Abdurrohim, Bikin Website Simatren untuk Digitalisasi di Ponpes
Jauh dari latar belakang IT, Abdurrohim mampu megubah proses pendataan akademik di sejumlah pondok pesantren (ponpes). Itu melalui sistem informasi berbasis website yang dibuat secara otodidak.
MALANG POSCO MEDIA-Abdurrohim berinovasi untuk sejumlah lembaga pendidikan Islam, terutama ponpes di Kabupaten Malang. Ia membuat website Sistem Informasi Pesantren disingkat Simatren.
Dia membuat website tersebut dengan fleksibel, responsif dan mudah diakses santri maupun wali santri. Abdurrohim berinovasi atas kepeduliannya terhadap data santri maupun alumni angkatan sekitar tahun 1990-an lenyap hilang entah ke mana.
Abdurrohim mengatakan dirinya melihat data santri Raudlatul Ulum (RU) I yang berada di Kecamatan Gondanglagi Kabupaten Malang dalam kondisi hilang. Mulai dari data keuangan, data status keaktifan santri, hingga nilai santri juga hilang. Bahkan setiap periode pergantian pengurus data selalu hilang.
“Sehingga suatu ketika saya ditunjuk menjadi kepala pesantren (Raudlatul Ulum I), saya ingin data itu tetap ada bagaimana caranya,” kata Abdurrohim kepada Malang Posco Media.
Terlebih ketika beberapa data santri yang telah dimasukkan ke komputer terkena virus. Pria berusia 39 tahun tersebut berpikir keras bagaimana caranya data-data bisa kembali dan untuk ke depannya data tetap terlindungi.
Tanpa latar belakang bidang teknologi informasi, apalagi bahasa coding, Abdurrohim yang murni berlatar belang santri kemudian belajar secara otodidak. “Saya pilih bahasa PHP karena itu mendukung bagian applikasi berbasis web. Akhirnya saya berinovasi dan belajar otodidak,” imbuhnya.
Ia membuat website Simatren hingga rampung selama tiga bulan. Di balik proses pembuat inovasi ini, tidak terlepas dari sosok istrinya Abdurrohim yang selalu membantu.
“Istri saya yang membantu ketika saya menemukan kesulitan. Ketika saya mencari banyak referensi lalu tidak menemukan, istri saya yang membantu,” urainya.
Abdurrohim tak menyangka data-data yang telah lenyap, bisa kembali dengan adanya Simatren yang dibuat dan digunakan hingga kini. “Sudah terangkum dengan baik, data tunggakan dan nilai santri sudah ada semua,” jelasnya.
“Dan yang saya lakukan pertama kali adalah data santri aktif sambil teman-teman mencari data alumni yang sudah lulus di tahun 1990-an,” sambung pria yang kini menjadi dosen di kampus Al Qolam Kecamatan Gondanglagi itu.
Lebih lanjut, Abdurrohim menyampaikan bila ponpes yang menggunakan Simatren adalah Ponpes Raudlatul Ulum I dan II yang berada di Kabupaten Malang. Selain itu ponpes yang ada di Sampang Madura. Sedangkan salah satu SMP Islam di Kota Malang masih dalam proses briefing untuk menggunakan websitenya.
Dikatakan Abdurrohim bila proses briefing atau mengedukasi penggunaan website Simatren pernah dilakukannya dengan mendatangi rumah santri maupun wali santri.
“Saya sampai datang ke rumah. Kemudian kita briefing berkali-kali. Banyak yang tidak paham. Jadi untuk wali santri yang ini, untuk user santrinya yang ini. Fiturnya banyak,” paparnya sembari menyampaikan juga ada buku panduan diberikan.
Sementara itu, dalam pengelolaan Simatren ini juga melibatkan santri sebagai pengurusnya seperti di bagian keamanan data absensi maupun bidang pembelajaran untuk nilai santri.
Adanya website Simatren juga semakin mempermudah santri untuk melakukan absensi kehadiran dengan menggunakan kartu santri yang ditempelkan. Begitupa ketika santri mengakses informasi lainnya. “Kartu santri itu multifungsi bisa untuk absensi. biasanya absen di ponpes itu dilakukan manual. Dikumpulkan di musala, disebut satu-satu. Kalau ini tinggal pakai kartunya sudah terinput,” tandas pria yang tinggal di Desa Ganjaran Kecamatan Gondanglegi itu. (den/van)