MALANG POSCO MEDIA – Perjalananya mengeksplor berbagai tempat membawa Amira menjadi penulis. Total sudah delapan buku yang diterbitkannya hingga saat ini. Menurut dia menulis menyenangkan untuk mengungkapkan segalanya. Ia sangat produktif menulis.
“Suka menulis sejak SD. Berawal dari menulis di buku diary. Menceritakan keseharian saya sewaktu itu. Hingga saya diikutkan ke perlombaan, dan ternyata mendapatkan juara satu,” jelas Amira.
Karya pertama yang ditulis adalah Kumpulan Cerita Balikpapan dalam Cerita. Buku itu ia tulis ketika duduk di bangku SMP kelas 1. Berkisah tentang keadaan kota kelahirannya, Balikpapan yang indah.
“Saya suka mengamati lingkungan sekitar. Itulah yang menjadi inspirasi saya yang kemudian saya tuangkan dalam bentuk cerita ini,” ungkapnya.
Bahkan saat ini, di samping kesibukannya melakukan pengabdian dan menyelesaikan skripsinya, Amira tetap menulis dan mempersiapkan launching bukunya yang ke sembilan.
“Menulis itu harus diasah, kalau enggak ibarat pisau akan tumpul dan susah. Jadi untuk mengasah saya harus rajin menulis terus. Tahun depan rencananya akan melaunching buku yang kesembilan,”imbuhnya.
Selain menulis, Amira sosok mahasiswa berprestasi di kampus. Mulai sejak menjadi mahasiswa baru hingga sekarang, banyak prestasi yang diraihnya. Mulai dari lomba announcer (penyiar), pidato Bahasa Inggris, Duta PGSD hingga menulis opini.
Ia juga pernah mendapatkan Best Announcer dalam lomba Podcast tingkat nasional. Meskipun begitu tidak melupakan akademiknya. Amira mampu mempertahankan IPK 4.00.
“Semua harus imbang, akademik bagus non akademik bagus. Itu baru menjadi seseorang yang berguna. Menggapai semuanya butuh perjuangan pastinya, jangan menyerah dan putus asa,” pesan Amira.
Wanita kelahiran tahun 2001 itu juga pernah menjadi seorang terapist anak autis. Bergabung bersama Omah Terapis Autis, menambah wawasannya. Khususnya mengenai anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
“Kepedulian yang mengantarkan saya terjun menjadi seorang terapis. Meskipun hanya sebentar, namun banyak hal yang saya dapatkan melalui tatap muka langsung dengan anak-anak berkebutuhan khusus. Mereka istimewa tetapi tetap sama seperti anak pada umumnya,” ungkapnya.
Amira bermimpi terus menjelajahi seluk beluk kehidupan yang ada di Indonesia. Terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Menurutnya, anak-anak merupakan pondasi yang nantinya akan membangun peradaban di masa depan. (adm/van)