MALANG POSCO MEDIA, KOTA BATU – Produk lokal hasil Usaha Kecil Menengah (UKM) Kota Batu kerap terpinggirkan oleh produk luar daerah maupun produk impor dari luar negeri. Padahal untuk kualitas hingga kuantitas produk lokal saat ini sudah sangat bersaing.
Melihat permasalahan tersebut, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mendorong agar Persatuan Hotel Restoran Indonesia (PHRI) Kota Batu untuk menggunakan produk lokal. Untuk itu Aries dalam waktu dekat bakal bertemu dengan PHRI Kota Batu membahas permasalahan tersebut.
“Untuk penggunaan produk lokal oleh pelaku usaha hotel, resto hingga wisata di Kota Batu sudah kita buatkan surat edaran agar PHRI menggunakan produk lokal. Namun saya sampaikan kalau melalui SE saja tidak ditindak lanjuti serius, makannya kami akan ketemu dengan PHRI membahas hal tersebut,” ujar Aries kepada Malang Posco Media.
Nantinya pembahasan mengenai penggunaan produk lokal diharapkan anggota PHRI Kota Batu mampu memberikan sumbangsih nyata dalam menggerakkan perekonomian pelaku UKM di Kota Batu. Sehingga pelaku UKM bisa merasakan dampak dari kunjungan wisatawan ke Kota Batu.
“Bisa saja nanti ada bargaining atau negosiasi seperti pajak seperti apa. Namun yang jelas kalau nanti kita sudah bahas pasti akan ada kebijakan seperti reward dan punishment,” beber Kepala Dinas Pendidikan Jatim ini.
Dengan adanya reward dan punishment, setidaknya mau tidak mau akan membangkitkan semangat para pelaku UKM di Kota Batu. Selain itu para pelaku UKM akan merasa bahwa produk yang mereka buat akan sangat dihargai oleh PHRI dan pemerintah.
Selain mendorong pelaku usaha hotel, resto dan pariwisata berbelanja produk lokal. Pemkot Batu juga telah memastikan bahwa Pemkot Batu melalui OPDnya juga telah menerapkan belanja barang dan jasa pelaku UKM lokal melalui E-katalog.
Melalui E-katalog, Pemkot Batu berkomitmen untuk bagaimana mendekatkan masyarakat dengan transaksi yang lebih jelas. Karena dengan begitu transaksi yang tidak diharapkan (transaksi langsung.red) tidak terjadi lagi.
“Transaksi E-katalog sudah dilakukan oleh OPD Pemkot Batu sejak tahun 2022, ini membanggakan. Artinya tidak ada lagi masyarakat yang terpinggirkan karena semua produk bisa masuk E-katalog,” paparnya.
Bahkan Pemkot Batu juga memberikan reward bagi OPD Pemkot Batu dengan penilaian indeks seperti belanja tinggi hingga akses ke E-katalog. Sebaliknya kami juga memberikan punishment bagi OPD yang belanjanya rendah atau yang tidak menggunakan E-katalog produk lokal.
Sementara, Kepala Badan Pengadaan Barang dan Jasa (BPBJ) Setda Kota Batu, Dian Fachroni, menjelaskan secara nasional di tahun 2023 ini LKPP Pemerintah Indonesia menargetkan transaksi Rp 500 triliun di E-katalog pada 2023 dengan 5 juta produk.
Untuk Kota Batu sendiri menargetkan 2.500 produk lokal bisa tayang di E-katalog dari total target belanja untuk katalog lokal melalui E-purchasing sebesar Rp 105 miliar. Untuk tahun ini total paket pengadaan barang dan jasa seluruh OPD mencapai 3.279 paket, naik dari tahun sebelumnya yang hanya 1454 paket.
“Kemudian untuk memenuhi target 2.500 produk lokal untuk tayang kami undang 60 pelaku UMK di Kota Batu. Kami menilai bahwa permasalahan yang terjadi selama ini permintaan belanja cukup besar, namun jasa dan barang yang masuk ke e-katalog sangat sedikit. Karena itu kami berharap melalui kegiatan ini bisa mengajak pelaku UMK di Batu terdaftar E-katalog,” paparnya.
Untuk penerima E-purchasing award di OPD Pemkot Batu terdiri dari lima besar. Peringkat kelima diraih oleh Dishub dengan indeks purchasing 63 persen, keempat Kecamatan Batu dengan 68 persen, ketiga Kecamatan Junrejo dengan 70 persen, peringkat dua Disnaker dengan 81 persen, dan peringkat pertama adalah BPBJ dengan indeks purchasing 82 persen. (eri)