spot_img
Monday, April 14, 2025
spot_img

Berkumpul, Belajar Bersama

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA – Tak sekadar hobi dan punya kucing peliharaan. Tapi sampai mencari cara agar kucing peliharaan sehat. Salah satu caranya seperti bergabung dalam Indonesian Cat Association (ICA). Berdiri sejak tahun 2004 lalu. Saat ini anggota ICA di Malang sebanyak 300 orang.

Ketua ICA Cabang Malang  Wisnu Priyo Hadi Wibowo mengatakan ICA merupakan organisasi yang berafiliasi dengan FIFe (Fédération Internationale Féline). “FIFe ini pusatnya di Eropa. Yang mengelola pendaftaran dan pengakuan ras kucing,’’ katanya.

-Advertisement- HUT

ICA dikatakan Wisnu berdiri diawali dengan berkumpulnya para pecinta kucing di Malang. Mereka tidak sekadar ngobrol atau pamer koleksi kucing. Namun juga saling bertanya jawab terkait perawatan dan kesehatan kucing. Termasuk soal breeding (pembiakan kucing).

“Dari situlah para pecinta kucing ini kemudian mengusulkan adanya organisasi. Yang tujuannya, mempermudah kami untuk mendapatkan akses edukasi terkait perawatan sekaligus breeding,’’ ucap Wisnu.

Dia sendiri tidak mengetahui secara rinci bagaimana awal ICA berdiri. Mengingat dirinya baru bergabung di ICA sejak 2010 lalu.

Tapi sepengetahuan pria 37 tahun ini, cabang baru berdiri melalui proses. “Contohnya di kota A akan mendirikan cabang ICA. Maka komunitas yang ada akan membuat surat permohonan ke pusat ICA di Jakarta. Selanjutnya ICA pusat turun dan meninjau langsung layak atau tidaknya komunitas tersebut,’’ kata Wisnu.

Dia mengatakan pendirian cabang baru tidak semudah yang dibayangkan. Karena ICA adalah organisasi yang dapat menerbitkan sertifikat Pedigree untuk kucing ras. “Mulai usul sampai dengan diresmikan waktunya bisa satu tahun bahkan bisa lebih,’’ ungkap Wisnu yang kemarin didampingi oleh sang istri Dika Zulyani.

Wisnu sendiri mengaku dirinya tertarik masuk organisasi  karena selain mencintai anabul tersebut, juga ingin pembiakan.

“Tahun 2010 kami masuk menjadi anggota kemudian 2011 jadi pengurus. Sebagai anggota kami banyak mendapatkan edukasi terkait managemen breeding,’’ tambahnya.

Dia juga mengatakan saat menjadi anggota dirinya banyak belajar tentang perawatan dan kesehatan kucing. “Di organisasi ini kami saling bertukar wawasan terkait perawatan kucing. Yang tentunya tujuannya adalah agar kucing kami sehat,’’ ucap Wisnu.

Lantaran itulah banyak pecinta kucing kemudian bergabung. Mereka berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari pengusaha, dokter, mahasiswa dan lainnya.

“Tidak semua anggota memiliki kucing ras. Banyak di antaranya memelihara yang bukan ras. Mereka gabung karena kecintaanya dengan kucing, dan ingin mengetahui lebih banyak tentang kucing,’’ urainya. 

Namun demikian, anggota yang tidak memiliki kucing ras tidak bisa melakukan breeding. Termasuk saat kucing non ras ikut kompetisi wajib steril. “Ada syarat memang untuk kucing non ras yang ikut kompetisi yang digelar ICA. Yaitu wajib steril. Ini sebagai upaya untuk menekan perkembangbiakan kucing liar,’’ tambahnya.

Wisnu pun mengatakan tidak sedikit dari anggota ICA menjadikan kucing  untuk berbisnis. Itu karena harganya yang mahal. Untuk ras-ras tertentu dan diakui oleh ICA harga anakan per ekornya bisa mencapai puluhan juta. Salah satunya dia menyebutkan jenis kucing Persia atau exotic.

“Jenis ini kalau bersertifikat dijual mulai Rp 10 juta. Sedangkan yang tidak bersertifikat dijual mulai Rp 3 jutaan,’’ urainya.

Namun demikian, Wisnu meminta agar masyarakat tidak silau dan belajar lebih dulu terkait dunia kucing serta manejemen pemeliharaan kucing. “Jika orang awam kemudian memaksa diri tanpa membekali diri dengan ilmu perawatan yang benar jatuhnya malah rugi besar. Itu juga yang kami sampaikan kepada para anggota. Sebelum mereka terjung breeding, agar lebih dulu membekali dengan ilmu pengetahuan,’’ pungkasnya.(ira/van)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img