.
Saturday, December 14, 2024

Berpotensi Alami Culture Shock, Harus Cepat Adaptasi

Berita Lainnya

Berita Terbaru

MALANG POSCO MEDIA, MALANG – Culture Shock merupakan suatu hal yang biasa terjadi ketika di lingkungan baru. Culture Shock atau yang biasa disebut dengan keterkejutan budaya adalah istilah yang biasa digunakan untuk mengekspresikan kegelisahan dan perasan seseorang yang dirasa apabila menemui sesuatu yang asing dalam kehidupannya. Seperti berada di negara asing.

Sebagai edukasi untuk menyikapi perasaan tersebut, Universitas Wisnuwardhana Malang (Unidha) menggelar Bincang Santai dengan tema Culture Shock. Mengundang Dosen Fakultas Psikologi Universitas Wisnuwardhana, Minggus S. Masela, S.Psi., M.Psi., sebagai narasumber.

Culture shock adalah suatu kondisi atau situasi yang tidak dimengerti. Itu kata Masela, saat menyampaikan materi. Karena mengalami kondisi itu seseorang tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Contohnya, ketika seseorang berada di suatu daerah tertentu dengan budaya baru, maka orang tersebut akan mengalami culture shock. Baik lingkungan maupun sosial. Akibatnya, akan memunculkan perasaan gelisah dan cemas. Bahkan, ketakutan dalam melakukan interaksi dan komunikasi.

“Katakan lah dalam lingkungan kampus. Dengan individu yang berbeda serta dalam lingkungan yang sama, maka fenomena Culture Shock bisa terjadi,” lanjutnya.

Menurut Masela, kampus adalah tempat berbagai culture shock. Sebab, kampus tidak hanya menampung mahasiswa dari satu daerah. Melainkan dari berbagai daerah, seperti Indonesia timur.

Mahasiswa yang bukan asli daerah harus menyesuaikan diri serta mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.

“Kebanyakan mereka mengalami Keterkejutan Bahasa. Mereka takut untuk berkomunikasi, tapi mau tidak mau mereka harus bisa menyesuaikan dan berinteraksi dengan lingkungan baru,” sambungnya.

Indonesia memiliki banyak budaya dan bahasa yang berbeda. Culture shock dapat mempengaruhi mental seseorang. Apabila mereka kurang percaya diri dan merasa kurang dalam hal pengetahuan.

Namun sisi positifnya, culture shock dapat menggabungkan perbedaan yang ada. Mahasiswa yang berasal dari luar daerah akan belajar hal baru. Membentuk pertemanan dan memulai interaksi dengan teman yang berbeda. “Rata-rata situasi ini dapat teratasi dalam kurun waktu satu bulan,” terangnya.

Sementara itu, culture shock berhubungan dengan istilah zona nyaman. Tidak semua orang dapat keluar dari zona nyaman. Zona nyaman biasanya mengacu pada situasi seseorang yang tidak menginginkan dunia baru.

Apalagi yang berhubungan dengan budaya. Sehingga, perlu adanya tujuan dalam kehidupan. Agar dapat keluar dari zona nyaman.

“Ketika seseorang berada di lingkungan baru harus ingat tujuan utamanya. Dengan begitu, tanpa sadar dia akan beradaptasi dengan sendirinya,” terang Masela. (mda/imm)

Berita Lainnya

Berita Terbaru

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img