spot_img
Friday, October 18, 2024
spot_img

Batasi Matik di Jalur Wisata Bromo

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA-Kecelakaan lalu lintas (laka lantas) yang kerap terjadi di jalur wisata, terutama di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)  jadi perhatian serius. Perlu adanya penguatan aturan dari pengelola TNBTS terkait penggunaan kendaraan matik. Sebab kendaraan ini secara umum rawan rem blong. 

Hal tersebut disampaikan Kasatlantas Polres Malang, AKP Adis Dani Garta saat ditemui Malang Posco Media, Rabu (5/6) kemarin. Ia menjelaskan beberapa kasus laka lantas di jalur TNBTS itu didominasi oleh kendaraan matik, baik roda dua maupun roda empat.

- Advertisement -

“Dari beberapa kecelakaan matik, syoganya pihak pengelola TNBTS harus betul-betul memberikan peraturan yang ketat,” kata Adis di Mapolres Malang.

Dari kasus laka lantas  yang terjadi, cendrung terjadi pada jalan menurun dan relatif melibatkan kendaraan berjenis transmisi automatis. Adis menyebut bila jalur ke TNBTS tergolong curam. Terutama di jalur Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo.

Ia  mengimbau agar meminimalisasi penggunaan kendaraan matik, baik motor maupun  mobil  melintas jalan tanjakan atau jalan menurun di jalur TNBTS.

“Ini menjadi perhatian bersama terutama yang berada di Pos Trisula. Agar penjaga pos ini memberikan imbauan, bahwasanya kendaraan matik ini dibatasi,” kata Adis.

“Kalau di motor matik ini kan minim engine brake. Kalau di motor manual pengereman bisa dibantu oleh engine brake,” sambungnya. 

Wisatawan yang menuju TNBTS agar disediakan kendaraan pengangkut khusus, seperti Jeep. Sebab, kata Adis, bila melihat geometris maupun kontur jalan memang yang cocok melintas kendaraan offroad.

Berdasarkan pantauan Malang Posco Media, jalur TNBTS melalui Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo memang   menurun curam dengan jarak tempuh yang cukup panjang. Selain rawan kecelakaan, juga rawan terjadinya pohon tumbang dan tanah longsor. 

Sementara itu, dengan kondisi jalan yang sempit, kiri kanan jurang, mobil harus menurunkan kecepatannya atau berhenti bila ada mobil dari arah berlawanan.

Kendati terdapat rambu-rambu, namun kondisi lampu penerang jalan umum (PJU)  juga harus diperhatikan. Di samping itu pagar pembatas masih banyak dibangun secara swadaya masyarakat.

“Pembatas jalan itu masih bersifat sawadya. Bisa kita liat pagar pembatas jalan terbuat dari ban. Ini harus menjadi perhatian. Seyogyanya pengelola TNBTS harus membuat pagar pembatas yang kokoh,” lanjut Adis.

Dipaparkannya, baik pemotor maupun sopir  harus memastikan kondisi ban motor dan fungsi rem dalam kondisi prima. “Karena memang ketika turun dari jalur TNBTS yang dikedepankan adalah fungsi pengereman,” kata Adis.

Kanit Penegak Hukum (Gakkum) Satlantas Polres Malang, Ipda Joko Taruna menambahkan, penyebab rem blong saat di jalur menanjak ataupun menurun dikarenakan pengereman yang terus menerus. Sehingga  mengakibatkan cakram rem panas dan kurang maksimal saat digunakan.

“Bisa dibilang kendaraan matik itu tidak recommended atau tidak disarankan digunakan bila melintasi jalur TNBTS,” pungkasnya. (den/van)

- Advertisement -
spot_img
spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img