MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Mahasiswi Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ulfah Nur Oktaviana, S.Kom, menciptakan aplikasi E-Rice Detector. Aplikasi ini sangat berguna bagi petani. Karena dapat menjadi solusi dari permasalahan mereka saat ini.
Ulfah menjelaskan bahwa banyak masalah yang menyebabkan petani di Indonesia jauh dari kata makmur. Pertama adalah permainan harga yang dilakukan oleh tengkulak, di mana mereka membeli beras dengan harga sangat murah dari para petani. Kemudian menjualnya dengan mahal ke masyarakat.
Masalah kedua adalah minimnya ketersediaan pupuk beserta harganya di pasaran. Masalah yang terakhir adalah para petani yang tidak mengetahui penyakit pada padi dan hal tersebut dapat menyebabkan gagal panen. “Dari beragam permasalahan yang ada, akhirnya tim kami membuat aplikasi yang dapat membantu para petani,” katanya.
Ada beberapa fitur yang terdapat pada aplikasi E-Rice Detector. Pertama, ada daftar harga beras di seluruh Indonesia. Lalu fitur kedua adalah informasi ketersediaan pupuk beserta harganya di sekitar lingkungan pengguna. Terakhir, terdapat fitur scan untuk mengetahui berbagai penyakit pada tumbuhan padi serta cara penanganannya.
Ulfah menerangkan bahwa dengan adanya aplikasi ini, ia berkeinginan untuk memakmurkan kehidupan para petani Indonesia. Selain itu aplikasi ini juga berguna sebagai transfer ilmu antara tim mahasiswa kepada para petani, utamanya dalam rangka penanganan penyakit padi. “Alhamdulillah, sampai saat ini, aplikasi E-Rice Detector telah di download ratusan kali di Playstore,” ungkapnya.
Ulfah Nur Oktaviana merupakan wisudawan terbaik UMM. Dia dikukuhkan Kamis (22/9) kemarin. Saat menjadi mahasiswa Ulfah juga turut serta di kegiatan kampus merdeka. Ia aktif di dua program yang berbeda yaitu Bangkit dan Generasi Gigih. Tak hanya itu, mahasiswa kelahiran tahun 1999 ini juga berhasil memenangkan Top 3 IEEE Innovation Nation.
“Saya berusaha memanfaatkan masa perkuliahan saya untuk mengembangkan skill dan mengeksplorasi berbagai bidang baik akademik maupun non akademik. Hal ini juga akan menempa saya untuk meningkatkan kemampuan problem solving dan juga kerja secara tim,” katanya.
Dalam perjalanan kuliahnya, Ulfah mengatakan bahwa kontribusi UMM sangat besar. Kampus putih menjadi wadah pembelajaran baik dari sisi akademik maupun non akademik baginya. Utamanya program UMM PASTI yang membuatnya lulus tepat waktu dengan nilai mumpuni. Program ini juga membuatnya lebih mandiri dan cakap mengatasi masalah. Terakhir, UMM PASTI juga sukses membuatnya diterima bekerja sebagai data analyst, bahkan sebelum diwisuda.
“Langkah selanjutnya yang akan saya ambil setelah lulus dari UMM adalah turut berkontribusi dalam pembangunan Indonesia menggunakan ilmu yang saya dapat di sini. Saya juga akan meningkatkan kepekaan agar dapat mengetahui permasalahan di masyarakat dan menyelesaikannya dengan teknologi,” pungkasnya. (imm/bua)