.
Thursday, December 12, 2024

Batuk Anak: Penyebab dan Cara Mengatasinya

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Malang Posco Media – Prof Dr dr Bambang Supriyatno, Sp.A(K), seorang dokter spesialis anak yang tergabung dalam Kelompok Staf Medis Kesehatan Anak di RSUPN Dr. Cipto Mangungkusumo, menekankan bahwa ketika anak batuk, sebaiknya tidak dalam posisi berbaring. Hal ini karena batuk yang terjadi saat berbaring menjadi tidak efektif.

“Cara batuk yang benar, posisi anak tidak boleh sambil tiduran. Dia harus sambil duduk atau setengah duduk, atau berdiri. Itulah batuk yang benar, batuk yang efektif,” ujar dia dalam diskusi bertema “Si Kecil Sering Batuk Pilek, Apa Solusinya?” yang disiarkan secara daring, Senin (23/10).

Bambang menjelaskan bahwa jika batuk anak tidak berfungsi dengan baik akibat posisinya saat tiduran, lendir akan menumpuk di dalam saluran pernapasan. Akumulasi lendir ini bisa memfasilitasi pertumbuhan bakteri, yang meningkatkan risiko infeksi.

Selanjutnya, jika anak batuk dan menghasilkan dahak, idealnya dahak tersebut harus dikeluarkan melalui mulut. Tetapi jika anak belum mampu atau kesulitan mengeluarkannya, maka dia bisa menelannya.

“Kalau dia bisa batuk lewat atas it’s ok. Kalau enggak, telan saja (dahaknya), tidak apa-apa, nanti dia (dahak keluar lewat bawah), enggak usah takut,” tutur Bambang.

Ketika membahas mengenai batuk dan pilek pada anak, khususnya pada balita, Bambang menyatakan bahwa alergi, seperti yang disebabkan oleh debu atau makanan, serta infeksi, baik oleh virus maupun bakteri, adalah penyebab utama dari kondisi tersebut.

Untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya alergi pada anak, dokter biasanya akan merekomendasikan tes alergi. Selain itu, orang tua juga bisa memonitor secara cermat, seperti mengamati apakah ada makanan tertentu atau faktor lain yang dapat memicu reaksi alergi pada anak.

“Kadang yang murah, enggak perlu bayar itu dilihat atau diperhatikan habis makan semisal putih telur dia batuk atau snack. Biasanya orangtua tahu kalau memperhatikan betul,” jelas Bambang yang menegaskan bahwa alergi tidak akan hilang tetapi berhenti.

Dia menambahkan, pada mereka dengan kondisi hidung tersumbat biasanya mengalami dua konsekuensi yakni mulutnya menganga atau mendengkur. Kondisi mulut menganga atau mendengkur masih dikatakan normal bisa berlangsung kurang dari tiga kali seminggu.

“Tetapi kalau lebih dari tiga kali seminggu, maka wajib berobat. Karena kalau tidak, anaknya akan hiperaktif, tidurnya muter-muter, keringat malam, sering batuk pilek pada malam hari, bibirnya kering, mulutnya bau, berat badan tidak naik,” demikian pesan Bambang.(ntr/mpm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img