutkan kerugian akibat banjir dan longsor mencapai Rp 2 miliar. “Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini,” kata dia.
Ini merupakan bencana banjir dan longsor kedua kalinya. Karena itu Sumarno mengatakan pihaknya membutuhkan beberapa peralatan. Yaitu alat berat, sembako, peralatan dapur dan peralatan bersih-bersih.
“Kami sudah sampaikan kepada BPBD kebutuhan yang mendesak. Termasuk membutuhkan kasur dan selimut. Karena ada beberapa warga yang kasurnya terendam air,’’ ungkapnya.
Dia menguraikan banjir bandang mulai terjadi, Kamis (3/11) malam sekitar pukul 19.00. Air bercampur lumpur dari Sungai Kedungondo meluap secara perlahan.
“Aliran air semakin deras dan kian tinggi. Pukul 22.00 WIB air menggenangi jalan setinggi tiga meter, dan menggenangi rumah warga setinggi satu meter,’’ katanya.
Sumarno mengatakan air mulai surut pukul 00.00 WIB. Seketika itu juga warga langsung melakukan bersih-bersih rumah. Pembersihan material banjir dan rumah warga masih berlanjut hingga kemarin siang.
Bupati Malang HM Sanusi didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Malang Hj Anis Zaidah Sanusi dan Muspida Kabupaten Malang serta sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) langsung meninjau lokasi bencana kemarin.
Penanganan darurat langsung diberikan. “Terutama fasilitas umum yang rusak langsung ditangani. Dam dan tanggul yang jebol sudah kami minta dinas terkait segera melakukan perbaikan,’’ urainya.
Bupati Sanusi dan warga kerja bakti. BPBD Kabupaten Malang pun diminta segera mendatangkan alat berat, agar lumpur yang menempel di jalan segera bersih.
“Untuk warga yang terdampak, kami memberikan bantuan sembako. Warga yang rumahnya rusak karena longsor atau akibat banjir juga kami bantu semen,’’ ungkapnya.
Sanusi mengatakan pihaknya harus bergerak cepat dalam penanganan bencana. Sehingga aktivitas warga pun bisa segera pulih.
“Kesehatan juga demikian. Kami perintahkan Dinas Kesehatan memerintah perika kondisi kesehatan warga yang terdampak banjir. Sedangkan anak-anak yang mengalami trauma juga mendapatkan trauma healing dari DP3A,’’ ungkap mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang ini.
Selain penanganan darurat, Sanusi mengatakan pihaknya sudah telah mengusulkan bantuan anggaran perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana sejak pertengahan Oktober 2022 lalu. Usulan bantuan anggaran tersebut dikirim ke Pemprov Jatim dan Kementerian PUPR.
“Kalau ditotal seluruhnya kerugian mencapai Rp 100 miliar. Kami sudah mengusulkan bantuan anggaran baik ke Kementerian PUPR maupun ke Pemprov Jatim. Kami berharap usulan itu disetujui sehingga perbaikan pun segera dilakukan,” tandasnya.
Sementara itu Sumiarsih salah seorang warga mengatakan sekalipun banjir sering terjadi, namun sangat was-was. Terlebih Kamis (3/11) malam lalu. Debit air terus naik dan membanjiri rumahnya.
Sumiarsih mengatakan di kejadian banjir sebelumnya, yaitu 17 Oktiber 2022 lalu, dia mengamankan barang-barangnya di lantai dua rumahnya. “Tadinya kami pikir sudah tidak ada banjir lagi. Tapi ternyata ada lagi. Padahal barang-barang kami masih di atas, belum sempat diturunkan, dan banjir kembali datang,’’ ungkapnya.
Kendati rumahnya menjadi langganan banjir, namun Sumiarsih enggan pindah. Alasannya karena rumah itu satu-satunya miliknya.
Longsor juga terjadi di Piket Nol, Sumberwuluh Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, Kamis (3/11) malam. Akibatnya
jalur Malang-Lumajang terputus total. Pengendara harus memutar arah melewati sejumlah jalur alternatif. (ira/van)