MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Satgas Covid-19 Universitas Brawijaya (UB) menggelar pelatihan pengemudi tim medis, Kamis (24/2) kemarin. Tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang cara menangani pasien covid-19 saat menggunakan kendaraan yang benar.
Pelatihan dilaksanakan di Gedung A fakultas pertanian dan dibagi menjadi sesi selama dua hari. Sebanyak 35 peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut. Terdiri dari tenaga medis, dosen, mahasiswa dan tenaga kependidikan. Rencananya, dengan pelatihan ini akan dilakukan penambahan kendaraan operasional di setiap fakultas untuk penanganan kasus pasien Covid-19 dan kasus Omicron.
Anggota Satgas Covid-19 UB, dr. Ayunda Dewi Jayanti Jilan Putri menjelaskan bahwa kegiatan ini juga membuka anggota relawan untuk menjadi Satgas Covid-19 UB. “Tidak hanya tim medis saja, bisa juga dari kalangan warga UB yang berniat menjadi relawan,” jelasnya.
Materi yang diberikan meliputi penggunaan alat pelindung diri saat mengemudi, prosedur sebagai pengemudi kendaraan satgas, dan pencegahan pengendalian infeksi. Serta praktek dalam menerapkan protokol kesehatan yang benar. Setelah itu, juga akan dilakukan praktek mengemudi oleh Satgas.
“Memang kita ada safehouse di RSUB. Tapi kadang jika ada warga UB yang terpapar dirujuk menggunakan apa? Karena itu, rencananya kita akan menyediakan kendaraan khusus di setiap fakultas untuk penanganan pasien,” jelasnya.
Penambahan kendaraan operasional tersebut juga dilatarbelakangi adanya stigma masyarakat yang takut jika menggunakan kendaraan yang sama dalam hal penanganan pasien covid-19.
Selain itu, Ayunda menuturkan, meski UB telah memiliki fasilitas safehouse dan isolasi. Namun, terkadang masih bingung dengan kendaraan yang akan digunakan.
“Karena jika menunggu Ambulance akan lama. Dan tidak semua ambulance bisa karena fasilitas yang terbatas. Oleh karena itu, kita memanfaatkan sumber dari kampus,” lanjutnya.
Pelatihan ini dilakukan secara luring. Agar peserta dapat memahami dari materi yang dijelaskan. Selain itu ada sesi praktik mengemudi juga. Nantinya, kendaraan yang digunakan akan dimodifikasi sama seperti grab. Ada batasan jarak antara pengemudi dengan pasien.
“Kemarin sudah ada yang beroperasi. Hanya saja, biar pemahamannya lebih mendalam, kita lakukan pelatihan lagi,”ujarnya.
Sementara itu, Ayunda melaporkan bahwa kasus Covid di UB mengalami penambahan setiap hari. Namun, masih dalam batas wajar. Kasus tersebut terjadi tidak hanya di UB saja tetapi juga di lembaga pendidikan lainnya. Penyebabnya, lebih banyak dari klaster diluar kampus. Seperti mahasiswa atau pelajar yang sering ke café atau tempat tongkrongan.
“Kalau di kampus mungkin masih bisa kami atasi. Karena ada prosedur seperti jarak, safety ruangan, sterilisasi. Tapi kalau di luar kampus akan sulit. Kita tidak tahu mereka pergi kemana. Dan Satgas tidak bisa memantau 24 jam,” pungkasnya. (mda/imm)