MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Nanang Kuswanto, orang tua Alfin Syafiq Ananta, 17, yang menjadi korban pengeroyokan berharap para pelaku anggota perguruan silat dihukum seberat-beratnya. Nanang juga berharap agar kasusnya diusut tuntas. Ia menceritakan, saat itu hendak beristirahat sebagai bus travel.
Akan tetapi putranya, Alfin belum kunjung pulang hingga tengah malam dan saat ditelepon tidak ada respon. “Istri saya juga menunggu Alfin. Sekitar 23.30, ada orang ketok-ketok pintu rumah. Yakni satpam RS Prasetya Husada dan salah satu anak bernama Saldi yang tahu rumah saya,” urai Nanang.
Nanang bergegas ke RS Prasetya Husada. Sesampainya di sana, pria berusia 42 tahun tersebut melihat putranya dalam kondisi kritis dan sudah pakai alat bantu oksigen. Setelah mendapat informasi putranya menjadi korban pengeroyokan, lanjut Nanang, ia segera ke Petren Desa Ngijo, Karangploso.
Ia melihat lokasi pengeroyokan anggota pesilat. “Di Petren itu, masih banyak anak-anak yang berkumpul. Saya sempat tanya ke beberapa orang, salah satunya pelaku. Saya tanya kenapa mereka berani memukul, mereka hanya diam ketakutan,” tuturnya. Ia meminta kepada anggota pesilat yang masih mengenakan pakaian hitam-hitam itu ikut bertanggungjawab.
“Saat itu ada satu anak perempuan yang juga pakai pakaian silat. Anak itu pamit keluar sambil bilang, saya nggak ikut-ikut loh, Pak,” kata Nanang. Ia menambahkan bila putranya, Alfin yang hobi mendaki gunung itu tidak saling mengenal dengan para pelaku. Nanang pun menduga bila teman Alfin yang satu sekolah mengajak pelaku untuk melakukan pengeroyokan.
Dalam peristiwa pengeroyokan tersebut, Alfin mengalami luka pada bagian kepala, wajah, dan badan. Ia juga mengalami luka dalam bagian lambung, jantung, dan paru-paru. “Dari RS Prasetya Husada kemudian pindah ke RS Sakit Soepraoen. Alfin selalu memuntahkan darah mulai dari mulut sampai ke hidung,” ungkap Nanang. (den/mar)