MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Puncak Batu Culture Festival #3 2024 selesai pada, Minggu (30/6) kemarin. Festival yang ditujukan untuk merayakan kekayaan warisan budaya yang ada di Kota Batu menampilkan berbagai pertunjukan seni yang meriah, presentasi budaya dan penghargaan untuk talenta serta kontribusi lokal.
Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai didampingi Kadisparta Arief as Sidiq, Dewan Kesenian Kota Batu, Kepala Sekolah SD, SMP dan SMA Kota Batu turut hadir dalam penutupan Batu Culture Festival. Ketua Dewan Kesenian Kota Batu Sunarto menyampaikan rangkaian Batu Culture Festival ketiga berjalan dengan sukses.
“Batu Culture Festival dimulai tahun 2022 di masa pandemi dengan semangat yang luar biasa. Bahkan pekan kebudayaan daerah di Kota Batu dengan tajuk Batu Culture Festival ini mampu menjadi pioner setelah pandemi,” ujar Sunarto kepada Malang Posco Media.
Ia menjelaskan rangkaian Batu Culture Festival tahun 2024 dimulai dengan Gumbinganesia yang dilaksanakan pada Kamis, (27/6) pukul 19.00 WIB. Acara ini menampilkan atraksi menarik dari kesenian khas Kota Batu. Mulai dari Ritual Suguh, Pecutan, Pencak, Tarungan Obor, Monyetan, Macan Belehan hingga Gumbingan.
Kemudian dilanjutkan dengan jaran kepang dan berbagai pertunjukan lainnya dan puncak acara yang dilaksanakan kemarin. “Festival ini merupakan bukti komitmen Kota Batu dalam melestarikan dan mempromosikan warisan budaya lokal Kota Batu kepada generasi muda dan wisatawan yang datang ke Kota Batu,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Sunarto juga meminta Pj Wali Kota untuk menindaklanjuti Blueprint Batik Sekar Triloka dan Bandulu KWB menjadi milik Kota Batu yang sudah diberikan hak kekayaan intelektual (HAKI).
Sementara itu Pj Aries menyampaikan bahwa pekan budaya ini harus digelar secara berkelanjutan. Sehingga identitas budaya Kota Batu dan Indonesia pada umumnya tetap lestari.
“Kebudayaan jika hilang maka identitas negara ikut hilang. Kebudayaan adalah identitas kita yang akan menjadi warisan untuk anak cucu kita. Walaupun Kota Batu adalah kota, namun kebudayaan adalah hal yang harus dilestarikan melalui event yang dilaksanakan terus menerus. Jika kebudayaan tidak dilestarikan, nanti akan hilang,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa saat ini kebudayaan tergerus oleh zaman. Sehingga semua elemen masyarakat Kota Batu yang harus merawat dan melestarikan. “Kita harus merawat. Jangan sampai kebudayaan daerah tidak kita perkenalkan kepada anak cucu kita, maka mereka tidak akan mengetahui kebudayaan Kota Batu. Saya berharap kita memiliki tanggung jawab luar biasa untuk melestarikan dan menjaga kebudayaan kita. Wadah Arjuna Wiwaha Sendratari ini harus terus dimanfaatkan dan digunakan untuk melestarikan kebudayaan kita,” paparnya.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim ini juga menyampaikan harapannya agar inisiasi baik ini terus dilanjutkan. Terlebih potensi seni budaya di Kota Batu sangat beragam dan kaya. “Jangan pernah menyerah untuk mempromosikan potensi yang dimiliki. Dari hal yang kecil, kita bisa membangun hal yang besar. Kalau ada yang peduli, saya yakin semua akan merasa hal yang sama. Selamat dan sukses, terima kasih kepada budayawan dan seniman Kota Batu,” ungkapnya.
Pada puncak acara Festival ini juga diserahkan Blueprint Batik Sekar Triloka dan Bandulu KWB, yang merupakan bagian dari pakaian daerah Kota Batu, serta penyerahan HAKI untuk pakaian daerah Kota Batu. Kedua penghargaan ini diserahkan oleh Dewan Kesenian Kota Batu dan Pemerintah Kota Batu.
Dalam acara ini diserahkan piagam penghargaan kepada Dr. Aries Agung Paewai, S.STP, MM selaku Pj Wali Kota Batu atas peran aktif dan sumbangsihnya dalam memajukan dan mengembangkan kebudayaan dan seni tradisi di Kota Batu.
Selain itu, ada penyerahan hadiah untuk lomba lukis dalam rangka Kegiatan Pameran Seni Kriya, Cagar Budaya, dan Pusaka Nusantara yang telah dilaksanakan pada tanggal 28 Mei, serta penyerahan hadiah untuk pemenang Mbatu Art Dance Culture Fest#3.(eri/lim)