Thursday, March 6, 2025

Silaturrahmi ke Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang (1)

Berawal dari Musala Sederhana, Kini Berkembang Pesat

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA– Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang, salah satu pesantren tertua di Kabupaten Malang. Pesantren ini berdiri tahun 1940-an di tengah masa penjajahan Jepang. Kini pesantren ini menjadi pusat pendidikan Islam yang terus berkembang dan santrinya datang dari berbagai daerah di Indonesia.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur 1, KH Ahmad Fahrur Rozi yang akrab disapa Gus Fahrur, mengungkapkan bahwa pesantren ini bermula dari pengajian kecil yang diasuh oleh kakeknya, KH Anwar Noer, seorang ulama asal Probolinggo. Berawal dari musala sederhana di kampung Bululawang, pengajian ini kemudian menarik perhatian masyarakat sekitar. Seiring waktu, santri semakin banyak, asrama mulai dibangun, dan akhirnya berkembang menjadi pesantren yang mapan.

-Advertisement- Pengumuman

“Awalnya, kakek saya mengajar ngaji di mushola kecil. Kemudian warga sekitar berdatangan, hingga sedikit demi sedikit dibangun asrama, dan lahirlah Pondok Pesantren An-Nur 1,” ujar Gus Fahrur.

Nama An-Nur sendiri merupakan singkatan dari nama pendirinya, yakni AN dari Anwar dan NUR dari ayahnya, Nuruddin. Selain itu, secara bahasa, An-Nur berarti “cahaya”, mencerminkan harapan agar pesantren ini menjadi penerang ilmu bagi umat.

Setiap Ramadan, suasana pesantren semakin semarak dengan berbagai kegiatan keagamaan. Terutama kajian-kajian kitab khusus di Ramadan menjadi agenda utama, menggantikan pembelajaran madrasah diniyah yang biasa berlangsung di luar bulan suci Ramadan.

“Kajian kitab kuning berlangsung lebih intensif, dimulai sejak Subuh. Para santri juga meningkatkan ibadah mereka, mulai dari membaca Al-Qur’an hingga memperbanyak dzikir dan i’tikaf di masjid,” jelas Gus Fahrur.

Menurutnya, Ramadan ibarat musim panen bagi para santri. “Seperti pasar yang sedang ramai, bulan ini penuh keberkahan. Makanya santri berlomba-lomba menghatamkan Al-Qur’an dan memperbanyak ibadah,” tambahnya.

Fajar (22), salah satu santri senior yang telah delapan tahun mengabdi di Ponpes An-Nur 1 sebagai pengurus, merasakan perbedaan atmosfer Ramadan di pesantren dibandingkan dengan hari-hari biasa. “Santri lebih semangat dalam ibadah. Meskipun berpuasa, kegiatan mengaji dan tadarus Al-Qur’an tetap berjalan tanpa rasa lelah,” ungkapnya.

Baginya, Ramadan di pondok lebih bermakna dibandingkan menjalankannya di rumah. “Kalau di rumah, mungkin bosan dan bingung mau melakukan apa. Tapi di pondok, ada banyak kegiatan yang mempererat kebersamaan dan kekeluargaan,” tuturnya.

Dengan tradisi keilmuan yang terus dijaga, Pondok Pesantren An-Nur 1 Bululawang tak hanya menjadi salah satu pondok tertua di Malang Raya, tetapi juga tetap relevan sebagai pusat pendidikan Islam yang melahirkan generasi berilmu dan berakhlak mulia. (mg/udi/bersambung)

-Advertisement-

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img