MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Musim hujan menjadi ketakutan tersendiri bagi para pedagang buku di Velodrome. Bukan tanpa sebab, ketika hujan turun sebagian wilayah di sekitar pasar buku itu berubah menjadi genangan air besar atau banjir.
Ini bisa menjadi musibah besar mengingat barang yang dijual di pasar buku itu adalah berbahan baku kertas. Pedagang tentu was was ketika musim hujan seperti ini. Bahkan hujan lebat beberapa waktu kemarin ini pun sampai membuat beberapa buku dagangan di salah toko menjadi rusak.
“Ini ada 50 buku lebih, mungkin sampai 100 buku yang kena air banjir. Kalau dihitung per eksemplar paling murah Rp 5.000 saja, sudah Rp 500 ribu kita rugi. Padahal banyak buku yang harganya Rp 20 ribu. Ya sekitar Rp 2 juta-an lah,” terang Tommy Heriadi salah satu pedagang di Pasar Buku Velodrome Kamis (9/2) kemrin.
Menurut Tommy, banjir di Velodrome ini sebenarnya sudah terjadi sejak sekitar 2009 silam. Namun yang terparah sekitar tahun 2015 dan 2022 kemarin. Dirinya pun menjadi makin khawatir apabila kondisi ini makin buruk ke depannya.
“Permasalahannya ini ada sumbatan di gorong-gorong. Ada dua saluran itu yang terkena akar pohon jadi tersumbat. Jadi sekarang kalau hujan lebat, itu mesti air sampai naik, makanya depan toko ini saya tinggikan,” jelas Tommy.
Awalnya, ketinggian air sekitar 10 sentimeter. Namun saat ini ketika hujan lebat, ketinggian bisa mencapai 20 sentimeter atau setinggi betis.
“Sekarang tiap hujan itu kayaknya mesti banjir. Ya kemarin ini yang agak parah ada buku yang rusak, itu saja masih saya simpan,” ungkapnya.
Bagi Tommy, ia hanya mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk melakukan perbaikan. Sebab dari pedagang sendiri sebenarnya sudah berupaya bekerja bakti mengatasi permasalahan tersebut. Sehingga aktifitas jual beli bisa berjalan nyaman.
“Kita tidak muluk muluk hanya ingin saluran air ini bisa diperbaiki dulu. Kalau perbaikan lain, ya pasti banyak yang butuh diperbaiki, yang penting saluran dulu. Kalau pasar buku sepi, disini sudah biasa, pas pasar pagi hari Minggu itu baru ramai,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata mengatakan bangunan Velodrome ini merupakan aset provinsi Jawa Timur. Artinya dari pemerintah daerah tidak bisa melakukan perbaikan. Akan tetapi pihaknya tetap akan ikut aktif menyampaikan berbagai masalah terkait hal tersebut.
“Velodrome itu asetnya provinsi. Iya, akan disampaikan,” singkatnya. (ian/aim)