.
Sunday, December 15, 2024

Banjir Kartu, Jan Olde Bela Pemain

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, GIANYAR – Dewa United gagal mendapatkan kemenangan ketika away ke markas Arema FC di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Kamis (2/11) kemarin. Tim asuhan Jan Olde Riekerink ini harus menelan kekalahan 1-2 dari tuan rumah, dalam laga yang diiringi dengan dua kartu merah bagi tim Dewa United tersebut. Kontrol emosi dan kalah jumlah pemain membuat Ricky Kambuaya dkk tidak bisa mengimbangi perolehan skor tim Singo Edan.

“Kami menjalankan intruksi pelatih dengan baik di babak pertama. Kami membuat beberapa peluang tapi belum beruntung,” ujar Gelandang Dewa United Rangga Muslim.

Kondisi pun berubah di babak kedua. Setelah jeda, Arema FC mampu memanfaatkan keunggulan jumlah pemain yang terjadi sejak enam menit terakhir babak pertama.

Tuan rumah mendominasi permainan dan terus menyerang karena Dewa United juga tak lagi dominan menembus pertahanan Arema FC setelah hanya mengandalkan satu striker. “Babak kedua kami ubah permainan karena kami kehilangan satu pemain dan upaya mencetak gol tambahan belum berhasil,” tambah dia.

Menurut Pelatih Dewa United Jan Olde Riekerink, momen setelah kartu merah memang mengubah situasi. Ia menarik satu wingernya untuk turun dan bermain sebagai bek. “Kami main dengan 4-4-1 dan kami kebobolan lagi,” tuturnya.

Meski demikian, ia menegaskan tak mau menyalahkan pemainnya yang terkena kartu kuning sebanyak dua kali dan berujung kartu merah tersebut. Baik Ahmad maupun Egy Maulana Vikri. Begitu pula emosi pemain, baik yang berada di tengah lapangan atau di bench.

“Ahmad Rusadi pemain yang muda dan saya pelatih yang harus melindungi pemain. Apalagi dalam tim ini hanya ada dua pemain muda,” tambahnya.

Sementara kartu kuning sisanya diterima oleh Agung Mannan, Septian Bagaskara, Ricky Kambuaya, dan Sjoerd Woundenber (ofisial) yang berada di bench yang akhirnya ikut terlihat emosi dalam pertandingan.

“Saya tidak bisa salahkan mereka. Saya selalu memikirkan tentang klub, tim, dan invidual. Mungkin mereka mengekpresikan berlebih, saya menyabarkan mereka, mereka mempunyai emosi (sebagai) pemain, bagi saya mereka sangat terhubung,” jelasnya.

Menurut dia, untuk kartu kuning di menit akhir yang dilakukan Egy Maulana dan berujung kartu merah itu karena emosi, namun tidak dengan membuat pelanggaran yang keras. “Ini bukan kartu kuning karena individu, tapi untuk menjaga tim, itu kartu kuning yang berbeda ketika frustasi, kartu kuning untuk mencegah terjadi (peluang), saya kasih tahu mereka. Kalau tim kuat kami akan bangkit di babak akhir, kami bisa lihat berjuang satu sama lain, dengan 10 pemain (sebelum Egy Maulana diusir wasit pada menit ke-90+4) kami ciptakan peluang besar,” pungkas mantan pelatih Galatasaray tersebut. (ley)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img