MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Cabang olahraga (cabor) bola basket di Porprov IX Jatim 2025, kontingen Kota Surabaya baik putra maupun putri 5×5 berhasil meraih medali emas. Di partai final, baik putra maupun putri berhasil mengalahkan Kota Malang di GOR Bima Sakti Kota Malang, Senin (23/6) sore. Dengan hasil ini, Kota Malang harus puas meraih dua medali perak.
Raihan ini patut diapresiasi, karena sebagai capaian bersejarah karena kali pertama bisa mengawinkan medali perak. Tim basket putri Kota Malang harus mengakui keunggulan Surabaya dengan skor tipis 55-53. Sedangkan tim putra kalah 72-38.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat yang hadir langsung menyaksikan laga final menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh atlet dan pelatih. Pertandingan yang juga disaksikan Ketua KONI Surabaya Hoslih Abdullah, dan jajaran KONI Jatim dan Perbasi Jatim, berhasil menyajikan pertandingan final yang sangat bergengsi.
“Saya menghargai perjuangannya, baik yang putra maupun putri. Mereka bermain dengan penuh semangat dan sudah menampilkan yang terbaik,” ujar Wahyu.
Ia menyebut raihan dua medali perak sekaligus sebagai capaian luar biasa yang belum pernah diraih sebelumnya oleh basket Kota Malang. Dikatakannya bahwa ini adalah hasil terbaik dan patut diapresiasi sebagai langkah kemajuan cabor basket Kota Malang.
“Kita bisa menggandengkan dua perak sekaligus. Belum pernah terjadi sebelumnya. Saya memgucapkan selamat kepada seluruh atlet, tim pelatih dan ofisial, serta pengurus cabor Perbasi Kota Malang,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Perbasi Kota Malang Hessy Hazniah Tamim menyebut, hasil ini menjadi penanda kemajuan signifikan pembinaan basket Kota Malang.
“Anak-anak sudah tampil luar biasa. Kalau dibilang main jelek ya tidak, cuma memang kurang beruntung saja. Tapi ini sudah yang terbaik,” tegas Hessy.
Atmosfer pertandingan juga disebut menjadi salah satu pendorong semangat para atlet. Ia menyebut dukungan suporter Kota Malang sejak awal Porprov sangat masif dan membangun motivasi.
“Suporter luar biasa. Dari awal Porprov sampai final, semangat penonton sangat membantu mental anak-anak,” katanya.
Sementara itu, Pelatih Tim Basket Putra, Sugiharto Cahyadi mengakui ada faktor mental yang memengaruhi performa anak asuhnya.
“Memang instruksi saya sebelumnya, belum berjalan sempurna. Faktor utama karena tekanan mental. Mereka grogi dan akhirnya tidak tampil maksimal,” jelas Sugiharto.
Senada, Pelatih Tim Basket Putri Juni Adi Cahyanto menilai anak-anak asuhnya sebenarnya memiliki potensi untuk memenangkan laga. Lagi-lagi, mental para atlet yang masih perlu penguatan, membuatnya harus puas menduduki posisi runner-up dengan selisih poin yang sangat tipis.
“Melihat permainan tadi, kami sebenarnya mampu meraih kemenangan. Tapi memang kurang beruntung di bola-bola akhir,” tuturnya.
Salah satu pemain, Louisa Antoinette Anabella mengaku tetap bangga meski belum membawa pulang emas.
“Awalnya nggak nyangka bisa ke final. Kami latihan hampir setiap hari. Tapi ya mungkin belum waktunya,” ujar siswi SMAK Kolese Santo Yusup itu. (rex/jon)