Malang Posco Media, Malang – Kabupaten Blitar menargetkan tahun 2030 bebas sampah. Untuk menuju bebas sampah, Selasa (7/3) sore, ibu-ibu Dharma Wanita Kabupaten Blitar mengikuti serangkaian Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang daur ulang sampah di Gedung Nuswantara, lantai VII FISIP Universitas Brawijaya Malang.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan acara ini membawa berkah demi Blitar yang bersih dari sampah, sehat, dan pembangunan lingkungan yang berkelanjutan,” ujar Wadek II FISIP UB, Dr. Ahmad Imron Rozuli, MS.i
Setelah materi selesai mereka mencoba aneka produk hasil daur ulang sampah, termasuk mencicipi magot, minum air hujan, dan mencoba baju, tas serta aneka kerajinan dari bahan olahan sampah rumah tangga.

“Enak, gurih. Monggo ibu-ibu, ayo dicoba. Tidak usah membayangkan jijik, ini magot kering, sudah digoreng, tidak usah bayar,” ungkap Efrida narasumber dari Bank Sampah Eltari
Awalnya, beberapa peserta tampak ragu. Sebagian masih membayangkan jijik. Namun satu-persatu, akhirnya banyak peserta yang mendekat dan memberanikan diri untuk tidak malu-malu mencobanya.
Selain magot goreng, tersedia juga hasil sulingan air hujan yang menyehatkan. Air tadah hujan ini ditabung di berbagai media yang telah disediakan di rumah. Selama ini, belum banyak masyarakat yang memanfaatkan air hujan untuk ditabung, lalu diminum.
“Ini sumber air gratis dari Tuhan dan air hujan ini menyehatkan, bisa digunakan untuk terapi penyembuhan penyakit. Untuk menjaga air hujan tetap steril, tabungan air hujan itu lalu disuling untuk diminum,” tambah Yusuf narasumber lainnya.
Dalam Bimtek yang diselenggarakan FISIP UB bekerjasama dengan SDGs UB dan DLH Kabupaten Blitar itu, ibu-ibu Dharma Wanita juga mencoba pakaian dan gaun hasil dari daur ulang sampah. Sebagian peserta membeli aneka tas wanita yang bagus-bagus, semuanya dari bahan limbah sampah. Termasuk kerajinan dari limbah sampah karya para napi LP wanita yang menjadi binaan dari Bank Sampah Eltari bekerjasama dengan SDGs Center UB. (aim)