.
Friday, November 22, 2024

Bebas Antigen Percepat Pemulihan Pariwisata, Wajib Disiplin Prokes

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Pemberlakuan perjalanan dalam negeri yang telah bebas tes swab antigen dan PCR untuk mereka yang telah mendapatkan vaksin lengkap, mempercepat pemulihan pariwisata di Malang Raya. Beberapa sektor perekonomian mulai bertumbuh, seperti hotel dan pariwisata.

Ketua PHRI BPC Kota Malang Agoes Basoeki, SH,SST.Par. menjelaskan, semenjak tidak adanya pemberlakuan swab antigen untuk pelancong sektor perhotelan dan resto menunjukan kenaikan pengunjung dan wisatawan. Hal ini terjadi pada pekan sejak adanya pemberlakuan peraturan tersebut pada Sabtu (12/3) lalu.

“Sejak adanya pandemi bisnis perhotelan dan resto memang mengalami penurunan.  Tapi sejak satu minggu terakhir sudah mulai nampak adanya kenaikan pengunjung sekitar 30 persen, terutama diakhir pekan,” ujar Agoes kepada Malang Posco Media.

Tak hanya itu, adanya kasus Omicron juga berdampak pada sektor ini, penurunannya mencapai 15 persen hingga 20 persen. Padahal dibanding Januari lalu, perhotelah sudah mulai mulai naik dibandingkan dengan tahun 2020. Kenaikannya mencapai 70 persen hingga 80 persen, nyaris seperti sebelum adanya pandemi.

“Sebenarnya perhotelan dan resto sudah mulai bertumbuh beberapa kali setelah adanya kelonggaran. Tapi pertumbuhan ini terjadi seiring dengan kasus Covid-19 yang terjadi. Jika kasus Covid-19 melonjak maka bisnis hotel dan resto juga menurun,” ungkapnya.

Kebijakan pemerintah ini disambut antusias oleh para pebisnis perhotelan dan resto. Serta bertepatan mendekali bulan suci Ramadan. Beberapa program telah dipersiapkan untuk memulihkan perekonomian.

“Peraturan baru ini membuat 82 hotel yang tergabung dalam PHRI di Malang mengalami pertumbuhan. Beberapa karyawan yang sempat dirumahkan juga sudah mulai masuk kembali dengan adanya kenaikan pengunjung. Meskipun gaji yang diberikan belum 100 persen, kini para karyawan masih menerima 85 persen dari gaji utuhnya dahulu,” terangnya.

Sementara itu, Data Evlap dan Kehumasan Balai TNBTS Sarif Hidayat Kasubag juga memberi keterangan belum nampak kenaikan pengunjung dalam sektor pariwisata. Hal ini disebabkan masih belum meluasnya informasi yang didapatkan oleh masyarakat luas.

“Pengunjungnya masih stabil kalau weekdays kisaran 500-an setiap harinya. Sedangkan di weekend kisaran 1.500-an pengunjung,” ungkapnya.

Kenaikan pengunjung diperkiraka terjadi setelah lebaran nanti. Pihaknya belum memiliki program tertentu untuk menyambut kebijakan bari dari pemerintah ini. Dikarenakan wisata Gunung Bromo merupakan wisata konservasi.

“Berbeda dengan wisata konvensional yang gencar menawarkan promo untuk memulihkan kembali perekonomiannya. Kami tetap stabil, sesuai dengan arahan pemerintah saja.Memang dibandingkan dengan sebelum adanya pandemi, mengalami penurunan pengunjung 70persen hingga 75 persen,” tandasnya.

Meskipun pemerintah memberikan kelonggaran melalui pembebasan swab antigen ini. Tapi tempat-tempat publik seperti hotel dan pariwisata tetap memperketak Prokesnya. Hal ini terus dilakukan agar kehidupan kembali normal.

Aturan bebas PCR atau  antigen bagi pelaku perjalanan udara yang sudah vaksin lengkap berdampak pada meningkatnya jumlah penumpang di Bandara Udara Abdulrachman Saleh dan Stasiun Malang.  Kepala Seksi Keamanan Penerbangan dan Pelayanan Darurat UPT Bandara Abdulrachman Saleh Purwo Cahyo Widhiatmoko membenarkan hal tersebut. Sejak Rabu (9/3) lalu, ada peningkatan jumlah penumpang dari Bandara Abdulrachman Saleh.

“Dari data yang tercatat, jumlah penumpang pada Rabu (9/3) mencapai 570 orang dengan dua penerbangan. Kamis (10/3) jumlah penumpang yang terbang dari Bandara Abdulrachman Saleh 533 orang dengan dua penerbangan,’’ katanya.

Purwo menyebutkan, jadwal penerbangan di Bandara Abdulrachman Saleh hari Minggu – Jumat ada dua kali dengan maskapai Batik Air. Tambahan satu kali penerbangan di Sabtu dengan maskapai Garuda. “Sejak awal sudah demikian, Garuda hanya terbang dari Bandara Abdulrachman Saleh Sabtu saja. Sehingga di hari itu (Sabtu) ada tiga kali penerbangan. Selain hari itu (Sabtu) hanya ada dua kali penerbangan dengan maskapai Batik Air,’’ ungkapnya.

Dia pun menguraikan aturan bebas PCR atau antigen bagi penumpang pesawat dengan vaksin lengkap baru diterapkan Bandara Abdulrachman Saleh Rabu (9/3) lalu. Itu karena Surat Edaran nomor  21 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri Dengan Transportasi Udara Pada Masa Pandemi Covid-19 baru diterima UPT Bandara Abdulrachman Saleh Selasa (8/3) sore.

“Selasa lalu, kami masih menerapkan aturan lama karena surat baru kami terima sore hari. Saat itu jumlah penumpangnya 492 dengan dua penerbangan yaitu Batik Air,’’ katanya.

Sekalipun ada tren peningkatan jumlah penumpang, namun Purwo mengatakan sampai dengan Saat ini belum ada maskapai yang mengusulkan adanya tambahan jadwal penerbangan.

“Sampai saat ini belum ada. Tapi kalau ada maskapai yang ingin menambah jadwal bisa mengusulkan,’’ tambahnya.

Purwo juga mengatakan, sekalipun aturan bebas PCR atau antigen diterapkan untuk penumpang yang sudah vaksin lengkap, bukan berarti tidak ada juga longgar. Aturan tentang disiplin protokol kesehatan tetap diterapkan di Bandara Abdulrachman Saleh.

“Setiap penumpang tetap wajib melakukan validasi PeduliLindungi di tempat-tempat yang sudah disediakan. Mereka juga wajib tes suhu badan dan wajib menggunakan masker,’’ katanya.

Sedangkan untuk pengguna KA, data PT KAI Daop 8 Surabaya menyebut sepekan terakhir, jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi kereta api tidak mengalami peningkatan signifikan.

“Masih normal saja angkanya. Tidak ada kenaikan signifikan,” tutur Manager Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif.

Ia menjelaskan, angka rata-rata penumpang kereta api baik berangkat maupun turun dari Stasiun Kotabaru Malang mencapai 3.000 penumpang. Angka ini masih sama berdasarkan update data hingga Minggu (13/3) kemarin.

Ia menjelaskan di pekan awal Maret ini, yakni mulai 1 hingga 7 Maret lalu total jumlah penumpang rata-rata per hari ada di angka 300 orang hingga 700 orang. Selama sepekan total penumpang adalah 3.154 orang penumpang. Pada pekan kedua, mulai 7 hingga 13 Maret kemarin, total jumlah penumpang dalam sepekan tercatat 3.452 orang penumpang.

“Jumlahnya masih normal itu. Dan penumpang masi didominasi pengguna KA Lokal saja, Relasi Surabaya dan Blitar,” tegas Luqman.

ia mengungkapkan kebijakan peniadaan syarat menunjukan bukti negatif dari hasil Tes Antigen dan PCR belum berdampak besar dikarenakan pula belum memasuki musim libur yang panjang. Juga dikarenakan pengguna moda kereta api dari Malang kebanyakan menggunakan KA Lokal.

Alias, tidak bepergian jarak jauh. Dimana sejak awal aturan tes antigen dan PCR tidak diberlakukan bagi pengguna KA Lokal.

Di Kota Batu terjadi peningkatan mobilitas ke destinasi wisata dan okupansi hotel di Kota Batu.  Ketua Pehimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu, Sujud Hariadi menjelaskan, setelah dihapusnya syarat tes antigen dan PCR ada kenaikan kunjungan hotel dan tempat wisata di Kota Batu walaupun tidak signifikan.

“Sebenarnya sudah ada peningkatan pengunjung sejak Februari namun memang kenaikannya pelan. Nah setelah ada penghapusan tes antigen dan PCR sejak Selasa (8/3) ada kenaikan pengunjung lagi secara perlahan,” jelas Sujud.

Seperti tempat wisata yang Ia kelola, yaitu Selecta mengalami peningkatan pengunjung sekitar 15 hingga 20 persen. Biasanya saat weekday menampung 500 sampai 600 pengunjung. Namun satu minggu terakhir Selecta sudah bisa menerima sekitar 800 pengunjung saat weekday.

“Lalu weekend yang sebelumnya menerima sekitar 3000 sampai 4000 pengungjung, sekarang kami bisa menerima sekitar 5000 pengunjung. Itu juga karena sudah banyak rombongan bis-bis yang datang dan tidak dipersulit dengan tes PCR,” bebernya.

Bahkan Ia menjelaskan sudah ada beberapa pengunjung yang berasal dari luar pulau Jawa seperti dari Sumatra. Dan menurutnya, selama 2 tahun Pandemi Covid-19 ini, masyarakat telah terbiasa berlibur dengam Prokes yang ketan, sehingga saat dihapusnya syarat tes PCR ini masyarakat tidak euforia berlebihan.

“Yang terpenting Prokes dan penerapan scan barcode harus tetap diterapkan secara disiplin. Baik dari pengunjung maupun karyawan,” tegasnya.  (ran/ica/nit/ira/aim)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img