Pengabdian Masyarakat Tim Dosen Unitri di UKM Grand Larva Kota Malang
MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Tim dosen Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) yang melaksanakan program Pengabdian Kepada Masyarakat di UKM Grand Larva tidak hanya melakukan introduksi teknologi penepungan dan ekstraksi minyak maggot. Mereka juga memberikan bantuan berupa seperangkat alat kepada UKM Tersebut. Yakni berupa alat penyangrai yang penggunaannya lebih efektif dan efisien.
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Ir. Nonik Supartini, S.Pt., MP., IPM.ASEAN.Eng, mengatakan selama ini dalam memproduksi maggot kering UKM Grand Larva menggunakan alat berupa microwave. Energinya dari listrik dengan daya yang tinggi.
“Maka kami berusaha memberikan solusi untuk pengembangan. Kami memberikan bantuan alat berupa penyangrai,” katanya.
Nonik menjelaskan, dengan menggunakan alat penyangrai bantuan timnya itu maggot kering yang dihasilkan kandungan minyaknya lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan microwave.
“Caranya setelah disangrai maggotnya kita press dan menghasilkan minyak yang lebih banyak,” ujarnya.
Sistem kerja alat ini, diawali dengan memasukkan maggot segar ke alat atau mesin sangrai. Lalu menghasilkan maggot kering.
Selanjutnya maggot kering masuk ke mesin pres, lalu menghasilkan minyak dan bungkil. Bungkil yang dihasilkan diolah kembali sehingga menghasilkan tepung yang bisa menjadi bahan utama makanan ternak.
“Dengan kandungan protein yang tinggi tepung yang dihasilkan sangat cocok makanan ternak seperti ikan dan unggas. Sedangkan minyak yang dihasilkan bisa digunakan untuk pembuatan kosmetik dan obat luka,” sambungnya.
Dalam program pengabdian kepada masyarakat ini, Nonik Supartini tidak sendiri. Dia bersama dua anggotanya. Yakni Dr. Ir. Kgs Ahmadi, MP., dan Arie Jefry Ka’arayeno, M.Kep., Ns. Sp.Kep.MB.
Tim ini menggandeng UKM Grand Larva sebagai mitra pengabdian. Dibantu juga oleh tiga mahasiswa dari Program Studi Peternakan. Kegiatan ini sebagai bagian dari program Pengabdian kepada Masyarakat yang didanai DRTPM Dikti Kemdikbudristek melalui skim PKM tahun 2023.
Anggota Tim Pengabdian Dr. Ir. Kgs Ahmadi, MP mengatakan Mesin Sangrai bantuan timnya menggunakan kompor gas. Sedangkan penggerak rotornya menggunakan listrik. Namun dengan daya yang kecil. “Sehingga penggunaannya lebih efisien,” katanya.
Penggunaan mesin ini juga jauh lebih efektif. Kalau dengan microwave biasanya hanya dapat mengolah 300 gram. Dengan alat baru ini bisa mengolah maggot dengan volume yang lebih besar sebanyak lima kilogram dengan waktu antara 30 sampai 40 menit.
“Nilai lebihnya lainnya dengan menggunakan alat sangrai ini dapat menghasilkan minyak lebih banyak dari alat microwave,” kata dia.
Selain maggot kering, tepung, minyak, dan bungkil, inovasi tim pengabdian dosen Unitri ini juga menghasilkan pupuk. Dihasilkan dari sisa limbah yang dimakan oleh maggot. Namanya pupuk Kasgot. Alias bekas maggot.
Dari semua produk inovasi yang dihasilkan tersebut, Ahmadi berharap UKM Gran Larva semakin produktif. Produk komersilnya lebih berkembang sehingga meningkatkan nilai ekonomi. Timnya juga akan terus melakukan monitoring pengolahan maggot di industri ini.
“Produk dari maggot ini sebenarnya banyak dibutuhkan. Permintaan pasarnya cukup tinggi. Karena itu tim kami perlu merancang inovasinya,” ujar Ahmadi.
Dia menambahkan salah satu yang menarik dari pengabdian ini adalah penanganan limbah yang selama ini menimbulkan masalah. Maggot sendiri merupakan hewan yang dapat mengolah limbah dengan cepat. Dalam waktu 14 hari saja sudah bisa panen.
“Maka selain menghasilkan banyak produk inovasi dari maggot, limbah di sekitar kita juga dapat teratasi,” pungkasnya. (adv/imm/jon)