Pena de Portugal
MALANG POSCO MEDIA-Okky Putri Prastuti, putri Chairman Malang Posco Media Juniarno D Purwanto tengah berada di Portugal mengikuti tugas Sang suami, Fariz Hidayat yang ditugaskan di Philip Morris International (PMI) Portugal bersama dua putranya. Inilah catatannya dari Bumi Portugal.
Normally, awal tahun dimulai dengan santai. Ah masih Januari, mari menikmati kesibukan sehari-hari. Ada yang merasa Januari terasa lebih lama. Karena terlalu excited dengan bulan Desember yang banyak ambil cuti natal dan tahun baru. Tapi sebenarnya sama saja. Hanya perasaan belaka. Tidak berlaku untuk para ibu-ibu yang anaknya mau masuk playgroup, taman kanak-kanak, ataupun sekolah dasar. Kok bisa?
Persaingan sekolah untuk anak umur 3 – 7 tahun sekarang terlihat sengit. Banyak sekolah favorit yang sudah full booked atau masuk ke waiting list. Mulai dari biaya terjangkau sampai biaya selangit. Dari sekolah swasta, Islamic, katolik, dan internasional. Semua sudah mulai dilirik mama-mama muda.
Saat anak umur 2 tahun, kemungkinan besar mamud (mama muda) sudah mulai survei sekolah melalui browsing online. Berapa biaya SPP, uang gedung, biaya ekstrakulikuler, dan uang seragam. Persiapan untuk tahun depan saat putra putrinya masuk playgroup.
30 tahun yang lalu masih teringat saya sekolah di Balai RW. Sekolah taman kanak-kanak dari hari senin sampai sabtu dengan durasi hanya 2-3 jam. Ada biaya seragam dan iuran bulanan. Yang nominalnya sangat murah. Seperti bayar seikhlasnya. 4 tahun yang lalu sudah sibuk mencarikan Zirco (anak pertama) sekolah playgroup (PG). Kebetulan mendapatkan sekolah dengan kurikulum National Plus 3 bahasa (English, Indonesia, dan Mandarin). Untuk jenjang PG dan TK.
Pada saat itu saya terlalu sibuk untuk survei sana-sini. Tidak terlalu peduli dengan ketenaran sekolahnya. Hanya survei 2 sekolah. Satu berbasis Islami dan satu tidak (sekolah Zirco yang akhirnya dipilih). Sekolah yang berbasis Islami masuk jam 7.30. Lokasinya lumayan jauh butuh 30- 40 menit dari rumah. Sedangkan sekolah National plus masuk jam 10.00 hanya 15 menit dari rumah. Pilih masuk jam 10.00 karena Zirco tidak bisa bangun pagi. Sudah segitu saja proses pemilihan sekolah.
Lulus TK maka terbitlah sekolah dasar (SD). Persaingan dan berbagai macam sekolah tersedia. Bahkan sebelum masuk SD sudah ada tes terlebih dahulu. Sejenis tes psikotes dan TPA ala anak umur 5 atau 6 tahun (karena ada anak umur 6 atau 7 tahun yang akan masuk SD kelas 1). Mendapatkan info dari bestie online saya yang tinggal di Jakarta, butuh waktu tes selama 4 jam. Hanya anak sendiri tanpa didampingi orang tua.
Pembayaran uang gedung, SPP bulan pertama, uang seragam, uang buku, uang kegiatan harus sudah lunas. Ini padahal putranya masih posisi di TK B, belum masuk SD. Saya rasa hampir semua sekolah seperti itu.
Di sekolah Zirco dahulu di Indonesia – Growing Kid School juga tersedia jenjang SD. Kira- kira ada 11 mata pelajaran. PPkn, Bahasa Indonesia, Matematika Indonesia, Bahasa Inggris, Mandarin, Science, Matematika English, Agama, Olahraga, Komputer & English Native. Masuk senin – jumat dari jam 7.30 – 13.30. Mostly sudah bilingual antara English – Indonesia. Bagi alumni dari TK tidak terlalu susah untuk mendapatkan spot ke jenjang SD.
Setiap akhir bulan selalu ada ulangan atau kuis. Dan setiap akhir semester ada ulangan besar yang menyangkut semua topik. Tidak begitu banyak PR. Hanya sesekali saja setiap minggu. Bagi murid kelas 1 pelajaran matematika masih hitungan penjumlahan dan perhitungan wajar dengan batas maksimal 20. Namun sudah mulai dikenalkan soal cerita matematika.
Biaya sekolah di Indonesia pun sangat beragam. Sebut saja SD Al-Azhar. Biaya infaq, seragam, dan iuran lainnya bisa tembus Rp 20 juta. Sedangkan SPP per bulan sekitar Rp1,3 juta sampai Rp 1,5 juta. Sekolah SD Cambridge di Malang perlu membayar Rp 26 juta untuk biaya gedung dan lainnya. dan SPP Rp 1,5 juta per bulan. Yang lebih mahal dari ini tentu banyak. Yang lebih murah, juga banyak. Silakan tinggal pilih yang mana.
Bagaimana dengan SD kelas 1 ala Portugal?
Kurikulum Indonesia dan Portugal jelas berbeda. Untuk umur 7 tahun dengan kurikulum Portugal sudah berada di kelas 2 SD. Namun karena Zirco bersekolah di Internasional maka memakai Cambridge Curriculum. Sekarang Zirco (7 tahun) sudah kelas 3 SD. Jangan panik moms, berarti sekolahnya kecepetan, kalau pulang Indonesia rasanya belum tentu bisa diakui akselerasi sekolah SD.
Pencarian sekolah di Lisbon (2 tahun lalu) juga sangat berkesan. Kami survei 3 sekolah international. Apakah harus international? Apakah artinya kita banyak uang?. Stop berpikir kalau hidup merantau pasti punya banyak uang. Pertama, kami tidak bisa masuk ke Public School (sekolah publik dengan full bahasa Portugis). Alasannya karena kartu residen kami belum terbit. Kedua, mengapa tidak mengambil sekolah swasta?. Karena full kuota, persaingan ketat yang ketat banget. Akhinya memilih sekolah International dengan biaya yang tidak murah.
Survei pertama, biaya sekolah cukup terjangkau sekitar 6000 – 8000 per tahun. Rupiaaah?? Bukan, Euro. Kira-kira Rp 100 juta – Rp 135 juta. Hanya uang SPP. Belum pendaftaran, asuransi, makan, snack, seragam, baju, ekstrakulikuler. Ternyata full kuota dan masuk waiting list. Hingga waiting list 2 tahun tetap dikabari kalau full.
Survei kedua, biaya SPP sekitar 13.000 – 15.000 Euro per tahun (Rp 220 juta – Rp 250 juta). Dekat rumah, hanya beberapa ratus meter bisa jalan kaki. Tapi bayarnya ampun. Survei ketiga, biaya SPP ya di antara kedua range di atas. Masih tersedia kuota, sekolah oke, lingkungan bagus. Okelah ambil sekolah ini saja. Naik mobil masih terjangkau sekitar 15 – 30 menit. Alhamdulillah tanggungan membayar sekolah masih mendapat cukup bantuan dari kantor suami.
Pelajaran Zirco kelas 3 SD meliputi English, Portugis, science, animal science, science lab, math, gym, computer, global perspective (kayak PPkn dan geografi), art and design, music and acting. Hampir sama dengan beban SD kelas 1. Sekolah dari jam 9.30 – 16.00. Sudah termasuk jam 2x snack (60 menit), makan siang (45 menit), dan bermain di playground (30 menit). Sehingga waktu serius untuk menerima pelajaran sekitar 4,5 jam.
Dengan sebaya temannya yang sekolah di Indonesia, di sini Zirco sudah belajar perkalian hingga perkalian 7. Dan itu ada masa waktu murid harus menghapalnya. Ada kuis English seminggu sekali. Ada kuis semua mata pelajaran sebulan sekali. Ada pula kuis di akhir semester. Jangan tanya tentang PR. Full PR setiap minggu minimal 3 pelajaran (math, science, English).
Tapi apakah bapak dan ibunya ikut pusing capek ngajari?? Tidak begitu. Mostly, Zirco sudah bisa mengerjakan PR sendiri. Hanya minta ditemani saja. Kalau butuh bantuan baru dia akan bilang. Dan untungnya dia lebih suka belajar sama papinya. Bebas tugas deh.
Menurut kami memilih sekolah yang terbaik untuk anak itu wajib. Bukan hanya nama sekolahnya namun lingkungan juga mendukung. Sekolah mahal bukan menjadi ajang bersaing, tapi di sana orang tua membeli kurikulum, kegiatan, dan budaya yang terbaik untuk anak. Sekolah ikut peran mendidik dan membekali ilmu terbaik. Orang tua lainnya pun juga memiliki visi dan misi yang sama saat memutuskan menyekolahkan anaknya disana. Bagaimana cara moms dan pasangan memilih sekolah untuk anak tercintanya di Indonesia?. (Okky Putri Prastuti/MPM)