Selain burung dan ikan hias, Kawasan Pasar Splendid juga menjual berbagai jenis hewan peliharaan. Seperti kucing, kelinci, hamster dan hewan lainnya yang boleh diperjual belikan. Seperti halnya kondisi penjual yang lainnya, mereka yang menjual hewan peliharaan ini juga merasakan kondisi pasar yang berbeda dibandingkan sebelum pandemic.
“Kondisi sekarang dengan kondisi perekonomian lesu, pasar ya ikut lesu. Menurut orang, faktor satu arah itu berpangaruh, katanya orang jadi muter-muter,” ungkap Ardia (42) yang sudah 10 tahun berjualan hamster, kelinci, sangkar, burung, pakan dan perlengkapan hewan peliharaaan lainnya.
“Kalau hasil gak bisa dipastikan, yang penting bisa makan dulu, sama bisa memberi makan ternak dulu, orangnya terakhir. Kalau Sabtu Minggu, tergantung rezeki, gak bisa dijagakan. Ya kami berharap, semoga semakin ramai pengunjung dan pembelinya,” lanjutnya.
Penjual hewan peliharaan lainnya juga berharap hal yang serupa. Khsususnya terkait kebijakan satu arah yang cukup berpengaruh. “Satu arah ini memang berpengaruh, ya namanya dagang, ada ramai dan sepinya, kalau Sabtu Minggu memang lebih ramai, banyak yang jalan-jalan,” sebut Yusuf yang menjual kelinci, hamster, kandang dan perlengkapannya.
Menyusul kondisi pasar yang tak bersahabat ini, penjual hewan peliharaan, mengaku tak banyak melakukan tawar menawar soal harga. Seperti disampaikan Bagong yang menjual kucing, asalkan harganya cocok, meski hanya untung sedikit, hewan yang dijualnya bakal dilepas.
“Cepat-cepatan, karena jualan hewan seperti ini juga harus membei makan, dan ada biaya untuk pembersihan tempatnya, jadi asal harganya cocok, kita lepas saja. Kondisi sekarang hancur, masalah dari perubahan jalan satu arah. Rata-rata penjualan gak tentu. Kalau pas sepi, tiga atau empat hari, gak ada yang beli, hanya kasih makan saja,” terang Bagong (63) kepada Malang Posco Media. (bua)