MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Jembatan penghubung antara Desa Sutojayan dan Desa/Kecamatan Pakisaji ambrol diterjang banjir kiriman Kali Sukun, Selasa (24/9) sore. Jembatan tersebut ambrol saat tahap pembangunan. Jalan pun terputus total. Hujan deras memang mengguyur wilayah itu sejak pukul 13.00.
Air Kali Sukun kemudian meninggi hingga menggerus jembatan. “Saat hujan campur angin, pekerja langsung berhenti. Kemudian sekitar pukul 15.00 jembatan ambrol,” kata Nuryasin, warga Desa Sutojayan saat ditemui. Kepala Desa Sutojayan Kecamatan Pakisaji, Siti Rukhoiyah mengatakan bila jembatan tersebut sudah dikerjakan 85 persen.
“Tinggal melakukan pengecoran,” katanya. Namun, pihaknya menilai jembatan yang dibangun kurang tinggi sehingga tergerus debit air sungai yang tinggi. “Kami menilai jembatan itu kurang tinggi, karena selama ini dari jembatan yang dulu memang langganan banjir. Sedimen lumpur di dalam sungai,” kata dia saat ditemui, Rabu (25/9).
Dia mengatakan bila aliran sungai di sana menjadi langganan banjir, bahkan debit air ke rumah-rumah warga. Lebih lanjut, ia menyampaikan bila pengerjaan jembatan dilakukan sejak Agustus lalu. “Jembatan tersebut sudah tua sehingga kami mengajukan proposal ke Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang dan direalisasi untuk relokasi,” lanjutnya.
Tingginya ditambah 50 cm. Namun, kata Siti, karena pertimbangan kenyamanan pengguna jalan, apalagi banyak dilalui kendaraan besar, ketinggian direalisasikan 40 cm. Siti menambahkan, setelah ambrolnya jembatan penghubung antardesa itu, Dinas PU Bina Marga langsung menindaklanjuti pembangunan akan terus berlangsung.
Kepala Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Khairul Isnaidi Kusuma mengaku pihaknya sudah mendatangkan alat berat untuk melakukan normalisasi dan mengurangi sedimentasi di area pekerjaan proyek jembatan. “Ada sedimentasi serta sampah yang terbawa banjir,” terang dia kepada wartawan.
Dia menjelaskan, banjir kiriman membawa sampah merobohkan kayu penyangga bekesting yang disiapkan untuk pelaksanaan pengecoran. Bagian pondasi dan sayap pada proyek jembatan yang sedang dalam tahap pengerjaan itu masih utuh, meskipun diterjang banjir. “Bukan konstruksi jembatan yang roboh karena banjir,” ungkapnya.
Dia mengaku telah mengubah metode pelaksanaan pengerjaan proyek. Setelah normalisasi selesai dilakukan, penyangga bekesting disarankan menggunakan besi baja, untuk memperkokoh kesiapan konstruksi bekesting jembatan. (den/mar)