Let’s Play Indonesia
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Jika dahulu belajar kebanyakan dilakukan dengan membaca buku, kini hadir metode belajar yang lebih menarik yakni melalui game. Dikemas secara menarik dan tampilan kekinian menjadikan belajar semakin lebih menyenangkan dan memberikan kemudahan dalam memahami materi materi tertentu.
Berawal dari bisnis yang bergerak pada jasa training center sejak tahun 2006, Arif Bawono Surya Co Founder dari Lets Play Indonesia berhasil mengembangkan jasa training yang memberikan kemudahan kepada para pelanggannya salah satunya melalui bantuan dari game baik online maupun offline.
“Tahun 2018, saya memutuskan untuk work from home, dan memikirkan inovasi di beberapa dunia training ataupun dunia e d u k a s i . M a k a n y a d i tahun 2019 kita coba untuk membuat platform training bisnis dan menggunakan game sebagai media pembelajarannya dan kami namakan Lets Play Indonesia,” ungkapnya kepada Malang Posco Media.
Bukan tanpa alasan, pemilihan game sendiri juga merupakan hasil dari observasi mendalam yang dilakukan terhadap perkembangan dunia saat ini. Dimana kecenderungan terhadap game semakin meningkat. Hal ini yang dimanfaatkan oleh Arif untuk dapat mengembangkan metode baru dalam dunia training atau edukasi bisnis.
“Belajar itu umumnya serius, dan satu arah. Kami inginnya di sesi pembelajaran lebih menyenangkan . Dan juga bisa lebih memberikan dampak kepada partisipan. Selam kita sesi yang panjang mulai agak berat, apalagi jika hanya satu arah. Game ini menjadi salah satu metode yang bisa dikatakan terbaik karena menonjolkan sisi interaktifnya,” ucapnya.
Pada mulanya berdiri, Let’s Play hanya berfokus dalam jasa pemberian training dalam bentuk games edukasi. Namun seiring dengan berkem[1]bangnya perusahaan tersebut sudah ada beberapa game yang diciptakan. Salah satunya yakni game wisata yang mem[1]perkenalkan beberapa aspek dalam pengembangan wisata dibuat pada tahun 2020 akhir.
“Game pertama yang kami dapatkan dari Malaysia, kita coba di Lets Play. Ternyata mengasyikan, game tersebut berisi terkait dengan bagaimana menge[1]lola supermarket, bagaimana berjualan, merekrut tim dan lain sebagainya. Ini bisa menjadi gambaran dalam simulasi bisnis,” terangnya.
Tahun 2023, Lets Play su[1]dah memiliki studio game tersendiri yang bernama Lets Studio Indonesia yang berkembang dalam pem[1]buatan game. Beberapa waktu lalu, menggandeng Dinas Pendidikan Kota Malang untuk menciptakan suatu game yang dapat memberikan penge[1]tahuan terkait dengan pencegahan stunting.
Sebagai jasa yang mengembangkan pelatihan melalui game, Arif mengung[1]kapkan sasaran produknya tidak hanya dari kalangan anak-anak muda saja, n a m u n jangkauannya jauh lebih luas. Mulai dari corporate sampai dengan lembaga-lemba[1]ga pendidikan.
“Kami kurasi g a m e a g a r sesuai dengan p a r t i s i p a n yang bermain b e b e r a p a w a k t u l a l u misalnya dari aparatur kecamatan yang menginginkan sesi team work yang menarik. Akhirnya saya kruasi selama dua minggu, dan menemukan game yang cocok dengan target market umurnya dan mendapatkan antusias yang baik,” terangnya.
Sampai dengan saat ini sudah ada lebih dari 200 koleksi game, dan yang dibuat langsung oleh Lets Play Indonesia ada di belasan game. Tema-tema yang digunakan lebih mengarah pada tema bisnis atau ekonomi. Genre yang digunakan adalah genre ekonomi, seperti jual beli, manajemen dan masih banyak yang lainnya. Namun beberapa waktu tetap fleksibel menyesuaikan dengan kebutuhan pasar.
Dilanjutnya, beberapa tantangan yang dihadapi salah satunya mindset di beberapa orang melihat game sebagai media yang buang-buang waktu dan memberikan dampak negatif di mata beberapa orang.
“Peluangnya juga cukup besar, salah satunya pembelajaran yang sudah bisa menggunakan berbagai media salah satunya juga game. Kami melihat ada keterbukaan dari sisi pemerintah untuk pemanfaatan game dalam pembelajaran,”imbuhnya
Apalagi guru-guru muda saat ini sudah mulai banyak yang menyadari terkait dengan pemanfaatan game sebagai media untuk pembelajaran yang lebih mudah dan menyenangkan. Apalagi generasi milenial ataupun generasi Z lebih gandrung terhadap berbagai kemajuan yang ada.
“Ke depannya kami mencoba untuk membuat lebih banyak game sebagai media pembelajaran, kedua kami ingin lebih banyak sesi-sesi game based learning di berbagai sektor dan mulai menumbuhkan teman-teman muda berkiprah di dunia industri game,” tandasnya. (adm/aim)