MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Bagi ibu-ibu yang memiliki anak bayi maupun ibu menyusui, tentu sudah tidak asing dengan produk-produk dari CuddleMe. Brand yang telah melanglang buana di dunia pergendongan bayi sejak tahun 2010 ini nyatanya didirikan oleh seorang ibu dua anak yang berangkat dari keresahan pribadi.
Ia adalah Nuning Purwaningsih, owner CuddleMe. Berangkat dari keresahan dan riset pribadi, akhirnya ia berhasil menciptakan suatu produk yang banyak diminati, bahkan hingga pasar internasional.
“Background saya itu di IT sebenarnya. Tahun 2007 dulu bekerja di PT Sampoerna. Perjalanan saya menemukan menggendong itu cukup berat. Anak pertama saya lahir prematur, kebutuhan untuk digendong jauh lebih banyak dibanding bayi mature. Saya sudah mencoba semua gendongan di pasaran, namun tidak ada yang cocok. Akhirnya saya coba impor,” ungkapnya.
Dari sana ia baru menemukan kenyamanan saat menggendong. Namun yang sangat disayangkan, harga dari satu gendongan tersebut cukup mahal. Yakni Rp 1,5 juta di tahun tersebut. Sehingga ia berinisiatif untuk bagaimana menciptakan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat Indonesia. Karena ia juga memahami bahwa permasalahan gendongan ini juga pasti dirasakan oleh kebanyakan ibu yang memiliki bayi.
“Saya belajar tentang pengasuhan dan perawatan bayi dari literatur asing. Sementara untuk kesehatan dari Dokter Purnamawati dan untuk ASI dari Asi for baby. Sudah cukup lama memang. Mulai fokus di pekerjaan sekarang ini dari tahun 2011,” imbuhnya.
Pada waktu tersebut pemanfaatan terhadap teknologi masih sangat jarang. Peluang itu yang dimanfaatkan oleh Nuning untuk memajukan usahanya. Ia yang memiliki background pendidikan sebagai lulusan Teknik Informatika dari ITS memanfaatkan kemampuannya untuk membuat platform pemasaran produk melalui website.
“Jadi bisa sampai ke pasar ekspor itu karena dari website ini. Saat itu masih jarang yang paham IT. Karena kebetulan saya background di IT, jadi saya buat platform penjualan, kala itu melalui website. Dari sana bisa menggaet distributor dari Malaysia dan Singapura,” katanya.
Sempat jatuh di 2015 karena kala itu hanya fokus pada ekspor dan pasar ekspor mulai banyak didatangi oleh produk dari Cina sehingga produk CuddleMe kurang laku di pasar. Akhirnya Nuning mulai memfokuskan untuk marketing di pasar lokal.
“Tidak ada basic bisnis sama sekali awalnya. Semua berjalan secara otodidak. Hingga akhirnya coba ikut kelas bisnis, dan saya menyadari ada kesalahan waktu itu. Akhirnya saya benahi kesalahan-kesalahan tersebut, dan Alhamdulillah sekarang CuddleMe sudah tersebar di hampir seluruh toko perlengkapan bayi di seluruh Indonesia,” tandasnya. (adm/nda)