MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Setelah mengikuti kegiatan OSHIKA Maba Tahun 2024, program mahasiswa baru Universitas Islam Malang (Unisma) dilanjutkan dengan kegiatan Halaqoh Diniyah. Temanya, Mengukuhkan Islam Ahlisunnah wal Jamaah di Bumi Nusantara. Kegiatan itu dibuka Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi, M.Pd., Ph.D, Kamis (26/9) kemarin. Pembukaan Halaqoh Diniyah digelar di Gedung Bundar dan dihadiri oleh Wakil Ketua PBNU Dr. KH. Zulfa Musthofa.
Wakil Rektor 3 Unisma, Dr. Muhammad Yunus,M.Pd menjelaskan, halaqoh diniyah merupakan momentum untuk menyampaikan kepada mahasiswa baru tentang pembiasaan ibadah. Meliputi istighosah, tabligh dan menghafal Salawat Nuril Anwar. Kegiatan ini akan dilaksanakan dalam beberapa hari kedepan.
“Output kegiatan ini adalah mapping atau pemetaan kompetensi mahasiswa baru. Berapa diantara mereka yang hafal 30 juz, 10 juz, 1 juz atau masih belajar membaca Alquran, termasuk bacaan salat, qunut dan sebagainya,” ucap Yunus.
Selanjutnya, kata dia, hasil dari pemetaan tersebut akan diserahkan ke fakultas. Sehingga para mahasiswa akan mendapat pendampingan dan pembinaan yang tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dicapai. “Selanjutnya dilakukan pembinaan secara khusus di madrasah diniyah Unisma,” imbuhnya.
Yunus menegaskan, lulusan Unisma harus memiliki profil yang mampu menyeimbangkan antara intelektual dengan pondasi keagamaan yang memadai. Maka pembinaan akan dilakukan kepada mahasiswa hingga mereka semester 5 sampai menjelang program Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM). “Kalau ternyata belum, atau kompetensi keagamaan yang mumpuni, maka kami bimbing terus sampai mencapai standar minimal yang kita inginkan,” terangnya.
Halaqoh Diniyah merupakan momentum untuk menguatkan mahasiswa baru dari sisi keagamaan. Berkaitan dengan akhlak mereka dalam berpakaian, bersikap dan berinteraksi dengan orang lain. Baik dengan dosen, tenaga kependidikan maupun sesama mahasiswa.
Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi, M.Pd., Ph.D mengatakan OSHIKA MABA merupakan penanaman pondasi karakter kecendekiaan, kebangsaan dan keindonesiaan. Sedangkan Halaqoh Diniyah yang akan digelar selama tiga hari kedepan merupakan kegiatan pengembangan karakter keislaman dan keaswajaan.
“Dengan begitu akan membentuk profil lulusan Unisma, yang mampu menggabungkan dua sisi, yakni sebagai seorang santri dan seorang sarjana. Muatan santri ini dibentuk dalam halaqah, baik dalam kuliah atau kegiatan keagamaan,” katanya.
Dia berharap setelah mengikuti serangkaian kegiatan halaqoh diniyah, para mahasiswa baru mendapat bekal yang bermanfaat selama masa studi mereka di Unisma. “Dengan Karakter kecendekiaan kebangsaan dan keagamaan, akan membekali maba dalam menapaki masa studi selama empat tahun. Karakter itu akan memperlancar studi mereka dengan rida Allah,” pungkasnya. (imm/udi)