.
Thursday, December 12, 2024

Mahasiswa Psikologi UMM

Beri Pendampingan Psikis Imigran Indonesia di Malaysia

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG -Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sangat beragam. Salah satunya mahasiswa punya kesempatan untuk belajar di luar prodi atau di luar kampusnya sendiri. Bahkan mereka bisa belajar di luar negeri melalui student exchange atau transfer credit.

Dalam program MBKM, mahasiswa tidak hanya kuliah antar perguruan tinggi. Tapi juga magang. Bisa di industri atau terjun langsung di tengah masyarakat. Untuk itu, Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberangkatkan mahasiswanya mengikuti program Seco Social Support for Migrant Workers di Malaysia. Tiap tim menghabiskan waktu selama dua hingga tiga minggu di negara tetangga untuk melaksanakan programnya.

Terkait hal itu, Rektor UMM Dr. Fauzan M.Pd. merasa senang dan mengucapkan selamat kepada Fakultas Psikologi dan para mahasiswa yang berangkat. Menurutnya, program seperti ini mampu meningkatkan kapasitas skill dan juga meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa. Fauzan berharap program ini diadakan tidak hanya ke Malaysia, namun juga bisa ke negara lain.

“Selamat belajar di negara orang, cari sebanyak mungkin pengalaman dan jangan lupa kalian membawa nama UMM di sana. Semangat terus dan yang terpenting jangan lupa untuk mengabari serta meminta doa restu kepada orang tua,” pesan Fauzan.

                Dosen Psikologi UMM Muhammad Fath Mashuri, S.Psi., M.A., yang juga pendamping menjelaskan bahwa tujuan dari program ini yaitu untuk memberikan dukungan psikologis kepada pekerja migran Indonesia yang ada di kedutaan. Fath, panggilan akrabnya, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi UMM dengan kedutaan Indonesia.

Adapun 14 mahasiswa yang berangkat dibagi menjadi dua tim. Tim pertama berangkat Senin (12/9) lalu, selama dua minggu mereka melakukan riset atau asesmen mengenai permasalahan apa saja yang dialami pekerja migran disana.

Setelah tim pertama melaporkan asesmennya, tim kedua merancang program yang kemudian berangkat pada 3 Oktober mendatang. Sama dengan tim pertama, tim ini juga mengaplikasikan rencana program yang telah dibuat.  “Mahasiswa yang mengikuti program ini nantinya juga bisa melakukan konversi nilai ke dalam mata kuliah, karena telah mempraktikkan asesmen dan intervensi psikologis,” katanya.

Sejalan dengan apa yang diharapkan Rektor UMM, Fath juga berharap bisa melebarkan program ini ke berbagai tempat untuk memberikan dukungan psikologis bagi pekerja migran Indonesia. Dengan begitu, manfaat yang diberikan dapat dirasakan banyak pihak.

Sementara itu, salah satu mahasiswa Psikologi UMM Silbia Opnia Rista mengaku beruntung bisa ikut serta program ini. Apalagi bertaraf internasional sehingga bisa memberikan banyak pengalaman baginya. “Jadi saya tidak hanya belajar ilmunya saja, tapi benar-benar bisa mengaplikasikannya di masyarakat. Semoga apa yang saya lakukan di sana bisa memberikan manfaat bagi para migran Indonesia,” harapnya. (imm/bua)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img