MALANG POSCO MEDIA, SURABAYA – Arema FC mendapatkan kawalan ketat ketika berangkat menuju Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya untuk melakoni laga big match melawan Persebaya, Sabtu (23/9) kemarin. Berangkat dari hotel Sapta Nawa di Gresik, rombongan Tim Singo Edan diputuskan naik bus menuju stadion.
Sebelumnya sempat ada usulan agar rombongan naik kendaraan taktis (rantis). Empat rantis berukuran besar ditambah satu rantis kecil pun disiapkan untuk pengamanan. Akan tetapi, satu jam sebelum keberangkatan akhirnya diputuskan menaiki bus, dengan plan darurat tim akan naik bus bila terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan.
Dengan pengawalan personel kepolisian, rombongan bus dikawal dengan puluhan polisi dari Polres Gresik, Polrestabes Surabaya dan Brimob. Bus Arema FC berada di belakang mobil patwal, satu rantis dan mobil panpel. Berangkat pukul 13.00 WIB skuad asuhan Fernando Valente ini tiba sekitar pukul 13.40 WIB di GBT.
Sambutan Bonek sempat diterima rombongan ketika berada di Exit Tol GBT sampai ketika masuk ke area stadion. Namun, petugas tetap memberikan pengawalan ketat, termasuk Brimob bersepeda yang mengawal di sisi kanan dan kiri bus sampai rombongan masuk di area VIP.
Kondisi berbeda terjadi saat pulang meninggalkan GBT. Tim harus naik rantis baracuda. Begitu peluit panjang dibunyikan seluruh penggawa Arema FC ditambah official diminta segera berkemas dalam waktu yang singkat. Bahkan, pemain tak sempat berganti jersey yang baru saja digunakan bertanding.
Tak sampai 15 menit, empat rantis memboyong Dedik Setiawan dkk. Hanya Fernando Valente, Charles Lokoli Ngoy dan FX Yanuar ditambah tiga official media officer yang tersisa karena menjalani sesi jumpa pers. “Tadi memang diminta untuk segera naik ke rantis oleh pihak kepolisian. Sebelum suporter Bonek meninggalkan tribun,” beber Asisten Pelatih Arema FC Kuncoro.
Pelatih Arema FC Fernando Valente pun mengapresiasi pengamanan serta kemampuan pendukung tuan rumah untuk turut menjaga keamanan laga. Termasuk sambutan Bonek ketika tim datang ke GBT. “Saya rasa ini kenapa saya harus berterima kasih kepada fans (Persebaya). Sepak bola tak bisa menjadi perang. Tentu ini derbi kita tahu. Tapi, sepak bola itu unuk dinikmati. Sebagai contoh suporter persebaya seperti inilah yang dibutuhkan sepak bola Indonesia. Juga dunia. Selamat untuk suporter persebaya. Karena sepak bola itu bagi saya seperti pesta,” sebut dia. (ley/bua)