MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Batu paparkan beberapa kerawanan yang bisa saja terjadi dalam setiap Pilkada Kota Batu 2024. Kerawanan tersebut meliputi ujaran kebencian, politik uang dan kampanye diluar jadwal.
Hal itu ditegaskan oleh Koordinator Divisi Hukum Pencegahan, Parmas dan Humas Bawaslu Kota Batu, Yogi Eka Chalid dalam dalam Press Release pemetaan kerawanan berdasarkan lndeks Kerawanan Pemilu (lKP) Pemilu Tahun 2024, Sabtu (17/8) siang.
“Ada beberapa potensi kerawanan dalam Pilkada Kota Batu 2024. Pemetaan kerawanan berdasarkan lndeks Kerawanan Pemilu mengacu Pemilu 14 Februari 2024 lalu,” ujar Yogi.
Ia mencontohkan beberapa kasus dalam Pemilu 2024 lalu diantaranya ujaran kebencian di Kecamatan Bumiaji, politik uang di Kecamatan Batu dan kampanye diluar jadwal di Kecamatan Bumiaji.
Berdasarkan hasil Pemetaan Kerawanan tersebut diatas. Maka upaya taktis yang dilakukan oleh Bawaslu Kota Batu secara singkat penguatan kapasitas bagi jajaran pengawas Pemilu melalui supervisi dan monitoring secara intensif.
“Kemudian kami mengoptimalkan koordinasi bersama antara pengawas dan penyelenggara Pemilu serta sentra Gakkumdu melalui kegiatan rapat koordinasi. Baik rakor teknis, rapat kerja teknis dan sosialisasi bersama sehingga diperoleh kesepahaman dan kesamaan persepsi,” bebernya.
Memberikan imbauan setiap tahapan dan sub tahapan kepada peserta Pemilihan dan Pemangku Kepentingan lain seperti Pemerintah Daerah, ASN/TNI/POLRI sebagai salah satu pencegahan pelanggaran dan sengketa. Selain surat, imbauan dapat dipublikasi melalui Website dan Media Sosial
Selanjutnya memperluas cakupan pengawasan partisipatif kepada masyarakat dan memfokuskan diseminasi informasi pada tema-tema tertentu seperti anti politik uang, lawan politisasi SARA, hoax dan ujaran kebencian.
Pihaknya juga mengoptimalkan keberadaan Pojok Pengawasan, Posko Aduan Pemilihan, dan Patroli Pengawasan Pemilihan. Serta mengintensifkan roadshow ke Peserta Pemilihan sebagai wadah diseminasi informasi dan komunikasi terkait pengawasan pemilihan.
“Kami juga melakukan permohonan pendampingan kepada Sentra Gakkumdu pada setiap penanganan pelanggaran dan penyelesaian sengketa (di luar TP Pemilu,red),” imbuhnya.
Sementara itu Ketua Bawaslu Kota Batu, Supriyanto menambahkan bahwa perbedaan utama antara Pilkada serentak dan Pilkada yang dilakukan secara mandiri adalah pada sebaran perhatian dan konsentrasi dari berbagai pihak yang terlibat.
“Kita harapkan dengan Pilkada serentak ini, perhatian tidak hanya terfokus pada Kota Batu saja. Pada Pilkada sebelumnya, karena Kota Batu mengadakan Pilkada sendiri, semua energi dan kepentingan tertuju ke sini. Dengan pelaksanaan serentak, energi tersebut kini tersebar, sehingga kita harapkan pertarungan politik tidak akan seintens saat Kota Batu menggelar Pilkada sendirian,” terangnya.
Meski begitu dirinya mengharapkan situasi yang lebih kondusif pihaknya tetap menekankan bahwa potensi kerawanan dalam pelaksanaan Pilkada tetap ada. Menurutnya, meski perhatian tidak terfokus sepenuhnya di Kota Batu, berbagai faktor risiko masih perlu diwaspadai.
“Bukan berarti potensi kerawanan tidak ada, tetapi dengan kondisi Pilkada serentak kami berharap ketegangan bisa berkurang,” ungkapnya.
Dalam upaya mengurangi risiko, Bawaslu Kota Batu telah melakukan berbagai langkah mitigasi. Salah satunya adalah dengan menyusun Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi yang mungkin muncul selama pelaksanaan Pilkada mendatang.
“Indeks ini menjadi pedoman bagi seluruh pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Pemilu dan Pilkada, termasuk pada Pilkada 2024 ini. Kami sudah meluncurkan IKP ini, bukan untuk menakut-nakuti, tetapi agar semua pihak tetap waspada,” paparnya.
Dengan mitigasi yang telah disusun, Bawaslu Kota Batu berharap bahwa pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 dapat berjalan dengan lancar dan damai. Namun, ia juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam menjaga kondusifitas selama proses Pilkada berlangsung.
“Dengan demikian, meski Pilkada Serentak 2024 di Kota Batu diprediksi lebih adem, sekali lagi saya mengingatkan bahwa kewaspadaan dan antisipasi terhadap potensi kerawanan harus tetap menjadi prioritas,” pungkasnya. (eri/nug)