spot_img
Thursday, February 6, 2025
spot_img

Bencana dan Spirit Kesetiakawanan Sosial

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Setiap tanggal 20 Desember diperingati sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN). Tahun 2024 Kementerian Sosial (Kemensos) menetapkan tema yang diusung adalah “Kesetiakawanan Sosial memperkuat Ketahanan Sosial Nasional.” Menurut penulis, tema ini menjadi penting dalam upaya memulihkan dan membangun kondisi ketahanan sosial masyarakat Indonesia di tengah berbagai badai bencana yang terjadi, baik bencana alam, non-alam, maupun bencana sosial.

Secara umum, konsep kesetiakawanan sosial mengacu pada rasa saling peduli, dukungan, dan kerjasama antar individu atau kelompok dalam masyarakat. Kesetiakawanan menciptakan ikatan sosial yang kuat, di mana anggota masyarakat saling membantu dalam berbagai situasi, baik dalam keadaan normal maupun dalam situasi krisis.

-Advertisement-

Sebagaimana dinyatakan filsuf Yunani Kuno yakni Aristoteles (384-322 SM) bahwa pada prinsipnya manusia itu adalah makhluk zoon politicon, yang artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk yang pada dasarnya selalu ingin bergaul dengan sesama manusia lainnya dalam suatu masyarakat. Karena sifatnya ingin bergaul satu sama lain, maka manusia disebut sebagai makhluk sosial.

Sementara, ketahanan sosial mengacu pada kemampuan suatu masyarakat atau negara untuk menghadapi dan mengatasi berbagai tantangan, baik itu dari dalam maupun luar. Seperti bencana alam, konflik sosial, atau krisis ekonomi. Ketahanan sosial mencakup aspek-aspek seperti stabilitas sosial, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat.    Dalam pandangan Kementerian Sosial, Ketahanan Sosial diartikan sebagai kemampuan komunitas mengatasi risiko akibat perubahan ekonomi dan politik. Suatu komunitas memiliki ketahanan sosial apabila mampu melindungi secara efketif anggotanya termasuk individu dan keluarga yang rentan, mampu melaksanakan investasi sosial dalam jaringan sosial, mampu mengembangkan mekanisme yang efektif dalam mengelola konflik sosial dan kekerasan. Serta mampu memelihara kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam dan sosial.

Akhir-akhir ini kita sedang menghadapi berbagai persitiwa bencana, khususnya bencana alam, seperti banjir, tanah longsong, dan sebagainya. Peristiwa bencana ini menyebabkan kesengsaraan dan keterpurukan, serta menurunya ketahanan sosial masyarakat, khususnya para korban bencana. Oleh karena itu melalui spirit HKSN 2024 kita tumbuhkan jiwa kesetiakawakan sosial untuk memperkuat ketahanan sosial.

Bangsa Indonesia dikenal memiliki jiwa kesetiakawanan sosial, solidaritas sosial, dan semangat filantropi yang sangat tinggi.  Hal ini tentu saja menjadi modal sosial yang sangat baik dalam mengembangkan kesetiakawanan sosial di Indonesia. 

  Modal sosial adalah suatu serangkaian nilai atau norma-norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok masyarakat yang saling terkait, yang didasarkan pada nilai kepercayaannorma, dan jaringan sosial. Dalam pandangan Fukuyama (2002), modal sosial merupakan suatu kapabilitas yang muncul dari kepercayaan di dalam sebuah masyarakat secara umum.

Mengacu kepada survey yang dilakukan oleh sebuah lembaga internasional independen, yakni Charities Aid Foundation (CAF), bangsa Indonesia dinobatkan sebagai bangsa yang paling dermawan (filantropis) di dunia. Charities Aid Foundation (CAF) adalah badan amal yang terdaftar (teregistrasi) di  Inggris yang beroperasi di wilayah negara Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.

Hasil survey CAF menunjukkan pada tahun 2014, tingkat kedermawanan masyarakat Indonesia berada pada rangking 13 di dunia, sedangkan pada tahun 2017 meningkat menjadi  rangking kedua. Secara berturut-turut, sejak tahun 2018 hingga tahun 2024 ini, Indonesia menduduki rangking pertama sebagai bangsa yang paling dermawan (filantropis) di dunia.

Adapun indikator kedermawanan (filantropis) yang menjadi dasar survei CAF tersebut, antara lain meliputi aspek jumlah penyumbang uang terbanyak, perilaku menolong orang tidak dikenal, dan meluangkan waktu untuk peduli atas orang lain.

Dilansir dari CNNIndonesia (20 November 2024), mengacu kepada data World Giving Index 2023 (WGI 2023) yang diluncurkan oleh Charities Aid Foundation (CAF), tahun 2024 Indonesia dinilai sebagai negara paling dermawan selama tujuh tahun berturut-turut, sejak tahun 2017 hingga 2024.

Laporan tersebut mencatat, Indonesia berada di peringkat pertama dengan skor WGI sebesar 74, Kenya menempati posisi kedua dengan skor 63, kemudian disusul Singapura di tempat ketiga dengan skor 61, dan berturut-tururt Negara paling dermawan yang masuk sepuluh besar meliputi: Gambia, Nigeria, AS, Ukraina, Australia, Uni Emirat Arab, dan Malta.

Bangsa Indonesia memiliki potensi besar sebagai bangsa yang dermawan, yang dapat dijadikan modal dalam memperkuat solidaritas sosial dan ketahanan sosial. Melalui berbagai inisiatif sosial, seperti program bantuan kemanusiaan dan kegiatan filantropi, semangat dermawan ini dapat mempererat hubungan antarwarga, memperkuat jaringan sosial, dan menciptakan rasa saling percaya.

Ketika solidaritas sosial terjaga, masyarakat akan lebih tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan, baik itu bencana alam, krisis ekonomi, maupun isu-isu sosial lainnya. Dengan memanfaatkan potensi dermawan ini, Indonesia dapat menciptakan masyarakat yang lebih resilient, di mana setiap individu merasa diperhatikan dan memiliki peran dalam pembangunan bersama.

Melalui spirit HKSN 2024 dan potensi modal sosial kedermawanan bangsa Indonesia, sekali lagi mari kita saling bantu untuk bangkit bersama membangun ketahanan sosial nasional.(*)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img