Kenang Dua Tahun Targedi Kanjuruhan
MALANG POSCO MEDIA – Berbagam cara dan ekspresi mengenang dua tahun Tragedi Kanjuruhan, Selasa (1/10) kemarin. Mulai dari aksi sosial oleh Curvasud Arema, panjatan doa di Stadion Kanjuruhan dan Kandang Singa hingga aksi unjuk rasa.
Curvasud Arema menggelar bakti kesehatan. Mulai dari khitanan massal sampai pengobatan gratis. Aksi peduli yang digelar di Jalan Pattimura ini diselenggarakan bersama RS Wajak Husada.
Sekretaris panitia kegiatan, Faris Brahmanto mengatakan kegiatan ini merupakan agenda rutin. Dimulai dari doa bersama dilanjutkan dengan khitan massal gratis yang diikuti puluhan peserta.
“Dalam hal ini kami membuka untuk umum, namun yang diutamakan tetap dari keluarga korban Tragedi Kanjuruhan. Total peserta khitanan massal sekitar 34 orang dan 200 orang pengobatan gratis,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dampak positifnya bisa mengalir sebagai amal baik untuk para korban Tragedi Kanjuruhan yang meninggal dunia. Selain itu, kegiatan ini juga tak hanya terbatas untuk wilayah Kota Malang, tetapi juga Malang Raya.
“Peserta ada dari Singosari, Dau, Tumpang hingga Sumberpucung. Kegiatan juga disemarakkan drumband dari Banser Singosari. Kami mengalihkan dari kegiatan aksi di jalan, menjadi kegiatan sosial,” lanjutnya.
Selain Aremania Curvasud juga dukungan mengalir dari Presidium Aremania Utas dan banyak donatur lainnya. Sebagai kelompok supporter yang saat itu terdampak paling serius pada Tragedi Kanjuruhan, karena berada di tribun selatan membuat banyak merenung.
“Saat ini kami masih ingin menepi dulu, kami tak ingin bersorak sorai, sementara kami masih ingat saudara kami banyak yang meninggal saat Tragedi Kanjuruhan,” tandasnya.
Sementara itu, doa bersama juga berlangsung di sejumlah tempat. Seperti di Kantor Arema FC hingga Gate 13 Stadion Kanjuruhan Kepanjen.
Di Kandang Singa (sebutan Kantor Arema FC), tahlil dan pembacaan doa digelar manajemen Singo Edan. Bersama warga di sekitar dan mengundang santri di pesantren yang tidak jauh dari kantor, doa digelar sore hari.
“Kalo di klub kami ada doa bersama. Karena ada event juga di luar kota, kami split juga dari pihak manajemen. Tapi di kantor kami ada doa bersama warga sekitar hari ini (kemarin) habis Ashar sampai sebelum magrib. Habis itu salat mahgrib jamaah dan pulang,” beber Manager Bisnis Arema FC Munif Bagaskara Wakid.
Munif pun hadir di Stadion Kanjuruhan Kepanjen. Dia mewakili manajemen klub karena General Manager Yusrinal Fitriandi di Jakarta dan Manager Operasional Sudarmaji berada di Bali.
“Kami sangat berterima kasih sudah diundang dan alhamdulillah berkesempatan untuk bisa hadir kesini. Acaranya kondusif juga dan berdoa juga khusuk. Kita merasa tenang, nyaman. Apalagi hujan, Insya Allah ini adalah pertanda baik bahwa doanya diterima, doanya sampai dan keluarga diberikan kekuatan dan korban Insya Allah husnul khatimah,” kata dia.
Dia berharap, dengan kondisi yang kondusif dan jauh lebih baik, hubungan antara manajemen klub dan Aremania juga makin sinergis.
“Kami sih inginnya ada hubungan yang jauh lebih positif lah kedepannya. Karena dari klub itu butuh suporter. Sedangkan dari suporter juga butuh identitas klub. Penginnya ya hubungannya sama-sama baiklah,” harap dia.
Menurut Munif, kemarin juga terjadi perbincangan dengan sejumlah perwakilan keluarga korban. Dia berharap ada program yang bisa disiapkan bersama.
“Jadi klub itu tidak terbebani, sisi suporter juga merasa diperhatikan juga. Intinya komunikasi yang kami jaga kedepannya. Tadi juga sudah ngobrol, bahwa nanti ke depannya kita akan saling bersilaturahmi antara manajemen ke masing-masing organisasi. Kami juga membuka pintu di kantor untuk menerima mereka (keluarga korban),” urai dia.
Intinya, menurut Munif, keluarga berharap bila kedepannya komunikasi bisa berlangsung lebih baik. Munif mengakui ‘mengiyakan’ permintaan tersebut.
Sementara itu, Koordinator Presidium Aremania Ali Rifki mengatakan, momen peringatan Tragedi Kanjuruhan bakal menjadi agenda presidium. Tahun depan pihaknya akan memasukkan menjadi agenda kerja utama.
“Tahun depan pun akan jadi agenda kerja kita. Tanggal 30 (September) dan 1 (Oktober) seperti yang sudah kita sampaikan tanggal 30 kemarin di Pattimura Kota Malang, bersama tim kita doa bersama. Dan alhamdulillah hari ini kita yang datang antusias dan sama-sama ikut mendoakan,” katanya.
Menurut dia, Presidium terkait usus tuntas yang dilakukan sejumlah kelompok, pihaknya bersyukur dan berterima kasih. “Siapapun yang menyuarakan usut tuntas dan mau bekerja dalam hal hukum ataupun apapun perjuangannya, kita dukung. Dan kami selalu bersama mereka semua. Kami berterima kasih sampai hari ini ada adik-adik mahasiswa yang terus menyuarakan. Kita sangat bersyukur berarti warga Malang tidak sendirian, keluarga korban tidak sendirian, banyak yang masih peduli. Patut syukuri pengorbanan dan kebaikan rekan-rekan mahasiswa ataupun yang lainnya dalam menyuarakan khusus Tragedi Kanjuruhan,” jelas dia.
Dalam kesempatan kemarin, perwakilan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB) Hanif Marjuni juga hadir. Selain doa bersama keluarga korban dan Aremania, Hanif juga berbincang mendengarkan keluhan.
“Sebelumnya saya komunikasi dengan Presidium Aremania. Terus pimpinan (PT LIB) meminta saya datang untuk komunikasi dengan teman-teman Aremania dan keluarga korban. Prinsipnya, utama kami menjalin komunikasi lebih awal, komunikasi lebih konsisten secara keseluruhan gitu kan, lebih detail. Nah nanti next-nya seperi apa kami harus menunggu arahan dari pimpinan dulu,” kata dia.
“Intinya komunikasi dan silaturahmi dengan keluarga korban dan kami berkerja sama dengan Presidium Aremania. Jadi nggak secara langsung datang begitu,” tambah dia.
Di sisi lain, berbagai elemen masyarakat menggelar kegiatan, doa bersama maupun long march menyampaikan aspirasi untuk mengusut tuntas tragedi yang menewaskan 135 orang itu.
Di depan Kantor DPRD Kabupaten Malang, BEM Malang Raya bersama keluarga korban Tragedi Kanjuruhan menggelar orasi menyampaikan sejumlah tuntutan. Tangis beberapa keluarga korban tak terbendung saat di hadapan kepolisian dan anggota DPRD Kabupaten Malang.
Ketua Sementara DPRD Kabupaten Malang, Darmadi juga hadir di tengah aksi massa. Ia mengaku mendukung penuh tuntutan BEM Malang Raya bersama aliansi keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Lebih lanjut, Darmadi menyampaikan sudah menandatangani pernyataan komitmen. Salah satu wujud komitmennya harus memposting dukungan di media sosial untuk menuntaskan kasus tragedi Kanjuruhan.
“Dari enam fraksi ini sudah lima fraksi yang ikut menandatangani. Kami juga akan berkirim surat ke DPR RI, ke Presiden RI lagi. Kalau perlu kami akan hadir ke DPR RI Komisi III untuk menyampaikan aspirasi tersebut,” kata dia.
Koordinator Daerah BEM Malang Raya Gilang Daru menyampaikan setelah mendapat kesepakatan akan ditindaklanjuti langsung ke ketua DPRD Kabupaten Malang yang sudah tandatangan.
Adapun tertulis 10 tuntutan aksi massa yaitu, menuntut pengakuan bersalah dari negara atas terjadinya peristiwa Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022, menuntut permohonan maaf dari negara atas kesalahan yang dilakukan dalam Tragedi Kanjuruhan, menuntut diadakannya proses hukum yang adil dan tuntas serta transparan terhadap seluruh pihak yang terkait dan bertanggung jawab.
Selain itu, menuntut negara untuk melakukan perbaikan di sektor keamanan dan kelola sepak bola sebagai jaminan agar Tragedi Kanjuruhan tidak terulang kembali di tempat lain, menuntut Komnas HAM untuk menetapkan Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 sebagai peristiwa pelanggaran HAM berat.
Menuntut PSSI sebagai induk sepak bola nasional melakukan perbaikan tata kelola sepak bola dan menghormati FIFA dengan mencabut perjanjian kerjasama PSSI-Polri yang memberikan keleluasaan bagi aparat kepolisian untuk mengamankan pertandingan.
Menuntut Forkompimda Malang Raya untuk dapat mengusulkan penetapan 1 Oktober sebagai Hari Duka Sepak Bola Nasional untuk memberikan penghormatan pada akorban Tragedi Kanjuruhan.
Menyerukan seluruh sektor masyarakat, baik buruh, tani, perempuan, mahasiswa maupun supporter sepak bola untuk dapat bersatu mengingat, mendukung, dan mendoakan perjuangan keluarga korban Tragedi Kanjurhan dalam mencari keadilan, dan menyerukan kepada 135 keluarga korban Tragedi Kanjuruhan untuk bersatu dan bersama-sama mengingat, dan mendoakan para korban agar disegerakan keadilan di atasnya.
Sementara itu, ratusan orang terlihat memanjatkan doa di gate 13 Stadion Kanjuruhan sore hari hingga selepas magrib.
Kholifatul Nur, orang tua salah satu korban Tragedi Kanjuruhan, Jovan mengatakan yang hadir ada yang dari luar kota seperti rombongan dari Blitar.
“Dua tahun ini mungkin masih ada rasa trauma ketika mencoba sepak bola dari pribadi masing-masing. Kita harus berdiri tegak dan kuat demi anak-anak kita,” kata Ifa, sapaannya.
Ia akan terus mencari keadilan. Sedangkan untuk trauma healing, Ifa mengaku saling sharing antar satu dengan lainnya keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
“Semakin lama semakin kompak doa bersama maupun arisan rutinan masih solid,” tandas Ifa.
Sementara itu, kelompok massa dari BEM Malang Raya dan sejumlah Aremania turut menggelar aksi di jalanan, tadi malam. Mereka menuntut keadilan hukum bagi para korban yang dianggapnya masih kabur. Mereka melintasi beberapa titik di Kota Malang, tepat di momen dua tahun Tragedi Kanjuruhan. Mulai dari Stadion Gajayana, Kayutangan Heritage (Jalan Basuki Rahmat), depan Mapolresta Malang Kota dan ditutup aksi di depan Balai Kota Malang. (rex/den/ley/van)