Setiap tanggal 16 Januari diperingati sebagai hari Kebebasan Beragama Internasional (International Religious Freedom Day). Peringatan hari Kebebasan Beragama Internasional menjadi penting untuk memastikan bahwa setiap negara harus memberikan jaminan dan perlindungan bagi warganya untuk dapat memeluk agama dan melakukan aktivitas keagamaan secara bebas.
Pada hakekatnya, kebebasan beragama adalah salah satu hak yang paling asasi di antara hak asasi manusia. Karena kebebasan beragama itu langsung bersumber kepada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Kebebasan beragama juga dijamin oleh hukum internasional dan konstitusi banyak Negara yang mencakup hak untuk memeluk agama atau keyakinan pilihan seseorang, untuk mengubah agama atau keyakinan, dan untuk beribadah dan mempraktikkan agama atau keyakinan tersebut secara pribadi atau bersama-sama dengan orang lain, baik secara terbuka maupun secara pribadi.
Sebagai bagian dari komunitas internasional, Indonesia memberikan jaminan kebebasan untuk memeluk agama kepada setiap warganya. Jaminan kebebasan beragama ini tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, yang menegaskan bahwa setiap individu diberikan kebebasan untuk menganut agama dan kepercayaan yang diyakininya. Pemerintah Indonesia menghormati dan melindungi hak beragama melalui berbagai kebijakan, termasuk pengakuan resmi terhadap enam agama utama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu.
Dalam konteks perilaku beragama, masyarakat Indonesia dikenal dengan sikap toleransi yang tinggi, di mana berbagai komunitas agama dapat hidup berdampingan secara harmonis. Toleransi merupakan pondasi yang krusial bagi kebebasan beragama, karena menciptakan lingkungan di mana individu dapat menganut kepercayaan mereka tanpa rasa takut akan diskriminasi atau penindasan.
Dalam masyarakat yang beragam, toleransi memungkinkan berbagai agama dan praktik kepercayaan untuk hidup berdampingan secara harmonis. Dengan menghormati perbedaan, masyarakat dapat membangun dialog yang konstruktif dan saling pengertian, sehingga mengurangi potensi konflik.
Toleransi juga mengajarkan nilai-nilai seperti empati dan penghargaan terhadap hak orang lain, yang penting dalam menciptakan suasana damai. Dengan demikian, toleransi tidak hanya mendukung kebebasan beragama, tetapi juga memperkuat struktur sosial yang inklusif dan berkelanjutan. Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi sebagai perwujudan dari sifat toleransi.
Beragama merupakan bagian integral dari upaya mencapai kesejahteraan sosial, karena praktik keagamaan sering kali memberikan nilai-nilai moral, etika, dan komunitas yang mendukung kesejahteraan sosial. Melalui ajaran agama, individu diajarkan tentang pentingnya saling membantu, berbagi, dan berkontribusi terhadap kesejahteraan orang lain.
Kegiatan sosial yang diorganisir oleh berbagai komunitas agama, seperti penggalangan dana untuk korban bencana, penyediaan layanan kesehatan, dan program pendidikan, berperan aktif dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, beragama juga memberikan rasa identitas dan komunitas yang kuat, yang dapat menguatkan solidaritas sosial di tengah keragaman.
Dengan demikian, praktik beragama tidak hanya berfungsi sebagai sarana spiritual, tetapi juga sebagai alat untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan sejahtera, di mana setiap individu dapat berkembang dan berkontribusi secara positif.
Beragama merupakan salah satu aspek penting dalam kaitannya dengan perwujudan kesejahteraan sosial. Mengacu kepada Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, dinyatakan bahwa Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Tampak bahwa salah satu aspek dari indikator kesejahteraan sosial adalah terpenuhinya kebutuhan spiritual (religious).
Pemenuhan aspek spiritual dalam kesejahteraan sosial adalah elemen krusial yang mendukung keseimbangan dan kebahagiaan baik bagi individu maupun masyarakat. Aspek spiritual mencakup keyakinan, nilai-nilai moral, serta praktik keagamaan yang memberikan makna dan tujuan dalam hidup seseorang.
Di Indonesia, yang kaya akan keragaman agama dan budaya, pemenuhan kebutuhan spiritual sering kali berkontribusi pada rasa kebersamaan, toleransi, dan solidaritas antarindividu. Ketika seseorang merasa terhubung secara spiritual, mereka cenderung lebih mampu menghadapi tantangan hidup dan memberikan kontribusi positif bagi komunitas mereka.
Oleh karena itu, program-program kesejahteraan sosial yang memperhatikan dimensi spiritual dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis, mendorong pertumbuhan sosial, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Kebebasan beragama memainkan peran yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan spiritual, karena memberikan setiap individu hak untuk menganut dan menjalankan keyakinan yang mereka yakini tanpa rasa takut atau tekanan. Di tengah keragaman masyarakat seperti Indonesia, kebebasan beragama membuka peluang bagi setiap orang untuk mengeksplorasi dan mengembangkan dimensi spiritual mereka sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut.
Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup individu, tetapi juga memperkuat ikatan sosial antar berbagai komunitas agama. Ketika setiap orang dapat menjalankan praktik keagamaan dan spiritualnya tanpa hambatan,mereka merasakan pengharga an dan pengakuan, yang pada gilirannya menciptakan atmosfer saling menghormati dan toleransi.
Kesejahteraan spiritual yang diperoleh melalui kebebasan beragama berkontribusi pada stabilitas sosial serta pembangunan masyarakat yang lebih harmonis, di mana setiap individu bisa berperan aktif dalam upaya kolektif untuk mencapai kebaikan bersama.
Maka, sekali lagi peringatan Hari Kebebasan Beragama Internasional ini merupakan momen penting untuk memperkuat toleransi beragama di Indonesia, yang pada gilirannya mendukung upaya mewujudkan kesejahteraan sosial. Dengan menanamkan sikap toleran, penguatan solidaritas sosial, mengurangi ketegangan, dan menciptakan suasana damai, maka kesejahteraan sosial dapat tercapai bagi seluruh warga negara, terlepas dari latar belakang agama mereka. Inilah hakekat makna peringatan Hari Kebebasan Beragama Internasional.(*)