spot_img
Thursday, April 18, 2024
spot_img

Berharap Candi Jadi Muatan Lokal Kurikulum Sekolah

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG- Juru Pelihara (jupel) candi dan situs se-Malang Raya yang tergabung dalam paguyuban Malang Sejahtera, berharap peninggalan Kerajaan Singosari menjadi muatan lokal kurikulum pendidikan di sekolah-sekolah. Harapan itu muncul setelah banyak warga Kabupaten Malang yang tidak paham akan sejarah leluhur.

“Kenapa kami berharap seperti ini, tak lain sebagai uri-uri budaya atau melestarikan budaya. Dengan menjadi muatan lokal, maka siswa di Kabupaten Malang mulai dari SD dan SMP tahu akan sejarah leluhurnya,” kata anggota Paguyuban Malang Sejahtera Imam Pinarko.

Dia mengatakan usulan sejarah peninggalan kerajaan Singosari masuk dalam muatan lokal ini sejatinya sudah cukup lama disampaikan kepada pemkab Malang. Namun demikian, belum ada tanggapan lebih lanjut. “Ini terus kami coba usulkan lagi,” katanya.

Disinggung model pembelajarannya, Imam yang juga menjabat sebagai Korwil Jupel Candi dan Situs se Malang Raya ini nanti akan dirumuskan bersama. Prinsipnya, dengan masuknya sejarah peninggalan kerajaan Singosari dalam kurikulum pendidikan, maka diharapkan siswa pun mengetahui, dan terus mengingatnya sampai mereka dewasan nanti.

“Dengan banyak yang tahu, dan belajar tentang sejarah, maka sejarah tidak hilang. Karena itu untuk model pembelajarannya pun kami bisa sama-sama merumuskan,” terang dia. Termasuk lokasi belajar mengajar. Dikatakannya, proses belajar mengajar tidak hanya bisa dilakukan di sekolah. Tapi juga datang ke lokasi. Seperti di wilayah candi atau situs-situs yang ada.

Dengan demikian, proses belajar dan mengajar lebih maksimal.  Menurut pria yang juga menjabat sebagai Jupel Candi Jago, Tumpang ini mengatakan jika saat ini kawasan candi di wilayah Malang Raya sudah sangat representatif untuk dijadikan tempat studi lapangan. “Seperti toilet, wastafel untuk cuci tangan sudah ada. Sehingga saat ada studi lapangan, kami pun sangat siap,” ungkapnya.

Dia menyentil, saat ini kunjungan ke candi – candi mulai cukup banyak. Terlebih saat hari libur. “Kalau hari biasa, itu dari sekolah-sekolah yang berkunjung, untuk pengenalan sejarah. Tapi kalau hari libur jumlahnya meningkat. Selain wisatawan murni, juga banyak mahasiswa yang belajar. Melakukan penggalian data melalui cerita – cerita yang ada pada relief di dinding – dinding candi,” pungkas dia. (ira/mar)

spot_img

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img